Alice to the Rescue

8K 660 45
                                    

Bangkok, Chulalongkorn University
Juli, 2020

---------------------------
2 November 2020
---------------------------

Off tidak bertemu Gun sesudahnya. Entah kemana pria itu pergi. Jujur dia merasa bersalah sekali, dan saat pulang nanti dia berencana untuk menunggu Gun berapa lamapun itu.

"Ayo makan." Ajak Tay pada Off. Mereka memang diminta untuk membawa bekal masing masing karena kantin universitas tidak beroperasi selama masa ospek. Karena mereka tidak bisa memasak, mereka meminta bantuan pada penjaga dorm untuk membuatkan bekal.

"Kamu duluan aja. Aku mau pergi ke kamar mandi." Tolak Off.

"Aku tahu kamu mau cari Gun. Jangan terlalu kentara Off. Diam diam saja." Off menatap kawanya terharu.

"Kamu memang yang terbaik."

"Cepet sebelum jam makan siang habis."

Off segera berlari ke toilet dimana ia bertemu dengan Gun kemarin. Tapi sayangnya tidak ada.

"Tunggu sepuluh menit." Batin Off sambil kemudian memutuskan untuk duduk di kursi panjang. Namun apa mau dikata, bahkan setelah lima belas menit berlalu, pria kecil itu belum juga muncul.

"Kemana sih anak itu." Off melihat ke kanan dan kekiri mencari keberadaan Gun. Setelah menambah lima menit untuk bersabar, Off akhirnya memutuskan untuk menunggu Gun nanti saja ketika pulang. Namun saat Off bermaksud untuk menuruni tangga,

"Iya, Ma. Gun tahu. Ini Gun lagi makan siang. Nggak sendirian kok. Ini lagi sama yang lain juga. Nanti Gun telefon mama lagi ya. Nggak enak sama teman. Bye..." Off menghentikan langkahnya saat mendengar suara Gun didekat sana. Dia berjalan pelan ke sana ke mari hingga,

"Aku nggak lihat ada yang lain, Gun?" Kemunculan Off yang tiba-tiba hampir saja membuat Gun menjatuhkan bekal makanannya.

"Astaga kamu ngagetin." Gun menyentuh dadanya berulang kali membuat Off gemas di dalam hati.

"Aku temenin ya." Off tanpa ijin mengambil duduk tepat di sebelah Gun.

"Aku nggak butuh ditemenin." Gun yang merasa tidak nyaman menggeser duduknya sedikit menjauh.

"Apa kamu selalu makan sendiri?" Off tanpa menatap Gun bertanya dengan suara lirih.

"Bukan urusanmu." Jawabnya ketus membuat Off menatapnya bingung.

"Kamu benci aku ya?" Lagi lagi tidak berani menatap Gun. Off menyilangkan jari tengah dan jari telunjuknya berharap jawaban Gun tidak akan menyakiti hatinya.

"Aku pergi." Bukannya menjawab pertanyaan Off. Gun justru pergi meninggalkan pria itu duduk sendiri dibalik tembok kamar mandi lantai empat.

"Hahh..." Off mendesah pelan lalu bangkit dan pergi dari sana juga.
####

"P'Alice, sebenarnya siapa sih yang milih P'Gun buat jadi ketua panitia kita?" Tanya Ohm salah satu panitia yang sering sekali mendapat teguran dari Gun.

"Memangnya kenapa? Apa ada kerjanya yang nggak beres?" Alice yang sedang sibuk merekap data bertanya balik.

"Apa karena dia anak pak rektor makanya bisa segampang itu bikin P'Joss turun jabatan jadi wakil? Setauku kan yang harusnya jadi ketua itu P'Joss?" Lanjutnya masih ingin tahu.

"Ya makanya aku tanya sekali lagi. Apa ada kerjanya yang nggak beres?"

"Beres sih. Cuman aku ngga suka caranya memerintah itu lho. Kayak bos aja."

"Apa dia nggak pernah pake kata tolong sama terima kasih?" Ohm yang mendapat pertanyaan tampak berfikir.

"Ya sebenernya enggak sih. Dia selalu bilang itu, cuman kan te..."

My Every "First" With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang