Bab 31

561 59 31
                                    

Setiap hari Taehyung mengunjungi Aran di rumah sakit. Ia menunggui dan bermain-main dengan anak itu. Setiap kali datang, Taehyung selalu membawakan hadiah yang berbeda-beda untuk Aran. Aran begitu gembira saat Taehyung datang. Dan ia akan menangis jika Taehyung harus pulang.

Taehyung menoleh jam dinding. Sudah hampir jam delapan malam. Sebentar lagi Yoona akan datang.

"Aran, mau pindah ke tempat tidur?" Taehyung melirik Aran yang sedang ia dekap di atas sofa. Belakangan ini, Aran semakin manja kepada Taehyung. Ia selalu ingin digendong atau dipangku Taehyung di atas sofa. Bahkan makanpun, Aran ingin disuapi oleh ayahnya.

Aran tak menjawab.

"Aran sayang...." Taehyung menowel pipi puterinya. Boneka Tata-----tokoh kartun ciptaan Taehyung-----jatuh ke atas lantai. Rupanya sejak tadi gadis cilik itu sudah tertidur di pelukan ayahnya.

Taehyung tak sampai hati membangunkan Aran. Suara tarikan nafas Aran terdengar begitu lembut. Taehyung menyender ke punggung sofa, menonton TV sambil menunggu Yoona datang.

Sepuluh menit kemudian Yoona datang. Ia kelihatan sedikit terkejut melihat Taehyung masih ada di sana. Sejak percekcokan mereka tempo hari, Taehyung menjadi enggan memperlihatkan wajahnya di depan Yoona. Taehyung datang menemui anak-anak mereka hanya jika Yoona sedang berada di kantor atau di pengadilan. Dan lelaki itu akan pergi sebelum Yoona pulang. Sesuai perkataannya tempo hari, Yoona tak perlu khawatir akan bertemu dengannya lagi.

Taehyung menoleh Yoona. Ia cepat-cepat membetulkan posisi duduknya. "Maaf aku masih berada di sini. Aran tidur ketika aku mau pergi dan aku tak tega membangunkannya. Tidurnya kelihatan begitu lelap." Taehyung tersenyum membelai rambut dan wajah Aran. Ia menarik nafas dan perlahan-lahan berdiri agar tidak mengusik tidur anak bungsunya.

"Eung, Appa." Tangan mungil Aran mencengkeram kancing baju Taehyung. Kepalanya menyusup ke bawah ketiak ayahnya dan ia melanjutkan tidurnya. Mau tak mau, Taehyung tersenyum dibuatnya. "Dia mirip sekali denganmu. Kau juga selalu tidur sambil menyusupkan kepala ke-----"

Pluk! Yoona sengaja menaruh tas dan kantung plastik yang dibawanya ke atas meja rumah sakit dengan keras. Ia berpura-pura mencari sesuatu di dalam tas tanpa menoleh Taehyung sedikitpun. Kau pikir aku tak tahu? Aran dan aku memang memiliki kebiasaan yang sama. Kebiasaan yang kubenci setelah kau pergi meninggalkan kami.

Melihat betapa dinginnya sikap Yoona, Taehyung tahu diri. "Beri aku waktu lima menit lagi. Setelah Aran menjadi nyenyak, aku akan memindahkannya ke ranjang dan aku akan pergi."

"Aku tidak mengusirmu."

"Aku tahu."

Yoona melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Taehyung termenung sendiri. Lima menit kemudian Yoona keluar dari dalam toilet. Sudah waktunya bagi Taehyung untuk pulang.

Perlahan-lahan Taehyung berdiri untuk memindahkan Aran ke atas tempat tidur.

"Appa." Tiba saja Aran terbangun, seolah tahu bahwa ayahnya akan segera pergi meninggalkannya.

"Shhhhht." Taehyung menimang Aran agar sang buah hati kembali terlelap tidur. Tapi bocah itu tak jadi mengantuk.

"Appa mau pulang?" Tatapan mata Aran begitu menyentuh hati Taehyung. "Jangan. Appa jangan pulang." Aran memeluk dan menyenderkan kepalanya ke atas bahu Taehyung.

"Besok Appa datang lagi untuk temani Aran main. Aran mau dibawakan boneka apa? Chimmy, temannya Tata? Atau boneka yang lain?"

Aran menggeleng. "Mau Appa saja." Ia menguap dan memejamkan mata.

NOT OUR FIRST LOVE || VYOON FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang