AISYAH 3

22 12 2
                                    

Juna yang mendengar teriakan mami Ana langsung berlari keluar begitu juga Arkam dan istrinya yang kebetulan sedang bertamu di rumah keluarga Juna.

"Ada apa mi?" tanya Juna saat sudah diluar rumah.

Aisyah tak bisa untuk menghindar lagi, percuma saja karna kini Arkam sudah berada dihadapanya bersama dengan kekasih halalnya, Aisyah kembali kenakan kaca mata hitamnya untuk menutupi mata pandanya.

"Hmm.., ka Arkam ini ponsel kakak kan? maaf Aisyah baru mengembalikannya sekarang, Aisyah pamit yah Assalamualaikum" ucap Aisyah menghindar namun Juna malah menahannya.

"Ka lepasin, Aisyah ada urusan" jelas Aisyah berusaha melepas lengannya dari gemgaman Juna.

"Dek kamu kenapa? habis nangis yah?" tanya Juna sembari memperhatikan Aisyah.

"Kamu yang semalam menelpon sayakan?" ucap wanita berhijab biru muda dengan warna baju gamis yang senada.

"Iya mbak, saya minta maaf yah menganggu mbak diwaktu istirahatnya" ucap Aisyah dengan ramah.

"Ahh tidak sama sekali, kenalin saya Marwa" ucap istri dari Arkam dengan mengulurkan tangannya.

"Aisyah. Mbak istrinya ka Arkam kan?" tanya Aisyah membalas jabatan dari wanita yang bernama Marwa, Marwa pun mengangguk Aisyah hanya bisa tersenyum menahan rasa sakit hatinya.

Terdiam Aisyah saat memandang kedua pasangan halal tersebut, pikirannya melayang entah memikirkan apa yang jelas hatinya saat ini pasti terluka, mengapa dulu Arkam seakan memberi luang untuk Aisyah singgah jika pada akhirnya akan dikecewakan seperti saat ini.

"Aisyah kamu kenapa?" tanya Marwa heran karna melihat Aisyah melamun, Aisyah mengeleng ia tersenyum menutupi segala rasa.

Juna yang melihat ketidak biasaan dengan sikap Aisyah, ia tanpa engan menarik kaca mata hitam yang Aisyah kenakan, Juna memperhatikan mata merah Aisyah yang sembap.

"Apa sih ka?" gerutu Aisyah setengah kesal.

"Ikut kakak" ajak Juna langsung menarik lengan Aisyah untuk menjauh dari mami Ana, Arkam dan juga Marwa.

Juna memaksa Aisyah untuk menceritakan alasan Aisyah menangis karna apa, karna tidak biasanya Aisyah akan menangis sampai mata nya bengkak seperti saat ini kecuali saat ayah dan ibunya meninggal, Juna rasa Aisyah menangis karna hal lain.

"Aisyah rindu sama ayah dan ibu" lirih Aisyah yang memang ia pun merindukan kedua orang tuanya yang meninggal karna sebuah kecelakaan, di tatapnya oleh Juna wajah sendu Aisyah lalu menariknya kedalam kepelukannya.

"Jangan menangis lagi, masih ada mami papi yang juga sama orang tua kamu, jangan pernah merasa kalo kita adalah orang lain Aisyah" jelas Juna yang membuat Aisyah sedikit canggung dengan sikap Juna.

"Hah, iya ka" ucap Aisyah setengah kaget dan langsung melepas pelukan Juna.

"Aisyah" lirih Juna ia terkekah melihat kecangungan Aisyah, Juna mengacak lembut hijab Aisyah sembari tertawa merasa lucu.

Juna mengajak Aisyah untuk masuk kedalam rumahnya bergabung bersama kedua pasangan yang belum lama melangsungkan pernikahannya, Aisyah dengan menutupi kesedihan nya ia bertingkah seolah tak ada apapun.

"Mas Juna kapan mau nyusul?" tanya Marwa ditengah perbincangan sembari mengengam lengan Arkam.

"Doain aja" jawab Juna singkat.

"Emang udah ada Ka?" tanya Aisyah melirik kearah Juna.

"Belum" jawab singkat Juna yang membuat semua tertawa kecuali Aisyah yang hanya tersenyum kecil.

AISYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang