"Mengapa kau melakukan itu, Kawan?" Tanya Tristan dengan tatapan terbelalak tak percaya. Ia terkejut melihat Brandon seperti itu lagi. "Bukankah kau sudah ber--"
"Tanyakan itu kepada Elena. Bukan kepadaku." Jawab Brandon dingin dengan tatapan datar melirik Tristan.
Kini, di dalam kantin tersebut hanya ada Brandon, Tristan, dan Yuri. Sebenarnya hanya tersisa Brandon yang masih menikmati makanannya, tapi Tristan dan Yuri menunggu dirinya sambil mempertanyakan hal ceroboh yang Brandon lakukan tadi. Jika saja Jupiter melihat dia melakukan itu, maka Brandon akan terkena hukuman lagi. Tak hanya Brandon, tetapi juga Elena. Mereka berdua nyaris membuat keributan meskipun salah terbesar ada pada Elena.
"Kalau tadi ada Jupiter mungkin kau sudah dihukum." Timpal Yuri.
Brandon diam saja dan mengunyah makanannya dengan nikmat seolah tak menganggap keberadaan dua orang teman di hadapannya.
Tristan berdecak. "Dan lagi, mengapa kau makan di kantin?"
Brandon menaikan sebelah alisnya, menelan makanan yang ada dalam mulutnya, lalu menatap Tristan dan berkata, "memangnya tidak boleh?"
Yuri menahan tawa. "Pertanyaan bodoh, King Kong." Gumam nya menyindir Tristan dan hanya mendapat lirikan sinis dari pria latin itu.
Tristan berdeham untuk menghilangkan kebodohan yang tampak jelas di wajahnya, lalu menatap Brandon dengan sangat serius. Brandon pun menatap balik meskipun sambil terus mengunyah. "Maksudku, tidak biasanya saja kau makan di kantin. Seperti ada yang aneh," Tristan memegangi dagu nya dan memasang wajah ala-ala berpikir.
Brandon menghela napas dan mengedikan kedua bahunya sekilas, kemudian lanjut menatap makanan.
"Berbicara dengan Brandon itu hampir sama seperti berbicara dengan batu, teman-teman." Seru seseorang yang terdengar menggema diiringi bunyi tertutupnya pintu besi kantin.
Semua mata tertuju pada sosok laki-laki yang beberapa hari ini keberadaannya sempat diragukan. Bahkan, di antara mereka bertiga hampir tidak menyadari kepergiannya. Laki-laki itu adalah Danniel. Dengan pesona rambut pirangnya yang dipotong model cepak, kulit yang paling putih dari ketiga orang temannya, dan mata bundar nya yang sangat tidak senada dengan tubuhnya yang sangat berotot. Mata bundar itu bisa menjatuhkan pesona kepada siapapun dan membuat semua wanita jatuh cinta dengannya. Danniel berada di nomor dua di antara mereka berempat yang paling mencolok setelah posisi pertama diduduki oleh Brandon. Jika Brandon tergolong misterius, maka Danniel lebih suka tampil beda dan menunjukan kelebihannya meski tidak kurang lebih dari Tristan.
"Ya, ya, kau ke mana saja, huh? Pergi juga tidak bilang kepada kami dan menghilang begitu saja." Tristan mencibir.
Yuri memperbaiki letak kacamatanya. Kedua matanya menyipit memandangi Danniel dari bawah ke atas. "Pakaianmu seperti baru pulang dari perburuan."
Danniel mengambil tempat duduk di samping Brandon dan menghela napas panjang. "Ya, begitulah. Aku hanya menjalankan perintah dari Jupiter yang mengirimku ke bagian terjauh di Selatan."
"Untuk apa kau ke sana?" Tanya Tristan.
"Jupiter memintaku untuk bernegosiasi dengan aliansi yang ada di sana. Hanya ada satu aliansi dan Jupiter memintaku agar bisa membujuk mereka untuk bergabung dengan Daerah Empat ini."
Yuri mengernyit. "Aliansi? Itu berarti mereka tidak tergabung dalam Daerah apapun."
Danniel mengangguk. "Yap, benar sekali, Kurus. Aliansi mereka berdiri sendiri dan pada dasarnya mereka itu adalah kelompok yang tertinggal dan menyembunyikan diri. Jupiter lebih suka menyebutnya 'terbuang'. Mereka membangun tempat tinggal dan mencari segala macam yang dapat menopang hidup mereka dengan mengandalkan kerja sama."

KAMU SEDANG MEMBACA
Garnayse
Fiksyen SainsKehidupan di kota New York harus terbagi menjadi empat distrik atau mereka sebut empat daerah. Dengan di tengah empat daerah itu terdapat sebuah kota kecil sebagai penopang bernama Sentral City. Kehidupan tidak membaik meskipun New York di perkecil...