Chapter 7

688 129 21
                                    

Indi sampai dirumah Mak Ipeh dengan selamat alhamdulillah tepat pukul 5 sore dan suara ayat-ayat rukiyah sudah berkumandang dari rumah Haji Somad. Sampai dirumah dengan keadaan gerah hati gerah bodi menjadi iri hati iri bodi.

Baru buka pintu rumah sudah disajikan pemandangan yang membuat jiwa jomblo Indi meronta-ronta hendak protes. Disana, di kursi plastik yang menghadap jendela yang viewnya sama sekali tidak menarik karena hanya berupa pemandangan tembok rumah orang yang  berjarak satu meter dari mata terdapat sepasang makhluk ciptaan Allah yang sedang berdua-duaan,pegangan tangan, duduk bersampingan menatap jendela dengan view tembok rumah orang sedang termenung seperti menatap masa depan. Oh astaga, apa enaknya natap tembok rumah orang?

Kalau mau pacaran tuh kan sekalian natap mata pasangan terus yang cowok bilang 'kamu lihat apa dimata aku?' terus yang cewek bilang 'aku sedang lihat diriku sendiri' terus cowoknya ngomong gini 'itulah masa depanku. Yang ada kamunya'

Eaaaa!

Kan enakan gitu kan yah dibanding natap tembok rumah orang. Ngapain coba? Ngitungin berapa semen yang dipake? Berapa batu bata yang dipake? Atau kira-kira dibalik tembok ini ruangan apa? Dapur? Kamar mandi? Atau malah ruang tamu? Pasangan kasmaran emang suka gak terduga tingkahnya.

Ini juga mereka kenapa berduaan coba di sore yang menjelang magrib ini. Udah diputarin ayat rukiyah gratis juga kagak mempan kali yak mengusir syaitonirojim dari kuping mereka supaya tidak bermesraan sambil bengong begitu.

Ugh! Indi mengusap kupingnya saat rasanya syaitonirojim membisikan beberapa rasa iri dengki kepada sepasang kekasih itu karena dirinya sedang sendiri tanpa pasangan.

Daripada iri dengki, Indi naik ke kamarnya dan membersihkan diri dari debu dan asap yang ada dijalanan waktu pulang tadi. Semoga saja setelah shalat magrib badannya yang rasanya hampir remuk kembali pulih.

Niatnya menutup jendela kamar namun pemandangan diluar sana membuat Indi menopang dagu. Dari jendela kamar Indi bisa melihat badan bongsor milik Mak Ipeh sedang berdiri beberapa meter dari rumah sedang berdada-dada ria dengan sang pacar yang pamit pulang. Demi bokong kelewat semok Mak Ipeh yang membuat Pak tentara alias pacar Mak Ipeh langsung jatuh cinta pada tamparan pertama. Kemon guys! Toak masjid yang sudah berkumandang rupanya gak melunturkan niat Mak Ipeh untuk memandangi sang pacar yang bahkan sudah tidak kelihatan lagi. Dasar bucin!

Semoga saja Mak Ipeh tidak ditinggal pergi dinas luar negeri lagi atau bahkan luar angkasa sekalian sehingga manusia bucin itu tidak perlu galau.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Indi mengangkat tangannya dengan serius berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa

"Ya Allah Ya Tuhan Kami, Indi Mohon Ya Allah ampuni dosa-dosa Indi baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Dan juga... Kabulkan permintaan Indi Ya Allah, gak banyak kok. Indi cuman minta kalau bisa Indi mau dong  jadi orang kaya, habis itu punya rumah sendiri supaya gak numpang sama Mak Ipeh yang bentar lagi kawin, terus punya motor matic sendiri yang bodinya ramping, terus badan Indi tolong di tebelin dikit dengan lemak-lemak yang berfaedah Ya Allah. Terus pertemukanlah Indi dengan sosok laki-laki yang lumayan ganteng yang bisa jatuh cinta dan setia sama Indi yang kurus ini, terus Indi mau dong kalau nanti nikahnya sama yang punya duit juga, kalau bisa dari kalangan pengusaha Ya Allah, Indi gak papa kalau gak dari kalangan tentara atau polisi kayak pacar Mak Ipeh soalnya pengusaha lebih banyak duit Ya Allah. Habis itu kalau bisa keluarganya apalagi mamanya yang bakalan jadi mertua Indi juga sayang sama Indi, sama kalau Indi punya ipar nanti apalagi perempuan semoga sifatnya gak kayak kuntilanak, terus kalau bisa bos Indi yang namanya Ragilang Bintang kalau gak salah ingat Indi di buat  bisul aja Ya Allah karena dia sudah mengatai badan hamba tipis, terus- "

Catatan Hati Seorang IndiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang