13. KAMBING HITAM

857 201 59
                                    

"Banyak kasus terpendam yang berakhir pada si kambing hitam. Sementara para pelaku utama tetap nyaman di singgasana."

- I AM SORRY, PRESMA -

Selamat membaca ❤❤

Bang RM

Sekarang cewek itu sudah sama lo, tinggal lanjut rencana berikutnya.
11.35

Siap, Bang. Terima kasih udah mempertimbangkan permintaan gue.
11.37

Jangan bilang makasih sebelum lo jadi presma.
11.40

"Ilham," tegur Ara. Laki-laki di sampingnya belum melajukan mobil. Ara takut jika penjahat yang menculiknya segera kembali.

"Iya, Ra, maaf," ujar Ilham sambil menaruh ponsel di saku celana. Laki-laki itu mulai melajukan mobilnya dan pergi dari gudang tua.

"Ra, lo baik-baik aja 'kan?" Ilham merasa khawatir. Pasalnya, wajah gadis itu terlihat pucat.

"Enggak apa-apa, cuma syok aja," jawab Ara.

Ilham meraih sebelah tangan Ara saat melihat gadis itu meremas roknya sendiri seperti sedang ketakutan. "Kalau ada apa-apa cerita, Ra, jangan dipendam sendiri."

Ara yang merasa tidak nyaman saat tangannya digenggam oleh Ilham segera melepaskan. Dia sudah punya Gibran, tidak semestinya berpegangan tangan dengan cowok lain.

"Kenapa?" tanya Ilham.

"Ham, setelah nanti antar aku pulang, tolong jangan lupa kasih tahu Gibran, ya. Bilang ke Gibran supaya dia main ke rumah aku," ujar Ara.

"Iya, nanti gue kabari Gibran. Btw, Ra, orang yang nyulik lo omong sesuatu enggak?"

"Ham, mereka bilang enggak suka Gibran jadi presma. Mereka nyulik karena aku pacar Gibran. Mungkin mereka pikir aku ini kelemahan Gibran." Ara berkata sendu.

"Mereka enggak suka Gibran jadi presma?" tanya Ilham memastikan.

"Iya," jawab Ara.

"Jangan-jangan---"

"Jangan-jangan apa, Ham?"

"Enggak, bukan apa-apa. Kita enggak boleh berprasangka buruk dulu."

"Kenapa, Ham? Bilang aja enggak apa-apa. Oh, iya, waktu kalian mencalonkan jadi presma, ada pasangan calon nomor urut 2 yang jadi saingan kalian. Siapa namanya?" tanya Ara.

"Rafkan dan Fatih," jawab Ilham.

"Apa mungkin mereka?"

"Gue juga mikir begitu. Cuma kita enggak bisa nuduh gitu aja," jawab Ilham.

Tidak terasa mobil Ilham sudah sampai di depan rumah Ara. "Mau gue temani masuk?"

"Enggak usah, Ham. Makasih, ya."

Ara melambaikan tangan sebelum benar-benar menutup pintu rumah dan menguncinya.

"Lo selalu jaga jarak dari gue, Ra," lirih Ilham. Mobil laki-laki itu sudah pergi, kembali menuju kampus.

***

Anak-anak BEM beserta mahasiswa baru saat ini sedang Ishoma (Istirahat, Sholat, Makan) karena jam sebentar lagi menunjukkan pukul 12 dan segera zuhur. Gibran yang baru saja keluar dari lo gedung B lantas segera menuju lobi gedung A untuk menemui Ilham. Ia ingin mengambil ponsel miliknya yang tadi dipinjam.

"Cit, Ilham di mana?" tanya Gibran saat melihat Citra baru saja keluar dari lobi gedung A.

"Enggak tahu gue. Ilham ke mana. Jam 11-an tadi dia keluar dari lobi. Gue kira mau ke toilet, tapi sampai sekarang belum balik," jawab Citra.

I AM SORRY, PRESMA [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang