Chapter 11

770 113 11
                                    

Decitan pintu yang tidak kunjung berhenti sedangkan hanya dirinya yang masih dalam kondisi sadar karena Bosnya yang sungguh tenang diatas brankar itu membuat Indi akhirnya kembali berbaring dan membelakangi pintu.

Jangan-jangan itu The Hash Slinging Slasher. Mungkin bukan makhluk gaib tapi pembunuh yang kejam? Bisa jadikan?

Indi menutup wajahnya dengan bantal sofa dan menutup rapat-rapat matanya. Dan hampir saja menjerit saat sebuah tangan dingin menyentuh pundaknya dan menggoyangkannya pelan.

"Allahulaillaha illa-"

Bukannya memelan goyangan tersebut malah semakin kuat dan membuat bulu kuduk Indi berdiri. Dengan suara bergetar Indi mengulangi bacaannya.

"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum-"

"Indi bangun. Saya kepala saya pusing, dan saya juga mual"

***

" Oke jadi guys setelah hampir seminggu ini aku gak pernah siaran langsung lagi di dunia persosmedan. Kali ini aku kembali masih dengan masker Cantip yang ajaib. Nah untuk masker komedonya ada varian baru nih, namanya itu varian oreo. Eits tapi jangan sampai kalian khilaf terus masker ini kalian makan yah. Komedo gak kelar malah hidup anda yang kelar. Ok, tanpa basa-basi mari kita coba pakai"

Selagi mengaduk masker mata Indi melirik kearah Mak Ipeh yang sedang duduk dipojok kamar kayak pakaian kotor. Tatapannya menghunus tajam dan membuat Indi langsung melarikan tatapannya kembali ke layar Hp.

"Ok Guys setelah maskernya kental kayak begini, kalian oleskan ke hidung dan juga pipi seperti ini. Lalu tunggu sampai benar-benar kering yah. Oke? Nah karena keringnya ini lumayan lama jadi siaran langsungnya sampai sini dulu ya. Nanti pas proses cabutnya aku bakal share videonya. Jadi buruan di keep yah. Bye!"

Setelah mengakhiri siaran langsungnya Indi mendekati Mak Ipeh yang kini menyibukan jempol gemuknya dan menari lincah diatas keyboard Hp. Ini sudah dua hari dan amarah Mak Ipeh belum juga surut padahal Indi sudah mengganti uang Mak Ipeh akibat kena denda.

Yup! Indi lupa bayar pajak motor. Lalu kata Mak Ipeh motornya kena denda dan Mak Ipeh harus membayar dendanya. Karena merasa bertanggung jawab atas kelalaiannya, Indi kemarin nekat mendatangi seorang Ragilang Bintang di Rumah Sakit untuk menagih jatah lemburannya lebih awal. Malu? Oh jelas! Jangan ditanya lagi.

"Mak jangan marah dong. Kan duitnya udah gue ganti"

"Maaf saya kenal sama kamu?"

Dih!

"Ih Emak deh. Gak boleh gitu tahu, jangan marah lagi yah. Gue traktir mie ayam plus bakso tenes dua deh di dekat pertamina. Setuju?"

Mata tajam Mak Ipeh memperhatikan wajah Indi yang sedang memasang senyum terbaiknya.

"Oke! Gue siap-siap dulu"

Mata Indi terbelalak lebar saat menatap bokong Mak Ipeh berayun melangkah masuk ke kamarnya untuk bersiap

Dalam hati Indi tidak serius menawarkan mie ayam plus bakso tenes sebanyak dua. Itu namanya Indi rugi bandar, belum juga genap sebulan kerja Indi harus mengeluarkan banyak duit. Dan ditambah lagi hari ini sebesar seratus ribu rupiah harus menghilang dari dompetnya. Seharusnya Mak Ipeh tidak usah terima tawarannya Ya Allah.

"Ngapain lo bengong. Buruan siap-siap, gue tunggu dibawah"

Dan disinilah mereka...

"Sumpah baksonya mantap banget Ndi. Lo harusnya tambahin jeruk supaya kuahnya itu lebih enak"

"Gak suka jeruk. Kecut"

"Kalau manis namanya permen jomblo"

"Elah kagak usah ditegaskan sedemikian rupa kali"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catatan Hati Seorang IndiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang