Brandon menoleh ke kanan dan ke kiri untuk melihat keadaan sekitarnya yang benar-benar sepi. Derap langkah kakinya bergantian dengan Gerald dan hanya itu bunyi yang mendominasi di dalam gedung sepi seperti ini. Brandon bertanya-tanya mengapa Gerlad membawanya bertemu dengan Jupiter ke ruangan pemimpin mereka secara langsung. Tidak seperti biasanya Jupiter mengajak Brandon berbicara di dalam ruangannya yang terkenal sepi, tersembunyi, dan jauh dari keramaian. Kecuali jika ada sesuatu yang sangat penting mengganggu pikirannya.
"Aku rasa yang ingin dibicarakan oleh Jupiter sangatlah penting." Gumam Brandon.
Gerlad mengangguk. "Ya, mungkin."
Brandon menatap Gerald yang berjalan bersisian dengannya sekilas. "Kau baru pertama kali ke sini?"
"Benar sekali. Ini pertama kalinya aku mengunjungi ruangan pribadi Jupiter, karena yang kutahu pemimpin kita itu selalu saja bekerja di ruang kendali utama di dekat pagar menuju perbatasan Daerah Empat."
Brandon mendengus pelan. "Dia selalu saja berdiri paling depan di antara anggota nya."
Gerald tergelak pelan. "Kau tahu, Jupiter itu kuanggap sebagai panutanku. Dia pemimpin yang bijaksana dan pemberani tanpa membeda-bedakan anggota nya. Aku memang cukup jarang keluar dari gedung perawatan masyarakat kecuali jika dia memanggilku."
Brandon mengangguki ucapan Gerald. Itu memanglah benar, karena dari yang terlihat Jupiter tidak melewatkan sedikitpun celah untuk mendapatkan kesempatan demi mewujudkan kemakmuran Daerah Empat beserta masyarakatnya. Brandon sudah melihat semua itu sejak ia kecil dan hidup di bawah bayang-bayang Jupiter sebagai sosok seorang kakak. Dia lah yang membuat Brandon mampu keluar dari masa lalunya yang buruk dan hina. Dia juga yang telah menjadikan dirinya kuat seperti sekarang ini.
"Nah, itu pintu ruangannya, 'kan?" Tanya Gerald sembari menunjuk ke arah pintu besi ganda tak jauh di depan mereka.
Hanya membutuhkan beberapa langkah lagi untuk tiba di sana.
Brandon hanya menganggukan kepalanya dan mereka pun tiba di depan ruangan Jupiter. Gerald mengetuk dan mendengar suara Jupiter mempersilahkan mereka untuk masuk.
Gerald mendorong pintu tersebut hingga terbuka lebar dan memperlihatkan sosok Jupiter berdiri memunggungi mereka. Jupiter berdiri tegak dengan tangan kanannya yang masuk ke dalam kantung celana, kemudian dia nampak begitu serius memandangi sebuah peta yang terbentang luas dan sengaja ditempel ke dinding. Ketika Gerald menutup pintu, Brandon terlebih dahulu berjalan mendekat tanpa memutus pandangannya dari peta yang terbentang luas di dinding itu. Semakin dekat ia melihat, maka semakin jelas terlihat banyaknya daerah yang dilingkari menggunakan spidol berwarna merah tua dan juga pin berwarna merah, hitam, dan biru.
Brandon mengernyit. Perasaannya menjadi tidak enak. "Apa ini, Jupiter?"
Jupiter berdeham. "Ah, rupanya kalian yang datang. Aku sudah menunggu sejak tadi." Jupiter menolehkan kepalanya menatap Brandon yang masih senantiasa menatap peta.
"Apa yang ingin dibicarakan dengan kami, Jupiter?" Tanya Gerald terlebih dahulu.
"Brandon, kemari sebentar." Jupiter menepuk pundak Brandon sebelum beralih ke meja kerja nya.
Brandon hanya memutar badannya tanpa melangkah mendekat ke arah meja kerja Jupiter. Jupiter mendaratkan bokongnya ke kursi di balik meja kerja nya, lalu mengaitkan jari-jemarinya dan menopang siku di atas meja. Raut wajahnya terlihat tenang, namun juga cemas sekali. Bahkan, Jupiter terlihat sedang berpikir mau memulai pembicaraan ini darimana, karena terlalu banyak hal penting yang harus mereka bicarakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garnayse
Science FictionKehidupan di kota New York harus terbagi menjadi empat distrik atau mereka sebut empat daerah. Dengan di tengah empat daerah itu terdapat sebuah kota kecil sebagai penopang bernama Sentral City. Kehidupan tidak membaik meskipun New York di perkecil...