CHAPTER 15

8 1 0
                                    

Keheningan malam terpecahkan oleh Tristan yang masih merasa penasaran terhadap 'urusan' yang dilakukan oleh Brandon sampai sahabatnya itu menghilang begitu saja.

"Kau tidak mau memberitahukan kepadaku urusan apa yang harus kau selesaikan sampai membuatmu menghilang seperti itu?" Tanya Tristan pelan.

Brandon menatap Tristan sekilas, ia menunduk untuk menatap bungkus camilan yang ada dalam genggamannya. "Aku mendapat hukuman."

Tristan mengernyit. "Hukuman? Hukuman seperti apa dan bagaimana bisa kau dihukum, Brandon? Kau mendapatkan label prajurit sempurna tanpa celah."

Brandon menghela napas. Dengan tenang ia pun menjawab, "yeah, aku tahu itu. Hukuman yang kudapatkan dari Jupiter adalah mengangkat, memindahkan, dan menyusun karung-karung berisi amunisi seberat 20 kilogram setiap harinya selama sekitar 10 hari, mungkin? Entahlah." Brandon mengedik, "aku tidak menghitung hari sejak hukuman itu berlangsung."

Tristan mengerjap kaget. Itu tugas yang luar biasa berat kalau diukur dengan kekuatan satu orang laki-laki seperti Brandon. Pantas saja tubuh Brandon jauh lebih berotot daripada sebelumnya. "Lalu, apa penyebab kau dihukum seperti itu?"

Brandon menatap mata Tristan lekat-lekat. "Aku melanggar tugasku. Tugas yang merupakan kewajiban penting dari Jupiter. Tugasku saat itu adalah menjaga Garnayse dan tidak meninggalkannya apapun yang terjadi, tapi..." Brandon membuang wajahnya ke arah lain. "...aku melanggarnya tanpa kusadari. Entah apa yang kupikirkan saat itu, namun aku sangat khawatir, Tristan. Malam itu, ketika Barrock dan anggota nya memeriksa gedung tempat para masyarakat beristirahat aku sudah diperintahkan oleh Jupiter untuk tidak meninggalkan Garnayse sendirian. Aku tidak boleh membiarkan Garnayse tertangkap oleh Barrock malam itu, tetapi di saat yang bersamaan Garnayse bermimpi. Dia ketakutan sampai-sampai kata-kata yang ia ucapkan di dalam mimpi itu keluar," Brandon menatap langit. Mengingat ekspresi wajah Garnayse yang begitu kesakitan dan sedih. "Dia memanggil nama kakaknya berkali-kali hingga aku berhasil membangunkannya. Setelah dia bangun, dia kehausan. Dia meminta air. Akupun tidak ragu memberikan permintaannya dan tak kusadari aku pergi meninggalkannya begitu saja hanya untuk segelas air. Aku melanggar perintah sederhana dari Jupiter agar tidak meninggalkan Garnayse sendirian."

"Kemudian, apa yang terjadi?"

"Hampir fatal." Brandon mengusap kening hingga ke belakang kepalanya. Gerak tubuhnya menunjukan begitu merasa bersalahnya dirinya terhadap Garnayse, "saat aku kembali dari mengambil segelas air untuk Garnayse, pria itu sudah berada tepat di depan bilik tempat Garnayse berbaring dan di belakangnya terdapat Gerald yang mengawasi perilaku pria itu."

"Siapa pria yang kau maksud?"

"Barrock. Aku berdiri tepat di hadapannya sementara dia sudah siap menyibak gorden yang merupakan satu-satunya tirai penghalang antara kami dengan brankar tempat Garnayse beristirahat. Dan saat itu aku dan Gerald mematung. Kami tak bisa berbuat apapun hingga akhirnya Barrock menyibak gorden tersebut lebar-lebar. Beruntung waktu itu Garnayse berhasil sembunyi di bawah brankar tanpa sepengetahuan Barrock."

Tristan mencebikan bibirnya, ikut menyayangkan hal itu. "Jika malam itu Barrock menemukan Garnayse, pasti tak hanya dia saja yang dalam masalah, tetapi kita semua yang ada di Daerah Empat ini akan terkena musibah, Brandon."

"Ya, aku tahu. Itu sebabnya aku tidak mengerti apa yang ada di pikiranku saat itu. Tak seharusnya aku melalaikan tugas dan kewajibanku." Brandon terpejam sesaat, "tidak seharusnya juga aku meninggalkan Garnayse waktu itu. Kalau dia tidak berinisiatif bersembunyi di bawah brankar, maka kita semua berada dalam masalah."

"Itulah sebabnya aku merasa sangat bersalah dan tanpa ragu sedikitpun menerima hukuman yang diberikan Jupiter kepadaku. Hukumannya dimulai ketika Garnayse mulai pulih. Aku pergi tanpa pamit dengannya dan menitipkannya kepada Gerald agar ia mau menemani Garnayse hingga sisa-sisa pemulihannya nanti." Brandon mendengus, merasa kasihan kepada dirinya yang terlalu bodoh pada malam itu, "mungkin itu alasannya Garnayse mencariku. Karena, aku meninggalkannya begitu saja tanpa pamit."

GarnayseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang