Apa Yg Terjadi?

25 1 0
                                    

•••
-Happy Reading-

Revan tiba di rumahnya, Dia memakirkan sepedanya lalu berjalan masuk kedalam rumahnya. Dia melirik sekilas Ibunya yg tengah menonton TV itu, Dia menaruh tasnya di kursi lalu berjalan ke arah Ibunya. Dia ikut duduk bersama Ibunya, Dia melirik sekilas wajah Ibunya yg tengah fokus menonton TV. Ibunya yg sadar langsung meliriknya balik.

"gak biasanya kamu pulang telat."bilang Ibunya sambil menatapnya.

"Bu, dulu bapak kenal Ibu dengan cara bagaiman?."tanya Revan lalu menatap balik Ibunya.

"kenapa bertanya tentang hal itu?."tanya Ibunya balik.

"Bu, kenapa bapak ninggalin Ibu?."tanya Revan kembali yg membuat Ibunya menatap bingung ke arahnya.

"kamu ga-

"kenapa Bu, kenapa Bapak ninggalin wanita yg tangguh kayak Ibu?."tanya Revan lagi dan lagi.

Ibunya langsung memeluknya, Dia menangis dalam pelukan itu. Revan hanya menatap kosong ke depan tanpa membalas peluka dari Ibunya.

"kamu gak usah mikirin yg udah lama, cukup kamu pikirkan kita harus apa kedepannya."bilang Ibunya lalu mengusap pelan pipi Revan.

"apakah Bapak tidak senang aku berada di dunia ini, Bu?."tanya Revan yg membuat Ibunya memeluknya lagi.

Air mata Revan jatuh, Dia sudah memikirkan kata itu setiap saat, Dia tidak tahu apa yg salah dari dirinya. Dia membalas pelukan dari Ibunya, lalu menunduk di bahu Ibunya. Dia berpikir kalau tidak ada tempat baginya di dunia, Dia berpikir kalau tidak ada yg mau dia lahir kedunia, Dia berpikir seorang kepala keluarganya meninggalkan Ibunya karna dirinya.

"Bu, Revan salah apa sama Bapak?."tanya Revan melepas pelukan lalu menatap Ibunya.

"kamu gk salah."jawab Ibunya lalu mengusap pipinya.

"apakah Bapak tidak menginginkan Aku lahir, Bu?."tanya Revan lalu menatap kembali Ibunya.

"jangan bilang seperti itu, Ibu bersyukur mempunyai anak sepertimu."jawab Ibunya lalu tersenyum ke arahnya.

"jangan menyimpan sesuatu Bu."bilangnya lalu mengganti arah pandangan.

"Ibu bersyukur mempunyaimu, tidak ada kata menyesal ataupun yg lain, Ibu sangat beruntung mempunyaimu, jaga dirimu dan jangan pernah menyakiti orang yg kamu sayang, karna rasa sakitnya akan sama seperti Ibu."Ibunya memeluk erat, lalu mengusap punggungnya pelan.

"jangan memikirkan hal yg membuatmu sedih ataupun yg lain, pikirkan yg membuat senang dan bahagia."bilang Ibunya lalu melepas pelukannya.

Revan hanya terdiam sambil menatap Ibunya. "Aku tau Kau menyimpan sesuatu dariku, Bu." Batinnya.

"kamu mandi, kalau ada tugas sekolah segera di selesaikan, habis itu langsung tidur, agar besok bisa bangun pagi."bilang Ibunya lalu kembali menonton TV.

Revan berdiri lalu mengambil tasnya, Dia berjalan menuju kamarnya. Dia membersihkan badannya lalu mengganti pakaian dengan pakaian rumahnya. Dia berjalan ke arah tempat tidur, lalu merebahkan tubuhnya di kasur miliknya. Dia memikirkan perkataan Ibunya tadi, "apakah Dia beruntung mempunyaiku?." gumamnya sambil menatap kosong langit-langit kamarnya.

Dia mengambil ponselnya dari dalam tasnya, lalu melihat berita terkini di media sosialnya. Dia tiba-tiba mengingat kejadian tadi sewaktu Dia mengantar Vina pulang ke rumahnya yg menurut Revan bukan lagi rumah melainkan Istana yg besar.

Dia tersenyum kecil mengingat kejadian itu dimana Vina menunjukkan lorong dengan tangan yg menyelip di antara tangan kirinya.

"dia ternyata adiknya Vino."gumamnya pada dirinya sendiri.

Revan kembali melihat-lihat berita terkini, setelah itu Dia menaruh ponselnya di atas meja belajarnya lalu kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Dia menarik selimutnya menutupi badannya lalu menutup matanya, beberapa menit kemudian Dia terlelap dalam tidurnya.

••

Vino berjalan menuruni tangga, Dia melirik sekilas ke arah ruang tamu, dan terlihat Ayah dan Ibunya tengah menonton TV disana. Dia berjalan menuju arah mereka berdua, Dia duduk di samping Ayahnya.

"Yah, tahun depan Vina 17 tahun."bilang Vino lalu melirik sekilas Ayahnya yg tengah fokus menonton.

Ayah meliriknya lalu mengusap pelan punggungnya "nanti di bicarain baik-baik, No."jawab Ayahnya lalu tersenyum ke arahnya.

"gak mau di tinggal Nana ya?."ucap Bundanya lalu di tatap tajam olehnya.

"ngeselin iya, tapi jangan ninggalin juga Bun."jawabnya lalu menundukan kepala.

"nanti di bicarakan baik-baik No, kamu tidur sana."bilang Bundanya lalu di balas anggukan olehnya.

Vino beranjak pergi dari ruang tamu itu, Dia berjalan menuju kamar Vina yg tertutup rapat. Dia membuka pelan pintunya, lalu melihat Vina tengah tertidur pulas di kasur kingsize miliknya itu. Dia berjalan menuju kasurnya lalu duduk di atas kasur itu, Dia mengusap pelan pipi Vina lalu mengecup singkat keningnya.

"Na, udah besar aja lu."bilang Vino lalu tertawa pelan.

"perasaan baru kemaren lu dateng kerumah, tapi sekarang udah besar aja."bilangnya lagi.

"jangan tinggalin gua Na, gak gua beliin kapal selam lu."bilangnya lalu tertawa yg membuat orang di sampingnya terbangun dari tidurnya.

"No, tidur sana."ucap Vina pelan lalu menarik selimutnya menutupi wajahnya.

Vino berdiri lalu berjalan keluar menuju kamarnya, Dia menutup pelan pintunya lalu berjalan ke arah kamarnya.

Dia merebahkan tubuhnya lalu menutup matanya perlahan, beberapa menit kemudian Dia terlelap dalam tidurnya.

•••
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TE AMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang