"y/n pulang!" kamu baru pulang sekolah dan mendapati ruang tamu berserakan anak ayam alias anak smp yang di duga teman ademu, Inhong.
"astagfirullah, rumah ini udah kek tempat penitipan anak aja." gumammu pelan. kamu tak marah malah kamu senang banyak anak kecil seperti ini.
Kamu berjalan kearah kamarmu yang berada di lantai satu, karena rumahmu emang gaada lantai duanya.
Mandi dan memakai baju hangat karena hari sudah mau gelap, maklum kamu sekolah siang jadi pulangnya sore.
Kamu keluar menuju dapur untuk mengambil makanan serta minuman.
"aduh." Kamu tak sengaja bertabrakkan dengan salah satu temannya Inhong. membuat beberapa ciki mu jatuh berserakan.
"duh maaf kak maaf, Wawan ga liat tadi." Ucap anak yang menyebut dirinya Wawan itu.
"eh iya ga apa apa." kamu masih cengo, ini anak seumuran adenya tapi tingginya kayak tower. ga lebay. Yang jelas ni anak tinggi amat buset.
"kak?" Junghwan melambai lambaikan tangannya di depan mukamu.
"eh." kamu sadar dan memunguti cikimu di bantu anak itu.
"Makasih, kamu ga pulang? ga dicariin mamahnya?" tanyamu, dan sepertinya pertanyaanmu salah sebab terlihat perubahan raut muka wawan.
"ngga kak aku mau nginep, bolehkan?" tanya nya kepadamu, gemes banget dia kamu lemah.
"oh iya boleh ga apa, nanti tidurnya sama Inhong aja di kamar dia." ucapmu dan Junghwan mengangguk.
"yaudah yuk ke ruang tv, eh kamu belum makan?" tanyamu.
"udah kok tadi sama inhong, kakak sendiri udah makan?" tanya balik junghwan.
"ehehe belum, males ah lagian ga baik makan malem malem." jawabmu.
"ga boleh gitu kak, kakak baru pulang sekolah pasti belum makan lagi kan? makan gih wawan temenin." Junghwan menarik mu ke meja makan kamu hanya pasrah.
"ayo kak makan, atau mau wawan suapin?" pertanyaan wawan buat kamu langsung mengambik nasi dan lauk lauk itu.
Sekarang di rumah cuma ada kalian bertiga. Kamu, Inhong dan Wawan ini.
"eh iya nama kamu wawan?"
"bukan kak namaku Junghwan tapi supaya melokal jadinya wawan hehe." hish gemas pengen ngunyel, batinmu.
Hening selama di meja makan, Junghwan terus menatap mu saat makan, kamu yang di tatap agak gimana gitu.
"Kenapa sih? Liatin kakak mulu ada nasi yah di pipi kakak?" tanyamu sembari memegang pipimu.
"ngga, wawan cuma suka liat kakak, kakak lucu kalo lagi ngunyah dimplenya keliatan tambah cantik." puji Junghwan.
"ahaha bisa aja kamu." kamu melanjutkan makanmu dan setelah beres membawa piring dan gelas kotornya dan mencucinya.
kamu kembali duduk di meja makan dan Junghwan yang tadinya sedang melamun langsung memandangmu lagi.
"wan, kakak ke kamar dulu ya, kamu kalo mau nyemil ambil aja di kulkas banyak kok makanan."
"kak mungkin kakak nganggap ini lelucon anak kecil, tapi ini serius kak. Aku suka kakak." Junghwan menggenggam tanganmu yang akan mengambil camilan di meja sebelumnya.
kamu menatap wawan ingin mendengarkan kalimat selanjunya.
"tunggu wawan ya kak, nanti kalo wawan udah jadi orang sukses wawan mau lamar kakak." kamu bungkam tak tahu harus bereaksi apa.
***
mau nugguin wawannya ga tuh?
dengan di publishnya part Junghwan ini
menandakan buku ini tamat tapi nanti kalo sempet aku bikin bonchapt.makasih yang udah baca><