Chapter 9

872 140 19
                                    

Setelah fotocopy Indi buru-buru turun dari lantai atas. Malaikat maut dalam tubuh emak-emak tadi mampu menggetarkan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Anggota tim-nya harus tau berita cetar membahana ini.

Indi_indialehaleha akan menjadi Indi_thegossipgurl dimulai.

"Mbak Mas!"

Semua orang yang sedang siap-siap pulang itu menghentikan aktivitasnya dan menatap heran pada Indi yang wajahnya sepucat mayat yang gak di gincuin.

"Tolongin Indi"

"Kenapa?" Mbak Ayu menyahut duluan dan menuntun Indi untuk duduk di kursi terdekat.

"Aku ketemu bos di lift. Terus dia lagi sama pacarnya"

Pekikan terkejut langsung terdengar dan mereka semua mendekati Indi untuk meminta penjelasan lebih.

"Dia bilang mau buang aku ke luar pulau jawa kalau terima laporan tentang aku yang   itu-ituin Pak Bos"

Muka Mbak Reya, Roma kelapa, Mas Joko dan Mbak Wulan mengernyit tidak mengerti perkataan Indi yang ambigu.

Indi jadi gemas sendiri jadinya. Masa iya harus buka aib sendiri di khalayak ramai begini. Seharusnya mereka langsung paham saja dengan kata 'itu-ituin' Pak Boss.

"Ngomong apa sih In?" Mas Joko gagal paham

"Itu Indi tadi pagi raba-raba dada bos"

"Astaga!!"

Wajah pucat Indi langsung berubah merah jambu dengan senyum malu-malu. Celetukan Mbak Ayu mampu membuat anggota tim-nya langsung sesak napas saat itu juga.

"Lo?!"

"Gak sengaja Mas. Kecelakaan itu, nih buktinya. Tanya Mbak Ayu deh"

Indi mengangkat sedikit roknya agar perban di lututnya terlihat, bukti nyata terjadinya kecelakaan tadi pagi. Mbak Ayu ditatap semua orang langsung mengangguk membenarkan.

"Helmnya kedodoran mbak mas, jadi pas mau sapa pak satpam di gerbang katanya lipstik aku keluar jalur. Jadi aku spontan nengok ke spion. Mungkin helmnya kaget jadi langsung muter sendiri. jatuh deh ketiban motor terus ada yang bantuin berdiri. Ya aku raba-raba dong didepan eh ternyata dada Pak Bos. Kalau tau dada Pak Bos kan gak mungkin aku berani raba-raba, lagian waktu itu kan mata aku ketutupan belakang helm"

Roma terbahak keras sedangkan yang lainnya senyum-senyum geli.

"Gila! Lo berarti musti hati-hati mulai sekarang. Lo sih karyawan baru udah bikin sensasi aja, kemarin itu ternyata gue baru cek grup katanya lo pergi berdua bareng bos terus lo panggil Pak Bos 'Mas Bintang' gitu katanya" ucapan Roma membuat Indi harus memutar memori kemarin.

Langkah kakinya berjalan sedikit berlari untuk bisa sejajar dengan Pria itu. Semua orang yang mereka jumpai di lobi langsung menunduk hormat dan tidak lupa melayangkan tatapan-tatapan yang Indi tidak tahu maknanya.

"Mas Bintang, itu kok mereka pada nunduk begitu. Kita aneh ya?"

Indi menarik tangan pria bernama Bintang itu agak kuat hingga membuat pemilik langkah panjang itu terhenti. Bersamaan itu pekikan pelan orang yang melihat itu langsung membuat Indi berdiri kaku

"Ini kok semua pada aneh mas? Mas Bintang mungkin ada salah sama mereka? Mereka pelototin kita"

"Kenapa saya yang salah?"

Indi berdehem pelan kemudian berbisik. "Saya karyawan baru mas, belum kerja apa-apa jadi gak mungkin saya yang salah. Mas kali yang ada salah sama mereka jadi mereka lihatin kita kayak begitu

Catatan Hati Seorang IndiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang