Memandang keluar jendela dengan bosan, ia tidak memiliki teman untuk bicara ditengah pesta yang hampir dipenuhi oleh orang dewasa. Ia beberapa kali ingin keluar mencari udara segar namun ibunya dengan kuat menahannya disisinya, takut jika ia akan menghilang begitu dilepaskan.
Dua hari yang lalu Bai Ling terbangun ditubuh anak tunggal Bai ShenYan dan Bai Recca, salah satu tokoh cannon fodder di novel The Glorious One yang hanya disebutkan dalam beberapa paragraf sebelum menghilang dengan tragis. Orang tuanya yang sulit memiliki keturunan hanya memiliki dia seorang dan secara otomatis memanjakannya hingga kepuncak, terlebih dengan status orang tuanya yang tak bisa dianggap remeh, ia menjadi anak yang keras kepala dan sombong. Ayahnya adalah pengusaha sukses dan juga kepala keluarga Bai yang merupakan salah satu keluarga kelas atas dinegara, sedangkan ibunya adalah desainer ternama dan juga mantan model yang sangat terkenal. Ia mati pada usia 22 tahun dalam kecelakaan mobil yang direncanakan oleh orang-orang yang pernah ia tindas, lalu keluarganya dihancurkan male lead karena dendam masa lalu.
Kini ia baru berusia tujuh tahun, masih empat belas tahun sebelum plot dimulai.Penampilan Bai Ling terlalu mencolok, ia mewarisi segala kelebihan orang tuanya, kecuali rambut platinum blondenya yang kata ibunya diwarisi dari gen kakeknya dari pihak ibu sementara ibunya sendiri bersurai pirang khas keturunan eropa. Wajahnya cukup mungil dan tajam seperti ibunya dengan mata perak gelap mirip dengan ayahnya dan hidung kecil yang ramping beserta bibir merah ceri melengkapi penampilannya yang mencolok.
Ketika jam menunjukan pukul sepuluh malam, Bai Recca segera memperhatikan putranya yang sejak tadi ia tahan disisinya. Wajah kecilnya terlihat lesu, mungkin karena mengantuk. Sejak dua hari lalu sifat putranya entah kenapa berubah menjadi sedikit lebih dewasa, ia tak lagi sering merengek dan meminta apapun secara acak. Bai Recca merasa senang dan juga merasa sedih, ia sebenarnya tak keberatan dengan sifat manja putra tunggalnya, namun ia bahagia juga melihat putranya yang perlahan tumbuh dewasa.
"Ling ling, mengantuk?" suaranya dipenuhi kekhawatiran, Bai Ling bisa merasakan betapa sayang ibunya ini.
"Sedikit. Mom, kapan kita pulang?" merasa tak akan mendapatkan apapun jika ia bertahan lebih lama di pesta yang dipenuhi orang dewasa ini, ia memutuskan untuk segera keluar dan pulang.
Bai Recca langsung merasa tertekan, ia tak berharap putranya yang ia ajak keluar dengan tujuan bersemang-senang malah mati kebosanan.
"Tunggu sebentar, ayo kita panggil ayahmu lalu pulang" dengan lembut ia membujuk lalu segera membawa Bai Ling ketempat ayahnya yang dikelilingi oleh teman-teman bisnisnya.
"Honey, Ling ling mengantuk, ayo pulang!"
Bai ShenYan segera menoleh begitu mendengar suara istrinya. Teman-teman yang mengerubunginya segera menoleh dan melihat wanita pirang bergaun merah yang menggandeng anak kecil bersurai platinum blonde dengan setelan gelap yang terlihat mewah.
"Nyonya Bai, semakin hari semakin cantik, Tuan Bai sangat beruntung memilikimu" salah satu teman Bai ShenYan bergurau yang disahut dengan tawa oleh yang lain. Bai ShenYan yang terkenal dingin tanpa diduga memiliki istri yang begitu cantik, diusinya yang ke-39 tahun ia masih terlihat begitu cantik layaknya baru berusia 20 tahunan.
"Kenapa? Ling ling mengantuk? Ingin segera pulang?" dalam masalah menyangkut Bai Ling, bahkan Bai ShenYan yang dingin tak ada bedanya dengan istrinya.
"Ini sudah larut, Ling ling harus tidur, besok ia masih harus sekolah"
Bai ShenYan memandang putranya yang tampak lesu sebelum mengangguk mengerti lalu memberi salam pada teman-temannya dan pergi dari aula pesta dengan keluarganya. Teman-temannya yang sulit berkesempatan untuk melihat keluarga Bai secara langsung dengan enggan mengantarkan kepergian mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Sun
RomanceDikehidupan sebelumnya Bai Ling merasa jika ia terlalu baik hingga hidupnya berakhir tragis. Ketika orangtuanya meninggal Karena kecelakaan, kerabatnya dengan ganas menguras warisan orangtuannya dan ia hanya diam menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-a...