"Delapan itu artinya H. H bermaksud harga diri. Jadi, rencana kita selanjutnya adalah menghancurkan harga diri Gibran. Kalau harga diri cowok itu rusak, kepercayaan orang-orang terhadapnya pun akan hancur. Dia pasti bakal turun dari jabatannya sebagai presma."
- I AM SORRY, PRESMA -
Selamat membaca ❤❤
"Rencana selanjutnya apa, Bang?" Ilham bertanya.
"Sama seperti sebelumnya, lo pilih salah satu angka dari kode yang udah dibuat," jawab Bang RM.
"Lagi?"
"Iya, Ham. Itu fungsi dari kode rencana yang udah gue bikin. Angka 8 1 14 3 21 18 11 1 14. Jadi, angka berapa yang sekarang lo pilih?" tanya Bang RM.
"Lo itu unik, Bang. Dalam nyusun rencana aja pakai ada angka-angka segala. Kalau gitu, sekarang gue pilih angka delapan." Ilham memutuskan.
"Delapan itu artinya H. H bermaksud harga diri. Jadi, rencana kita selanjutnya adalah menghancurkan harga diri Gibran. Kalau harga diri cowok itu sudah rusak, kepercayaan orang-orang terhadapnya pun akan hancur. Dia pasti bakal turun dari jabatannya sebagai presma," jelas Bang RM.
"Terus, gimana cara menghancurkan harga diri Gibran, Bang?" tanya Ilham bingung.
Laki-laki yang ada di hadapan Ilham tidak langsung menjawab pertanyaan. Ia mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di atas meja. Suatu hal yang menandakan bahwa ia sedang berpikir.
"Lo enggak perlu khawatir tentang itu. Biar gue yang pikirkan. Tugas lo sekarang adalah buat Ara di pihak kita. Kita butuh Ara buat menghancurkan harga diri Gibran," ujar Bang RM.
"Iya, Bang. Lo tenang aja. Gue juga lagi berusaha untuk itu."
***
Hari ini cukup melelahkan untuk Gibran. Banyak hal yang laki-laki itu lakukan bahkan di hari pertama masuk kuliah. Dimulai dari wawancaranya dengan Rafkan dan Fatih yang berakhir kurang baik. Sampai rapat anggota BEM yang berujung di sore hari.
Gibran merasa heran kenapa pacar manja dan posesifnya itu belum menghubunginya hingga kini. Biasanya Ara akan selalu menelepon atau memberinya pesan untuk menanyakan sudah pulang atau belum? Sudah sampai rumah atau belum? Sudah selesai rapatnya atau belum? Akan tetapi, kali ini tidak ada pesan atau panggilan masuk dari Ara.
Apa Ara marah karena enggak diantar pulang? pikir Gibran.
Merasa tidak enak hati, Gibran memutuskan untuk menelepon Ara lebih dahulu.
"Hai, My Sweet Rabbit," sapa Gibran pada seseorang di seberang sana.
"Aku Ara, bukan kelinci."
"Iya, Ara kesayangannya Gibran 'kan?"
"Kalau kesayangan enggak mungkin disuruh pulang sendiri."
"Jadi, lagi merajuk nih?" goda Gibran.
"Apaan sih, enggak jelas kamu, Gib."
Gibran yang mendengar perkataan Ara merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu. Apa Ara sebegitu marahnya hanya karena tidak diantar pulang? Ara sampai memanggil namanya, bukan panggilan sayang atau beb seperti biasanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/248724807-288-k329429.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM SORRY, PRESMA [TELAH TERBIT]
Fiksi Umum⚠️ Sebagian part dihapus demi kepentingan penerbitan! 🎖Juara Pilihan 2 dalam Glorious Writing Contest 2023 "Kalau gue harus hancur, kenapa harus dengan orang yang paling gue percaya dan gue cintai? Itu sangat menyakitkan." ---Gibran Jevalio Arkano ...