Akhir Perjuangan.

4.2K 444 58
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Agustus, 2020

----------------------------
10 Desember 2020
----------------------------

Gun membuka matanya perlahan karena merasa seluruh tubuhnya lengket oleh keringat.

"Nghh..." Lenguhnya pelan sambil memijat mijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Matanya masih mengerjap berulang kali berusaha beradaptasi dengan cahaya lampu yang menyala terang.

Gun mengernyitkan keningnya sebentar mengingat sejak kapan dia tertidur tanpa mematikan lampu kamarnya. Lalu kemudian ingatan tentang rapat yang tidak selesai, New yang menemaninya pulang, serta Off yang membawa mangkuk ke dalam kamarnya mulai kembali.

"Off ya..." Dia meneliti setiap sudut kamarnya dan tidak menemukan tanda tanda Off pernah berada di kamarnya. "Mimpi mungkin ah," Gun mengambil ponselnya. Satu mata kuliah terlewati karena waktu sudah menunjukkan tengah hari. Satu jam lagi, jika tubuhnya bisa diajak untuk kompromi, maka Gun bisa kembali ke kampus untuk mengisi jadwal asistennya di kelas Off dan melanjutkan kuliah sorenya.

"Off lagi!" Gun menghela nafasnya. "Kenapa dia mesti ada di mana mana sih..." Gun mengusap wajahnya kasar dan setelah itu mencoba duduk untuk memastikan bahwa dia tidak akan melewatkan kelas Off dan kelasnya sendiri.

Begitu Gun selesai bersiap siap, mata awasnya baru menyadari kehadiran selimut lain di atas tempat tidurnya.

"Nggak mungkin punya Off kan? Tapi lebih nggak mungkin lagi kalau punya New." Gun bersedekap memikirkan kemungkinan pemilik selimut ini. Pada akhirnya dia memutuskan untuk bertanya pada Off. Gun keluar dari kamarnya lalu melengok ke jendela atas milik Off. Lampunya menyala.

Dengan segenap keberanian, Gun mengambil selimut asing itu lalu mengetuk pintu kamar Off.

Satu detik, dua detik, tiga detik, hening.

"Udah ngampus kali ya." Batinnya sebelum mengetuk sekali lagi untuk memastikan bahwa benar tidak ada orang di dalam, Off mungkin hanya lupa mematikan lampu kamarnya.

Tapi lalu terdengar suara tangkai pintu ditekan. Kepala Off menyembul dari balik pintu dengan rambut dan penampilan seperti orang yang baru saja bangun tidur.

"Gun?" Matanya terbuka lebar menyadari siapa yang merusak tidur tenangnya. Bayangan lumatan semalam melintas segesit kecepatan cahaya di kepala Off.

"H-hi!" Sapa Gun kikuk karena berdebar melihat penampilan kacau Off yang justru tampak menarik untuknya. Jantung dan otak Gun sudah mulai bodoh.

"Ada apa, Gun? Kamu ngga panas lagi kan? Atau kamu laper?" Tanya Off cemas dengan mata pandanya yang kentara.

"Ternyata bener kemarin malem itu dia." Batin Gun. "Ah, enggak...Aku cuma mau tanya ini selimut kamu bukan?"

"Oh, iya...Kemarin malem kamu menggigil soalnya. Aku udah cari di lemari kamu ternyata kamu punya satu aja." Off menerima selimut yang diulurkan padanya."Sekarang kamu udah nggak papa kan?"

"Enggak, aku nggak papa. Trus emangnya kamu punya selimut berapa?"

"Satu, yang satunya masih dicuci soalnya." Lalu Off terkekeh canggung.

"Oh?"

"Nggak papa, aku nggak kedinginan kog. Semalem aku nggak nyalain ac. Aman Gun." Off tahu pria di depannya merasa berasalah. "Trus kamu udah rapi gini mau ngapain?"

"Mau ke kampus kan? Emangnya aku bisa kemana lagi."

"Hey! Mending kamu istirahat aja deh..." Hilang sudah rasa kantuk Off.

"Nggak bisa, aku mesti tetep kerja." Jawab Gun dengan kedua tangannya yang saling bertaut cemas. Canggung sekali bercakap cakap tanpa saling menebar nada tinggi.

My Every "First" With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang