Bab 10

541 63 40
                                    


"Bekerjalah yang giat, ya. Demi anak-anak kita." Yoona menyerahkan bekal makan siang untuk Taehyung yang sudah sejak lima belas menit yang lalu selesai ia kemas. Yoona lantas iseng mencubit pipi suaminya yang terlihat begitu menggemaskan.

Seperti biasa, Taehyung menerima bekal makan siangnya sambil tersenyum lucu. Ia mengecup bibir Yoona sebagai ucapan terimakasih karena isterinya itu telah membuatkannya bekal makan siang. "Selama aku bekerja di kantor, kau rindu padaku, tidak?" Tanyanya dengan suara manja.

"Rindu sekali." Yoona mengaku. Ia memang selalu merindukan kehadiran Taehyung selama suaminya yang sangat tampan itu tidak berada di rumah bersamanya. Tapi... sejujurnya, Yoona lebih merasa iri kepada Taehyung. Lelaki itu masih bisa bekerja dan beraktivitas dengan bebas di luar sana tanpa ada halangan apa-apa. Tidak seperti dirinya yang terhalang oleh dua bayi kembar yang kini hidup di dalam rahimnya.

"Lalu, apa yang kau lakukan selama aku tidak ada dan kau rindu padaku?"

"Aku bersih-bersih, merapihkan tempat tidur, mengebut debu, mengepel lantai, mencuci dan mengeringkan pakaian, mandi, pergi berbelanja kebutuhan kita, makan siang, membaca buku atau majalah, tidur sebentar, angkat jemuran, menyetrika, menyiapkan makan malam, mandi, menonton TV dan menunggumu pulang dengan perasaan tidak sabar." Yoona menjawab sambil melepaskan kancing teratas kemeja Taehyung yang tampak mencekik leher suaminya itu.

"Kau pasti jenuh melakukan semua rutinitas yang sama setiap hari." Taehyung merasa kasihan pada Yoona. Sebelum hamil dan menikah dengannya, Yoona adalah seorang gadis yang sangat aktif dengan segudang aktivitas. Tapi sejak kontrak magangnya bersama Kim, Shim, & Kim Law Firm berakhir, berakhir pula semua kegiatan Yoona di luar rumah. Sekarang perempuan cantik itu hanyalah seorang isteri dan ibu rumah tangga biasa.

Yoona menghela nafas dan tersenyum. "Itu adalah risiko seorang ibu rumah tangga yang dengan rela kujalani."  Ia kemudian menoleh jam dinding. "Sudah jam delapan lebih, cepatlah kau berangkat sebelum ketinggalan bus."

Taehyung memasukkan bekal makan siang yang dibuat Yoona ke dalam tas kerjanya. "Sabtu besok, aku ingin membawamu jalan-jalan." Taehyung yakin isterinya butuh refreshing------sekedar untuk melepas penat di suatu tempat. "Aku akan meminjam mobil Jimin. Kita bisa pergi ke pantai atau ke pedesaan sambil menyegarkan mata."

Senyum Yoona yang indah merekah lebar. "Ide yang sangat bagus, Tae." Ia menyambut riang rencana suaminya. "Apa kita akan pergi berdua saja?"

"Ya tidak, dong. Kita akan pergi berempat."

"Berempat? Siapa lagi yang akan kau ajak? Jimin? Seulgi? Atau teman kerjamu di kantor?" Yoona mengerutkan alis.

"Bukan, tapi dua anak ini." Taehyung menekan lembut perut Yoona yang buncit dengan ujung telunjuknya.

Senyuman di bibir Yoona sedikit memudar. "Sekarang cuma ada kita berempat, ya."

"Iya." Senyum Taehyung. Ia mengelus dagu Yoona. "Tapi kita akan menjadi empat orang yang paling berbahagia di dunia ini. Aku berjanji, Yoona."

Yoona mengangguk. Ia menepis bayangan ayah serta kedua mertuanya dari dalam benaknya. Ia dan Taehyung sudah memilih jalan mereka sendiri meskipun sebenarnya jalan itu terpaksa mereka pilih. Tapi, jalan yang kini sedang mereka tempuh adalah jalan milik mereka. Milik mereka berempat.

"Berangkatlah sebelum kau terlambat masuk kantor dan pulanglah dengan selamat." Yoona mencium pipi Taehyung sebelum suaminya itu berlalu dari muka pintu apartemen mereka.

"Kriiiiiiing!!!" Tepat setelah Yoona memutar kaki, ponsel miliknya berdering nyaring.

"Ya, Byeonhosa-nim." Yoona menempelkan telepon genggamnya ke telinga.

NOT OUR FIRST LOVE || VYOON FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang