Sekeluarnya Ari dari ruang inap Aisyah, dia terdiam dan tak bergeming selama beberapa saat.
Tidak. Dia tidak memiliki rasa apapun terhadap Aisyah. Tapi, apa ini? Perutnya terasa sedang dipenuhi kupu-kupu yang berterbangan.
Ari berusaha menyanggah hati kecilnya. Dia menolak kenyataan yang memang benar adanya. Sepertinya cinta telah datang tepat waktu, dalam keadaan sadar dan nyata. Manusia yang berperan di dalam skenario Tuhan hanya perlu menunggu sampai film benar-benar menginjak batas klimaks dan mencapai ending yang bahagia. Semoga saja kisah Ari kali ini tidak seperti kisah yang sebelumnya. Ya, kisah yang membuat Ari benci serta bersikap arogan terhadap semua cewek.
X
O
X
OAri memencet tombol "set" yang ada di kunci mobilnya sehingga menimbulkan bunyi dari salah satu mobil yang terparkir di sana. Dia berjalan santai sembari memainkan benda itu. Tiba-tiba saja wajah Aisyah tergambar jelas dipikirannya. Ari langsung menggelengkan kepala secara spontan.
Dia tahu, mulai sekarang Aisyah adalah adiknya. Jikalau dia memiliki perasaan terhadap gadis berumur 17 tahun itu, dia tidak mungkin mencintai gadis yang tak lain adalah adiknya sendiri. Walaupun tidak berasal dari rahim yang sama, tetap saja. Ari sangat menghargai hal itu.
Lima belas menit kemudian, Ari sudah sampai di restoran padang. Dia pun memarkirkan mobilnya di samping mobil-mobil pelanggan yang lain. Suasana restoran sudah pasti ramai, tapi hanya ada beberapa mobil saja yang terparkir. Beberapa pelanggan lainnya pasti telah memesan cathering tanpa harus mendatangi restorannya.
Seorang pelayan langsung mendatangi meja Ari. Pelayan itu meletakkan buku menu ke meja dengan sopan.
"Silakan dibaca," kata si pelayan. Setelah menelusuri kata demi kata yang tertera di buku menu, Ari menemukan kata Rendang Padang disana, dia langsung menunjuk pesanannya dan mengatakan pada pelayan.
"Rendang Padang, sama teh panas satu. Di bungkus," ujar Ari pada pelayan muda yang masih setia berdiri disampingnya itu.
"Oh, okay. Mohon menunggu sampai pesanan siap." Pelayan itu pergi sambil membawa buku menu yang tadi diberikan kepada Ari.
Sembari menunggu pesanannya siap, Ari membuka ponselnya sejenak untuk sekedar bermain sosial media. Di restoran itu juga ada wifi yang menyala 24 jam. Maka tak heran kalau banyak remaja yang berkunjung pagi hingga siang hari hanya untuk memesan kopi atau minuman lainnya. Walaupun restoran itu buka sampai malam hari tetapi tetap saja, pengunjung diusahakan untuk datang seperlunya karena hal itu bisa merugikan pihak restoran. Sudah habis kopinya, tapi masih tak beranjak dari tempatnya. Jelas itu merugikan banyak pengunjung yang ingin makan tapi tidak ada tempat.
[]
Kalian yang baca paragraf akhir, pasti pernah kaya gitu juga, kan....?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE and SECRET
Teen Fiction"Gue bakalan tetep ada di samping lo, walaupun lo sendiri gak menginginkan itu." "Kalian berpikir gue gak tau apa-apa, padahal gue tau semuanya." "Masih adakah waktu untuk Kakak minta maaf sama kamu?" Tentang sebuah rahasia yang mengharuskan seora...