Baru saja Aisyah selesai membaca Al-Quran, ponselnya kembali berdering Aisyah raih ponselnya dan langsung menjawabnya.
"Assalamualaikum Ka" salam Aisyah,
"Ngak Ka itu bukan bukunya Aisyah, Kakak gak usah ambil buku dari Ka Arkam" jelas Aisyah pada Juna.
"Tapi Arkam bilang kalo itu punya kamu" ucap Juna keheranan,
"Pokonya jangan kakak terima yah baik buku, atau tasbih" pinta Aisyah, Juna pun mengiyakan lalu segera mematikan telponnya.
Juna kembali menghampiri Arkam yang sedang terduduk di kursi teras depan rumahnya.
"Sorry Ar, Aisyah gak nitipin buku atau pun tasbih katanya, dia gak mau ambil" ucap Juna pada Arkam.
"Tapi tasbih ini benaran punya Aisyah" beritahu Arkam.
"Iya sih, gue tau kalo itu punya Aisyah tapi Aisyah ko ngak mau ambil yah" heran Juna, "bukannya gue nolak sebaiknya lo bawa lagi Ar" ucap Juna, Arkam pun kembali membawa buku bukunya dan juga tasbih.
Arkam tidak menyimpan buku tersebut ke rak buku melainkan menaruhnya kedalam dus besar beserta tasbih milik Aisyah, lalu membawanya kedalam gudang ia tak ingin melihat apa pun yang pernah di miliki Aisyah karna itu membuatnya tak bisa melupakan Aisyah.
Aisyah seorang diri menatap indahnya langit malam yang bertabur bintang, angin meniup niup hijabnya, Aisyah yang berdiri mematung memegangi jendela kamarnya yang sengaja ia buka di malam hari, terdengar lantunan sholawat dari bibir Aisyah.
"Allohumma sholli ala sayyidina muhammadin wa ala ali sayyidina muhammadin shollatan tunjiina biha min jami'il ahwalu wal afaati wa taqdihi lanaa biha jamii'al haajati wa tuthoh- hurunaa biha min jamii'is sayyi-ati wa tarfa'unna biha a'lad darojaati wa tu-Ballighunaa biha aqshol ghoyaati min jami'il khoirooti fil hayati wa ba'dal mamati" terlantun dengan lirih sholawat Munjiat dari bibir Aisyah.
"Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan salam yang sempurna kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan di lepaskan dari segala macam kesusahan, tunaikan segala macam hajat, dan tercapai segala macam keinginan dan husnul khotimah, di curahkan air hujan (rahmat) dengan berkah pribadinya yang mulia. Semoga rahmat dan salam yang sempurna itu juga tetap tercurah kepada keluarga dan sahabat beliau, setiap kerdipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pegetahuan bagimu."
Aisyah berulang ulang melantunkan sholawat tersebut hingga waktu menunjukan pukul 11 malam Aisyah tutup kembali jendela tersebut dan mulai terlelap tidur diatas kasurnya.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat hari ini Aisyah tengah bersiap merapikan kembali pakeannya kedalam koper, Aisyah harus kembali ke Tanah Air.
"Aylin semogga kita bisa bertemu lagi, semogga kamu, suamimu juga pangeran tampan mu ini selalu dalam lindungan Allah" ucap Aisyah sebelum ia pergi menuju bandara dan meninggalkan kota Madinah ini.
"Hati hati Aisyah" ucap Aylin dan juga Kahlil, Aisyah tersenyum lalu segera pergi menuju bandara, setibanya dibandara saat Aisyah akan segera bersiap untuk menuju pesawat yang akan ia tumpangi, tak disangka ada Tariq yang sedang berlari kearah Aisyah.
"Aisyah!" teriak Tariq agar didengar oleh Aisyah, seketika Aisyah menoleh ia lihat Tariq dengan nafas yang tak beraturan tengah berjalan menghampirinya.
"Pak Tariq?" heran Aisyah melihat Tariq ada di hadapannya.
"Ini" ucap Tariq memberikan sebuah kotak kecil yang entah apa isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH
RandomAisyah seorang wanita muslimah yang selalu menjaga dirinya termasuk menjaga cinta dalam hatinya, jika sebagian orang lebih memilih untuk meperlihatkan cintanya beda halnya dengan Aisyah yang lebih memilih untuk memendamnya dalam diam. Entah bagaiman...