CINTA AISYAH 10

5 3 0
                                    

Aisyah ambil tasnya ia segera bergegas menuju kampusnya, kali ini Aisyah menumpangi Bus untuk menuju kampusnya, dalam perjalanan Aisyah menatap jalanan dari balik jendela kaca bus ia lihat seorang yang ia kenal tepat melintas dihadapannya.

"Pak Tariq" lirih Aisyah melihat Tariq yang tengah melaju dengan mobilnya.

Aisyah bertemu dengan sahabatnya yaitu Aylin di taman kampus, Aylin yang usia kandungannya sudah memasuki 4 bulan sedikit terlihat perut buncitnya, Aisyah tersenyum melihat sahabatnya yang tengah terduduk menunggu dirinya sembari sesekali mengelus perutnya.

"Assalamualaikum" ucap Aisyah langsung duduk disamping Aylin.

"Waalakumsalam, Aisyah" jawab Aylin.

"Bagaimana kabarmu, bagaimana kabar dari ponakan ku ini?" ucap Aisyah mengelus perut sahabatnya itu.

"Alhamdulillah baik, kamu ko keliatan kurusan?" tanya Aylin melihat tubuh Aisyah yang memang lebih kurus dari sebelumnya.

"Perasaan kamu aja" jelas Aisyah,

"Tidak Aisyah, apa kamu sakit?" ucap Aylin, Aisyah menggelengkan kepalanya.

"Tidak lama lagi S2 kita akan segera selesai, apa yang akan kamu lakukan Aisyah kedepannya, tetap disini atau akan kembali?" tanya Aylin, Aisyah terdiam memikirkan secepat inikah waktu berjalan ia rasa baru saja ia kemarin datang ke Madinah dan sebentar lagi ia harus segera pulang kembali Negara asalnya.

"Aku harus kembali, Aylin" lirih Aisyah yang merasa berat untuk meninggalkan tempatnya saat ini.

"Bersabarlah sahabatku, akan ada saat kebahagiaan itu hadir untuk mu" ucap Aylin menyemangti Aisyah.

"Sebenarnya kebahagiaan itu telah ada, hanya saja aku yang selalu lupa untuk mensyukurinya, dan salah ku sendiri selalu menjadikanya luka" ucap Aisyah dengan wajah tersenyum namun hatinya terasa perih.

"Laa Tahzan Aisyah, aku yakin kamu wanita yang kuat" ucap Aylin memeluk Aisyah yang hatinya tengah terluka.

"Allah tak akan menguji hambanya melampaui batas kemampuan seorang hambanya, Allah tahu bahwa kamu kuat Aisyah karna itu Allah menitipkan itu semua kepada mu, karna belum tentu jika yang lain yang rasakannya ia akan sekuat seperti kamu saat ini Aisyah" ucap Aylin, Aisyah tersenyum bersyukur karna memiliki sahabat seperti Aylin.

Setelah menemui Aylin, Aisyah masuk kedalam kelas pelajarannya hari ini, kali ini Tariq tak hadir padahal hari ini ia ada jadwal dikelas Aisyah. Aisyah heran bukankah tadi Tariq menuju kampus saat tadi Aisyah melihatnya dijalan namun ternyata Tariq tak ada bahkan tak menitipkan tugasnya.

"Tidak biasanya Pak Tariq tidak datang bahkan tidak memberikan materi apapun" heran Aisyah saat tiba dirumahnya.

Baru saja Aisyah duduk ponselnya sudah berdering, Aisyah segera menekan layar berwarna hijau pada ponselnya, melihat siapa yang memanggilnya namun tak ada nama kontaknya.

"Waalaikumsalam, siapa ini?" tanya Aisyah pada sipenelpon.

"Arkam" lirih Aisyah saat sipenelpon memberitahu namanya, Aisyah terdiam.

"Aisyah, hallo Aisyah?" ucap Arkam saat Aisyah hanya terdiam saja.

"I iya" gugup Aisyah.

"Buku kamu saya titipkan ke Juna yah, sekaligus tasbih kamu" jelas Arkam, Aisyah heran kenapa tasbih juga.

"Saya lupa kembaliin tasbih kamu yang tersangkut disaku saya dulu pas saya pake mobil kamu, mungkin kamu sudah lupa" jelas Arkam, Aisyah pun mengiyakan saja agar telponnya segera berakhir.

"Mas lihat tasbih Marwa ngak yang warna pink, Marwa mau pake tapi ko ngak ada" ucap Marwa tidak tahu bahwa tasbih yang ia selalu pakai adalah milik Aisyah, Arkam seketika terdiam begitupun Aisyah.

AISYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang