Permintaan Maaf Seokjin dan Peringatan Taehyung

3 1 0
                                    

Aku menatap punggung Seokjin yang membelakangiku karena sibuk membuatkan jus jeruk pesananku.

Tadinya, siang-siang yang panas begini aku masih sibuk bergolek lemah di atas lantai dengan perut terbuka, mencari dingin dari keramik yang tersusun rapi di bawah tubuhku.

Musim panas agaknya sudah mau tiba, menjadikan suhu baik di luar ataupun dalam ruangan meningkat berkali-kali lipat. Tipikal makhluk kutub sepertiku sudah hampir sekarat dengan keadaan ini.

Namun tiba-tiba bak angin surga yang sejuk menyapa, Seokjin datang ke rumah membawakan semangka merah dingin yang manis untukku dan nenek. Tapi, belum juga puas membabat habis si buah berair itu, Seokjin mengajakku ke rumahnya–rumah bibi Kim.

Saat ku tanya untuk apa ia hanya menyuruhku untuk cepat saja. Aku pun menurutinya, dan sekarang ku dapati rumah yang nampak sepi. Sepertinya bibi dan paman Kim sedang meladang. Walau panas begini mereka memang tetap bekerja keras. Sungguh panutan bagiku yang agak pemalas.

Begitu masuk ke rumah, Seokjin langsung mengambil tempat di depan meja dekat kompor. Dengan pisau buah di tangannya, ia membelah beberapa jeruk menjadi dua dan sibuk mengambil sarinya.

Saat ia hendak menuangkan es batu ke dalam gelas segera ku hentikan dan mengambil alih sendok dari tangannya.

“Biar aku saja yang taruh es nya,” ocehku sembari fokus dengan es batu yang kutuang berhasil memenuhi hampir separuh dari cangkir besar di hadapanku.

Oppa, ini air jeruknya sudah diberi gula?”

Seokjin tidak menjawab namun mengangguk sekali. Matanya seperti memerhatikan setiap gerakan yang ku lakukan di dapurnya, seolah takut akan ada kekacauan yang bisa saja terjadi.

Oppa, mau segelas?” tawarku sembari menyodorkan segelas penuh jus jeruk yang manis dan dingin.

“Tidak, untukmu saja.”

Aku tersenyum senang. Dahagaku yang sudah cukup puas dengan segelas jus jeruk milikku kini akan bertambah dengan gelas milik Seokjin. Siang yang baik sekali.

Walau di luar cuaca cukup panas, sepertinya hatiku berubah menjadi sedikit lebih sejuk berkat jus jeruk dari Seokjin.

Setelah kedua gelas jus tadi habis aku pun bergerak ke wastafel lalu mencuci alat-alat yang digunakan Seokjin saat membuatnya. Setidaknya inilah yang bisa kulakukan sebagai balas budi dari jus yang nikmat di siang yang gersang.

Aku mencari-cari lap tangan namun tidak jumpa, akhirnya tangan yang basah, ku seka di baju yang kupakai.

Selesai semuanya, aku melihat Seokjin yang masih setia dengan tatapannya pada setiap gerakanku. Sebetulnya agak canggung dan aneh rasanya diperhatikan begitu. Bahkan saat mata kami sempat bertemu pun, cepat-cepat kualihkan pandanganku ke arah yang lain.

Dadaku sedikit berdegup kencang karena situasi ini, maka dengan segenap kesadaran yang tidak ikut menguap sebab panas, aku pun pamit hendak pulang saja.

Oppa, terimakasih atas jus jeruknya. Enak sekali!”

Seokjin mengangguk tetap tidak bersuara.

“Oppa, aku pulang saja ya. Gelasnya sudah ku cuci, hehe”

Kakiku perlahan melangkah keluar dari dapur. Bisa kurasakan Seokjin mengikuti langkahku dengan pelan hingga tepat selangkah lagi aku resmi keluar dari rumahnya, ia mengatakan sesuatu yang seharusnya dari lama ku dengar.

“Maaf karena waktu itu membatalkan janji kita tanpa berkata apapun padamu, Shin Ju-ya..”

Kenapa baru sekarang? Sudah seminggu yang lalu dan kau baru mengatakannya sekarang? Harusnya kau tau ya, sebab seenak jidat membatalkan janji, aku harus terjebak dengan waktu yang menyebalkan bersama saudara lelakimu! Taehyung yang menyebalkan itu! Kau juga sama menyebalkannya! Kalian dua saudara yang sama saja!

2 TASTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang