Penolakan

61 4 0
                                    

•••

Cahaya matahari menembus jendela kamar Vina sehingga membuatnya terbangun dari mimpinya. Dia menatap malas jam yg menunjukan pukul 6 pagi itu, lalu berjalan menuju bathroom untuk membersihkan dirinya.

Vina memakai baju sekolahnya itu lalu berjalan menuju keluar kamar, Dia menuruni satu persatu anak tangga dengan malas.

"PAGI SEMESTA."teriak Vina dari tangga, dan membuat Ayah kaget sampai-sampai menoleh ke arahnya.

"bangunin Nono."suruh Ayahnya lalu kembali memakan roti yg di buat Bunda.

"ah Ayah, kan Vino biasanya mandiri."ucap Vina lalu kembali naik ke atas menuju kamar Vino.

Vina mengetuk berkali-kali kamarnya tapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar tersebut. Vina menaruh tasnya di lantai lalu bersiap layak seperti Seseorang yg mau mendobrak pintu.

"1...2...3..."

Pintu Vino tiba-tiba terbuka dan Vina terjungkal kelantai, Vino kaget lalu reflek mengangkat Vina yg jatuh terjungkal di lantai itu.

"nangkep kodok lu Na."tanya Vino sambil mengambil tas Vina yg berada di lantai lalu membawahnya.

"kalo mo buka pintu bilang-bilang."kesel Vina lalu memukul kepala Vino dengan kaki yg berjinjit.

Dia lari menuju lantai bawah dengan cepat sambil tertawa puas karna berhasil memukul kakaknya itu. Vino hanya mengelus kepalanya lalu berjalan santai menuju lantai bawah.

"kenapa kepalanya Na?."tanya Bunda karna melihat Vina tengah mengusap dahinya secara perlahan.

"karna Nono."ucapnya kesel lalu mengambil roti yg ada di meja makan itu.

"malah salahin gw."jawab Vino yg tiba-tiba muncul di sebelahnya.

Uhukkk..uhukk..

"nah nah."bilang Vino sambil memberikan segelas air padanya.

Setelah meminumnya, Vino mengambil satu roti dan langsung memakan semuanya, Vina yg melihat itu hanya menatapnya serius tanpa mengeluarkan satu katapun, Vino melirik sekilas dan tertawa kecil.

"udah selesai?."kata Ayah sambil menatap mereka berdua.

"Nono, Nana numpang ye, ban mobil Nana pecah."ucapnya lalu berjalan keluar rumah.

"Na."panggil Bunda dari dalam rumah.

Vina berlari kedalam rumah lagi, lalu mencium Bunda serta Ayahnya dan langsung menarik tangan Vino menuju garasi mobil.

Vino masuk ke mobil di ikuti Vina, mereka berdua keluar menuju sekolah yg tempatnya cukup jauh dari posisi mereka sekarang. Vina memutar radio mobil, lalu bernyanyi kecil sambil memainkan ponselnya. Vino hanya fokus menyetir, sesekali dia melirik ke arah luar jendela untuk melihat pemandangan yg ada.

Beberapa menit perjalanan, mereka berdua sampai di tujuan. Vina turun di ikuti Vino, mereka berjalan memasuki pintu depan sekolah. Di tatap sebagian siswa, karna murid yg di banggakan telah datang. Ada beberapa yg menatap tidak suka, dan yg lain memuji serta memanggil nama mereka, lalu di balas dengan senyuman yg membuat mereka berteriak histeris. Senyuman Vino yg manis, dengan lesung pipi di kiri dan kanan itu membuat para wanita menatap histeris kepadanya. Vina yg mempunyai senyum yg manis dengan gaya rambut di kuncir satu ala cewek tomboi itu membuat para cowok sering menggodanya.

Mereka berdua berjalan menuju kelas masing-masing, Vina sampai di kelas dan langsung di sambut oleh teman-temannya. Dia melirik sekilas ke arah jam yg berada di dinding kelas lalu menaruh tasnya di meja, dan mengajak temannya ke kantin.

"Nono ultah kan?."tanya Dela lalu melirik sekilas ke arah Vina.

"hooh, gua mo di traktir sama dia."jawabnya lalu melompat-lompat kegirangan.

"bikin prank aja gimana?."saran Olif lalu menatap Vina dan Dela bergantian.

"bagusnya?."tanya Vina lalu menatap bingung.

Olif memegang kepalanya lalu menatap Vina dan Dela bergantian, dia mengendikan bahu tanda tak tahu, Vina yg juga tidak tahu harus apa itu menjitak kepala Olif lalu menatapnya kesel.

"NO MAU TRAKTIR!."teriak Dela yg melihat Vino keluar dari kelasnya bersama 2 sahabatnya.

Vino menoleh ke arah sumber suara lalu berjalan menuju mereka.

"masih jam segini lu betiga mo kemana?."tanya Vino lalu menatap Vina bertanya.

"kantin, mo ikut?."jawab Vina lalu melihat 2 sahabatnya yg berada di belakang.

"ntu yg 1 siapa?."tanya nya lagi, lalu menatap Vino bingung.

"murid pindahan dari JIS."jawab Vino lalu menarik teman yg baru saja pindah itu menghadap Vina.

Vina menatapnya lalu menjulurkan tangan untuk berkenalan dengannya, tapi dia hanya diam sambil menatap tangan Vina yg menjulur ke hadapannya.

"ya udah."Vina menarik kembali tangannya, lalu berjalan lebih dulu menuju kantin sekolah.

Teman-temannya menatap pria itu bingung, Vino juga begitu. Lantas kenapa dia tidak menerima juluran tangan Vina yg ingin minta berteman dengannya, banyak siswa yg menginginkan kesempatan itu, tapi hanya dia yg menolak itu.

•••
TBC

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang