"Pantas saja cara jalanmu mengang-"
Kau membekap mulut Hye Ra yang bisa jadi akan mengatakan hal yang tidak pantas disuarakan dengan lantang. Bukan berarti kau tidak senang, kau hanya malu. Bagaimanapun, kau belum terbiasa dengan hal-hal semacam itu.
Hye Ra menyingkirkan segera menyingkirkan tanganmu. Kau terkekeh memandang tampang sebal yang sahabatmu itu tunjukkan. Tanganmu yang sudah memutar knop pintu terjeda gerakannya saat kau teringat sesuatu.
"Tapi Hye Ra, Young Hoon memintaku berhenti bekerja kalau nanti aku sudah hamil."
Ucapmu terdengar lemah. Hye Ra yang sudah mengambil beberapa langkah lantas berbalik kepadamu.
"Resign? Itu berarti kita tidak bisa bertemu setiap hari. Tapi tidak apa-apa, suamimu itu direktur eksekutif, tidak akan ada masalah jika nantinya kau menjadi ibu rumah tangga. Urus saja anak kalian dan juga suamimu, hm?"
Hye Ra mencoba menghiburmu.
"Aku hanya tak ingin berjauhan darimu, aku pasti akan merindukan masa-masa kita jalan-jalan sampai malam di akhir pekan sepulang dari kantor."
Hye Ra membuat ekspresi seolah akan menangis, kemudian memelukmu seperti tidak pernah bertemu bertahun-tahun.
"Lalu, bagaimana dengan Ju Yeon?"
.
Young Hoon tak hentinya tersenyum pada dirinya sendiri setiap kali terbayang wajahmu yang kadang menatapnya gugup. Baginya, kau sangat menggemaskan sampai Young Hoon ingin menggigitmu. Kini, dia telah seratus persen menjadi seorang suami untukmu. Tak pernah terlintas dalam benak Young Hoon sebelumnya. Perkiraan jika dirinya dan dirimu tak akan pernah bisa bersatu merupakan kesalahan besar.
Justru, ketika kalian terpisah, Young Hoon dikerubungi rindu tak terbendung. Rasanya tiap detik priamu ini ingin bersamamu, memelukmu, memberikan seluruh kasih sayangnya. Young Hoon yang keras kepala, egois dan playboy telah sirna, tergantikan oleh sisi dirinya yang pernah hilang. Sabar, pengertian serta setia. Young Hoon ingin mengubur semua masa lalunya yang kelam dan membuka masa depan yang cerah bersamamu. Hanya denganmu. Wanita yang dia cintai setelah ibunya sendiri.
"Ada apa ini."
Young Hoon menegur manager di perusahaannya yang terlihat sedang berdebat dengan seseorang. Lee Jae Hyun, sang manager seakan dibuat tak berdaya dan memilih membiarkan Young Hoon memeriksa sendiri siapa yang pagi-pagi merusuh di kantornya.
"Young Hoon?"
Dia adalah wanita yang ditemui Ju Yeon sewaktu kau dan dirinya melakukan kunjungan bisnis ke Kanada, sekaligus mantan kekasih yang amat dicintai Young Hoon sebelumnya, Ryu Su Jeong.
.
Kau memperhatikan jilidan HVS yang pernah kau tulisi dengan kalimat 'aku juga tidak mencintaimu, bodoh' dalam jumlah berlembar-lembar dengan tawa konyol. Kalau kau mau, kau mau menghapus kata tidak lalu mengganti kata bodoh dengan suamiku.
Terdengar berlebihan, namun kita semua tahu kalau saat seseorang dimabuk asmara, maka segala sesuatu yang tidak lazim pun berubah menjadi sesuatu yang wajar. Begitu juga yang tengah melanda hatimu saat ini. Otakmu hanya terisi satu nama, Kim Young Hoon.
.
Setelah sempat terlibat drama kecil, Young Hoon pun luluh dan memberi kesempatan Su Jeong mengobrol dengannya. Keduanya sedang berada di rooftop kantor Young Hoon.
Tiba-tiba Su Jeong memeluk Young Hoon dari belakang, menjadikan sosok yang dipeluk meronta. Young Hoon sebenarnya tidak kalah tenaga tetapi setelah dia mendengar isakan Su Jeong lelaki itu membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie (Completed)
FanfictionKim Younghoon yang keras kepala dan egois. Disandingkan dengan kamu yang tak pernah mau mengalah dan terus berbohong. Kalian disatukan dalam sebuah ikatan sakral yang ternyata, mengubah segalanya. Bisakah kalian menerima perubahan tersebut?