20. Kaget

7 1 0
                                    

Di siang terik seperti ini adalah waktu yang sangat tepat untuk memuaskan perut di kantin. Maka tak heran kalau lambat laun kantin yang masih sepi menjadi ramai dalam sekejap. Makanan ringan yang tertata rapi juga telah ludes setelah beberapa saat.

Di sela - sela banyaknya manusia yang memenuhi kantin, Aisyah terus mendesak orang yang berdiri di depannya. Persetan dengan mereka semua, yang penting dia segera mendapat stok makanan untuk memuaskan rasa laparnya.

"Buk, Saya pesan bakso satu dan teh hangat satu ya," ujar Aisyah ketika sampai di tujuannya. "Ditunggu ya, Neng. Antri soalnya." Aisyah mengangguk sambil tersenyum simpul lalu pergi untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.

Dia berjalan ke sebuah bangku di tengah nomor 2, lalu menempatinya. Kini Aisyah duduk sendirian dan harus sabar menunggu pesanannya datang, tak jarang juga dia menebar senyum ke sekelilingnya, namun tidak semua orang dia sapa sehingga menimbulkan bisik-bisik kurang enak didengar dari teman sebayanya. Mereka malah memandang Aisyah dengan tatapan dengki.

Dia menyesal telah mengiyakan perkataan Angga untuk pindah sekolah, jadinya sekarang dia terlihat seperti orang asing di tempat ini padahal beberapa dari mereka pasti juga sudah mengenal dirinya, baik mengenal langsung atau hanya mengetahui nama dan latar belakangnya.

Tiba-tiba Aisyah berpikir, mengapa selalu Angga yang mengurus keperluannya? Mengapa Angga begitu cekatan kalau sudah menyangkut dirinya? Apakah karena dia adalah adik perempuan satu - satunya? Tapi, mengapa sikap Ari sangat bertolak belakang dengan sikap Angga? Dan mengapa sampai saat ini dia belum melihat wajah orang tuanya?

Beberapa jawaban yang belum tentu benar mulai memenuhi kepala Aisyah. Gadis itu memijit kepalanya yang mulai terasa pening. Bau harum kuah pop mi yang menyapa indera penciumannya semakin membuat rasa laparnya menguap. Dia tak kuasa menahan perutnya yang segera minta diisi. ketika ingin beranjak, tangan Aisyah menyenggol sebuah lengan yang ternyata sedang membawa semangkuk bakso.

Aisyah langsung melihat ke bawah ketika merasa ada yang hangat di sepatunya. Aisyah melotot melihat sepatunya yang sudah berlumuran mi dan kuah bakso.

"Astaga!" Aisyah mengibas - kibaskan sepatunya, lalu menatap seseorang yang sedari tadi memerhatikan dirinya yang heboh sendiri.

"Kak Ari?!" kata Aisyah sambil memasang wajah cengo.

[]

LOVE and SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang