Aisyah mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk membuka pintu kamar Aylin, sampai ia menemukan martil dan langsung merusak kunci pintu tersebut.
"Aylin!" Aisyah tersentak melihat tubuh sahabatnya yang sudah tergeletak di lantai dengan darah mengalir dari tangannya.
"Astagfirullah, Aylin" Aisyah merengkuh tubuh Aylin dan mengangkatnya sekuat tenaga yang masih tersisa, ia bawa Aylin kerumah sakit menggunakan mobil Aylin yang berada di gerasi.
Sepanjang perjalanan Aisyah tak hentinya terus berdoa, meminta keselamatan untuk sahabatnya hingga tiba dirumah sakit Aisyah langsung memanggil beberapa perawat untuk segera menangani Aylin.
Aisyah tatap pintu ruangan yang didalam nya ada Aylin yang tengah ditangani oleh para Dokter, isak tangis Aisyah masih terdengar dalam setiap kalimat doanya, saat melihat seorang Dokter keluar Aisyah bangkit dari duduknya dan langsung menghampirinya.
"Dok bagaimana keadaanya?" tanya Aisyah,
"Beruntung anda segera membawanya kemari, Alhamdulillah ia masih bisa kami tolong" jelasnya membuat Aisyah sedikit merasa tenang.
"Bayi yang dikandungan nya pun tidak apa apa" ujar Dokter tersebut membuat Aisyah kaget bukan main, Aisyah tak kuasa untuk memepong tubuhnya ia terjatuh terduduk diatas lantai dengan tangan yang membekap mulutnya.
"Anda kenapa? bangunlah" ucap Dokter membantu Aisyah untuk berdiri.
"Terima kasih, Dok" ucap Aisyah, Dokter tersebut pun pergi.
Aisyah tatap wajah sahabatnya, pikiran Aisyah melayang memikirkan bagaimana mungkin Aylin wanita yang selalu menjaga dirinya yang terkenal dengan kesolehaanya bisa melakukan hal seperti itu.
"Aylin" lirih Aisyah saat melihat Aylin sudah tersadar, Aylin seketika menangis sejadi jadinya.
Aisyah memeluk tubuh Aylin berusaha untuk menenangkan,
"Jangan pernah melakukan hal itu lagi, jangan pernah berniat untuk mengakhiri hidupmu Aylin" lirih Aisyah, "jangan pernah merasa sendirian, aku sahabatmu, kita saudara sesama muslim, ceritakan apa yang membuat mu seperti saat ini" ucap Aisyah mengengam lembut jemari Aylin.
"Aku menyesal Aisyah, aku menyesal mengenal dia" ucap Aylin.
"Kahlil Cahil?" tanya Aisyah, Aylin terdiam ia tak mampu menjawab.
"Berikan alamatnya" pinta Aisyah, Aylin yang sudah merasa putus asa memberi tahu alamat dari Kahlil Cahil.
Tanpa menunggu lama Aisyah segera bergegas dengan mobil Aylin menuju alamat dari Kahlil Cahil, setibanya didepan rumah Kahlil Cahil, Aisyah segera keluar dari mobilnya dan meminta penjaga rumah untuk membukakan pagar rumah tersebut namun mereka tak mendengarkan Aisyah.
Tanpa rasa ragu Aisyah masuk kembali dalam mobil tanpa segan Aisyah langsung menabrak pagar rumah tersebut, membuat sikunci pagar langsung terbuka tanpa menunggu lagi Aisyah langsung menancap gasnya menerobos penjaga yang meneriakinya, saat sudah didepan rumah Aisyah segera turun dan memanggil sipemilik rumah.
"KAHLIL CAHIL" teriak Aisyah, tak kunjung keluar Aisyah mengedor gedor pintu rumah Kahlil dengan keras.
"Apa!" bentak seorang pria tinggi bernama Kahlil Cahil.
"PRIA BEJAD" bentak Aisyah mendorong tubuh tinggi Kahlil Cahil yang kekar.
"GILA" ucap Kahlil Cahil.
"Kamu yang gila, kau apa kan sahabat ku, HAH" sentak Aisyah, hilang sudah sifat lembut dan angun Aisyah saat ia membela sahabatnya, "bertanggung jawablah atas apa yang telah kamu lakukan kepada sahabat ku" lirih Aisyah mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH
RandomAisyah seorang wanita muslimah yang selalu menjaga dirinya termasuk menjaga cinta dalam hatinya, jika sebagian orang lebih memilih untuk meperlihatkan cintanya beda halnya dengan Aisyah yang lebih memilih untuk memendamnya dalam diam. Entah bagaiman...