"Ibu, lihat ayah?!"
Kau menoleh pada Sang Hoon yang berjalan ke tempatmu sambil menenteng keranjang kecil yang masih kosong.
"Ayah kenapa, Sang Hoon?"
Wajah Sang Hoon terhimpit oleh pipinya yang tembam, mata berkedip dengan bibir membentuk kerucut, membuatmu tidak tahan untuk tak mencubitnya. Tapi sepertinya perasaannya sedang tidak nyaman dan tanganmu kotor, jadi kau hanya memandanginya.
"Ayah mencuri stroberi milik Sang Hoon. Keranjang Sang Hoon tidak penuh-penuh."
Wajah Sang Hoon terlihat basah karena keringat. Kau ingin sekali mengusapnya lalu memukul suamimu yang pura-pura tak mendengar percakapan kalian. Dia sibuk melahap buah stroberi yang ditanam di kebun khusus itu.
"Benarkah? Nanti kita hukum ayahmu, oke? Sekarang, Sang Hoon memetik stroberi dengan ibu saja, bagaimana? Lihat, sudah hampir penuh."
Kau menunjukkan keranjang milikmu yang memang kurang sedikit lagi akan penuh.
"Tapi itu milik ibu."
Pangeran kecilmu benar-benar polos.
"Kata siapa? Ini juga bisa menjadi milik Sang Hoon, kalau kau mau membantu ibu."
Binar senang terpancar di mata Sang Hoon. Kini bocah usia lima tahun itu kembali bersemangat dan mulai mengambil stroberi yang ada. Akhirnya kau bisa melanjutkan kegiatan dengan tenang.
Dan jangan lupakan pria satu anak yang sedang menyengir tak bersalah padamu. Tangannya bahkan membentuk hati yang jelas ditujukkan ke arahmu. Kau mendengus kemudian mengikuti Sang Hoon yang berjalan jauh di depan.
Kalian sedang menghabiskan waktu liburan di tempat ayah dan ibumu berada, Jepang. Salah satu tempat yang kalian kunjungi adalah kebun dimana banyak tanaman stroberi yang dapat dipanen dengan membayar sejumlah uang. Letaknya di sekitar kota Tokyo.
Sang Hoon, putramu sangat menyukai buah stroberi dan sempat merengek agar diajak memetik buah tersebut. Sebagai orangtua, kau tentu tidak keberatan mengabulkan permintaan buah hatimu asalkan dia senang.
.
Suara berisik dari blender menggema dalam ruangan dimana tak hanya dirimu, namun juga kedua orangtuamu, Young Hoon dan Sang Hoon yang seolah sibuk sendiri. Seraya menyiapkan jus, kau sesekali melihat Young Hoon ingin menggoda anaknya namun sepertinya Sang Hoon tidak memberinya akses sedikit pun.
"Sang Hoon, apa kau akan menghabiskannya sendiri?"
Bukannya menjawab pertanyaan ayahnya, Sang Hoon malah memunggungi Young Hoon dengan tetap memakan stroberi miliknya. Ayah dan ibumu begitu gemas melihat pemandangan itu.
Meski demikian, Young Hoon tidak menyerah sama sekali, dia mencoba mencolek pipi Sang Hoon dari belakang. Anak laki-laki yang wajahnya merupakan salinan dari Young Hoon itu kemudian mengusap bekas colekan suamimu seakan kotoran. Tapi, apa yang dia lakukan membuat remahan stroberinya tersebar kemana-mana. Semua orang harus menahan tawanya melihat tingkah Sang Hoon
"Sebenarnya, apa yang terjadi padanya, Young Hoon? Mengapa Sang Hoon acuh tak acuh denganmu?"
Sang Hoon menggeleng. Enggan mengutarakan yang sesungguhnya. Kau yang sudah selesai dengan aktivitasmu, ikut bergabung dengan membawa lima gelas jus. Kau menempatkan semuanya di atas meja lalu duduk di dekat Sang Hoon.
"Ini bersihkan."
Kau menyerahkan selembar tisu pada Young Hoon. Kau berharap perasaan Sang Hoon akan membaik dan anak itu akan kembali berdamai dengan sang ayah. Young Hoon mengerti maksudmu, dia menerima tisu darimu lantas diam-diam mengelap pipi penuh stroberi Sang Hoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lie (Completed)
FanfictionKim Younghoon yang keras kepala dan egois. Disandingkan dengan kamu yang tak pernah mau mengalah dan terus berbohong. Kalian disatukan dalam sebuah ikatan sakral yang ternyata, mengubah segalanya. Bisakah kalian menerima perubahan tersebut?