CHAPTER. 10

17 3 0
                                    

"Sungguh Brandon, tadi itu nyaris sekali." Kata Gerald sembari mengusap wajahnya dan menghembuskan napas panjang lewat mulut untuk mengutarakan perasaan lega nya ketika segalanya sudah berlalu.

Barrock beserta tim nya pergi sejak dua jam yang lalu dan cukup lama menetap di Daerah 4 hanya untuk pemeriksaan. Tetapi, sepertinya dewi fortuna sedang berpihak pada mereka. Terutama pada Garnayse. Karena, hingga detik ini tidak ada satupun orang dari Sentral City yang menemukannya. Status dirinya masihlah buronan, namun itu bisa saja di atur dengan menjalankan beberapa proses lagi agar dirinya bisa diterima sepenuhnya untuk tinggal di Daerah 4. Lebih tepatnya 'mengungsi' dan siap menerima pertanyaan-pertanyaan berkelanjutan yang akan diberikan Jupiter ketika keadaan sudah membaik.

"Apa maksudmu?" Jupiter menaikan sebelah alisnya dan melirik Gerald. Dia belum tahu apa pun sejak kepergian Barrock berserta tim nya. Dia pun baru tiba di bilik peristirahatan Garnayse beberapa menit yang lalu.

"Tadi Barrock hampir saja menemukan Garnayse." Jawab Gerald seraya mengalihkan pandangannya ke arah Garnayse yang sudah sepenuhnya sadar meskipun ia tidak terlalu banyak berbicara.

Kedua mata Jupiter terbelalak lebar. "Benarkah? Bagaimana bisa?" Ia menatap tajam ke arah Brandon. "Kau meninggalkannya sendirian di sini?" Kali ini pertanyaan itu hanya ditujukan khusus kepada Brandon yang notabene memiliki tugas khusus untuk menjaga Garnayse selagi situasi belum aman.

"Aku tidak bermaksud seperti itu."

"Tetapi, tetap saja itu suatu kecerobohan, Brandon!"

Brandon menunduk menghadap Jupiter dengan posisi tegap. "Maafkan aku. Aku lalai dalam menjalankan perintah."

Jupiter mencebikan bibirnya. "Sejujurnya aku agak terkejut, karena kau baru pertama kali melalaikan tugas dan melenceng jauh dari perintah," Jupiter mengusap-usap dagu nya dengan jari-jemarinya sembari memandang Brandon dengan tatapan menyelidik. "Apa yang membuatmu melakukan kelalaian fatal seperti itu, Brandon? Katakan." Ucapnya dengan nada rendah.

Brandon melirik Garnayse sekilas dan rupanya gadis itu memahami percakapan mereka sedaritadi.

"Aku kehausan," bukan Brandon yang menjawab melainkan Garnayse yang langsung membuka mulut. Melihat Jupiter terlihat cukup kecewa dengan Brandon--Garnayse pun bermaksud untuk menjelaskan segalanya. "Aku meminta nya untuk mengambilkan air minum." Jelas Garnayse singkat.

Brandon menghela napas.

"Oh, begitu?" Jupiter menaikan kedua alisnya menatap Garnayse sekilas, lalu kembali menatap Brandon. "Apa yang ia katakan benar? Ayolah, Brandon! Aku ingin mendengar itu semua keluar dari mulutmu sendiri!" Jupiter mengucapkannya dengan penuh penekanan, tetapi sebenarnya ia tak bermaksud untuk marah.

"Ya, aku yang menawarkannya untuk mengambilkan minum. Dia kehausan. Aku tidak mengira kalau Barrock akan bertindak sejauh ini." Jawab Brandon pada akhirnya.

Jupiter menggeleng-gelengkan kepala. "Tetap saja kau melanggar perintahku. Aku memerintahkanmu untuk tetap bersama Garnayse dan mengawasinya, 'kan?"

Brandon mengangguk. Tak menjawab.

"Ya, kalau begitu setelah kondisi Garnayse mulai membaik, aku harap kau bersedia menerima hukuman karena telah melanggar perintah."

Brandon hanya diam dan membungkam, namun tak juga menatap mata Jupiter. Ia masih tetap dalam posisi sebelumnya.

"Kau dengar ucapanku, kan? Aku bertanya, apa kau bersedia menjalankan hukuman atas kelalaianmu?" Tegas Jupiter.

"Ya, aku bersedia dan aku siap menerima hukuman apa pun." Jawab Brandon cepat dalam satu tarikan napas.

GarnayseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang