"Selamat menjadi pahlawan, Ilham Praja Juandara."
- I AM SORRY, PRESMA -
Selamat membaca ❤❤
"AAAAA."
Teriakan Ara terhenti saat salah satu laki-laki berbaju hitam membekap mulutnya dengan kain. Laki-laki itu membawa Ara menuju gang kecil yang berada di sana. "Lo bawa mobil ke sini! Kita harus bawa cewek ini secepatnya ke lokasi!" perintah laki-laki yang sedang menahan Ara kepada temannya.
Satu dari laki-laki itu berlari pergi menuju mobil mereka yang di parkirkan di dekat rumah Ara. Ara, gadis itu berusaha melawan dan berteriak. Namun, kekuatan Ara tidak sebanding dengan laki-laki berbadan besar yang sedang menahannya. "Jadi, ini pacarnya Gibran? Hmm, cantik juga, ya."
Ara mencoba untuk berbicara. Akan tetapi, bekapan di mulutnya membuat ucapan gadis itu menjadi tidak jelas. "Apa? Lo mau omong apa, Sayang? Enggak kedengaran."
"Dengarkan gue baik-baik, ya. Kalau aja cowok lo enggak kepilih jadi presma, hal seperti ini pasti enggak akan terjadi sama lo."
Tin-tin!
Suara klakson mobil membuat laki-laki yang menahan Ara, membawa gadis itu keluar dari gang. Dia memasukkan Ara ke kursi belakang lalu mengikat tangan dan kakinya. Setelah itu, laki-laki tersebut beralih duduk ke kursi depan. "Ayo jalan!"
Kita otw gudang tua di Jalan Mangrove Nomor 4, Bos.
10.20Bagus, bawa cewek itu ke sana.
10.23.***
Mereka sudah sampai di gudang tua Jalan Mangrove Nomor 4. Mulanya gudang itu merupakan pabrik bekas pembuatan tepung terigu. Gudang tersebut sudah dibeli oleh RM dan digunakan untuk melaksanakan berbagai rencananya. Ini bukan pertama kalinya RM membawa seseorang ke sana. Sudah pernah ada orang lain yang dibawa RM ke gudang tua itu.
Lokasi gudang yang jauh dari rumah masyarakat, membuat tempat tersebut tidak diketahui sebagai tempat yang digunakan untuk menyekap seseorang. Bahkan pelantaran gudang itu dipenuhi oleh rumput-rumput liar dan ilalang. Hanya ada satu jalan untuk masuk dan keluar dari gudang tersebut.
"Keluar sekarang!" Laki-laki berbaju hitam yang diketahui bernama Allegra menarik paksa Ara untuk keluar dari mobil. Ia menyeret gadis itu untuk memasuki gudang.
Felix, laki-laki berbaju hitam yang satunya lagi menemui RM untuk bertanya dan memberi laporan.
"Apa yang harus kita lakukan sama cewek itu, Bos?" tanya Felix pada RM.
"Kalau saja Ilham enggak melarang gue buat menyakiti cewek itu, gue pasti udah suruh kalian berbuat macam-macam sama dia. Untuk sekarang, sakiti saja sewajarnya, yang penting pengaruhi pikiran Ara. Bilang sama Ara bahwa seharusnya Gibran enggak jadi presma. Buat Ara beranggapan bila posisi presma bahaya untuk Gibran dan dirinya. Jadi, gadis itu ingin Gibran turun dari presma."
"Baik, Bos."
***
Allegra melemparkan Ara dengan kasar. Gadis itu terjatuh di lantai gudang yang dingin dan kotor. Allegra melepaskan kain yang membekap mulut Ara.
"Si-apa ka-lian?" tanya Ara terbata-bata. Bersamaan dengan pertanyaan Ara, Felix baru saja masuk ke gudang.
"Siapa kita? Kita orang yang bakal menyakiti lo." Felix berkata tegas lalu berjongkok di hadapan Ara.
Pandangan Felix terarah pada Allegra. Ia membisikan sesuatu. Alle mengangguk mendengar apa yang Felix katakan. Ara, gadis itu semakin ketakutan dan bingung harus melakukan apa. Satu hal yang ada di pikiran Ara. Ia harus mencari pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM SORRY, PRESMA [TELAH TERBIT]
Ficção Geral⚠️ Sebagian part dihapus demi kepentingan penerbitan! 🎖Juara Pilihan 2 dalam Glorious Writing Contest 2023 "Kalau gue harus hancur, kenapa harus dengan orang yang paling gue percaya dan gue cintai? Itu sangat menyakitkan." ---Gibran Jevalio Arkano ...