Bab 26

392 49 19
                                    

Setelah ia mengenal Yoona dan anak-anaknya, juga setelah mengetahui kisah di balik perceraian wanita itu dengan mantan suaminya, Jungmin menjadi sangat bersimpati pada Yoona. Kini akhir pekan Hwang Jungmin tak pernah sepi lagi. Taewoo dan Aran selalu meramaikan suasana rumah dan kapal yatchnya. Yeji yang seumur hidupnya selalu menjadi anak tunggal pun kini lebih senang bermain dengan kedua bocah itu daripada pergi bersama teman-temannya.

Taewoo dan Aran yang tak pernah memiliki figur seorang ayah di hidup mereka, seolah menemukan kembali orang yang bisa mengajari mereka memancing, membongkar mesin mobil, dan menonton pertandingan olahraga.

Yoona merasa senang sekaligus sedih melihat keakraban Taewoo dan Aran dengan Jungmin. Ia senang karena kedua anaknya menjadi lebih aktif dan mengenal hal-hal yang ia sendiri tak paham, seperti permainan komputer dan otomotif. Namun ia juga merasa sedih karena seharusnya semua hal itu diajarkan oleh ayah kandung mereka.

"Maaf, aku jadi merepotkanmu." Ujar Yoona saat Jungmin mengantarkan Taewoo dan Aran sepulangnya mereka dari Lotte World.

"Apanya yang merepotkan? Aku justru terhibur oleh kehadiran anak-anakmu." Jungmin mengelus rambut Taewoo. "Yeji sudah tak bisa lagi aku gendong-gendong. Malu, katanya."

Yoona tertawa mendengar kelakar Jungmin.

Jungmin tersenyum menatap Yoona. Ia senang melihat Yoona tertawa.

"Ahjussi, Sabtu besok kita jadi kan main golf?" Taewoo mendongak.

"Jadi, dong! Nanti kau akan Ahjussi ajarkan cara memegang tongkat golf. Tapin sepertinya kita harus membeli tongkat golf untuk anak-anak."

"Jungmin ssi, jangan." Sergah Yoona.

"Tidak apa-apa. Anggap saja sebagai hadiah ultah untuk Taewoo."

"Tapi ultahku bulan Juni." Taewoo menjawab.

"Tak apa. Ini hadiah sebelum ultah."

"Asyiiiik!!!!"

"Hhhhh," Yoona geleng-geleng kepala, "Taewoo dan Aran selalu menyusahkan Jungmin ssi."

"Aku senang disusahkan. Sejak dulu, aku selalu penasaran, seperti apa rasanya memiliki seorang anak laki-laki." Jungmin meremas pundak Taewoo.

Yoona meraih kepala Taewoo dan mengelusnya penuh rasa bangga.

Jungmin memerhatikan Yoona. Ada sesuatu yang belakangan ini mulai membuatnya berpikir dan mempertimbangkan sesuatu. Sesuatu yang terkadang membuatnya gelisah dan juga malu.

"Yoona ssi, apakah besok malam kau punya waktu?"

Yoona menoleh, "waktu untuk apa?"

"Aku ingin mengajakmu makan malam. Berdua saja jika kau tak keberatan. Taewoo dan Aran bisa kau titipkan pada Yeji. Dia pasti senang mendapat teman bermain di rumah."

Yoona sedikit terkejut mendengar ajakan Jungmin. Tapi mengingat betapa baiknya sikap pria itu kepada Taewoo dan Aran, Yoona jadi merasa berhutang budi. Jungmin telah mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Taehyung.

"Jam berapa saya harus datang?" Tanya Yoona.

Dada Hwang Jungmin membusung bahagia. "Jam tujuh. Biar saya yang menjemput kalian."

Yoona mengangguk setuju.

Beberapa bulan ini ada perasaan berbeda yang timbul di hati Jungmin setiap kali ia melihat Yoona. Sesuatu yang hilang enam belas tahun lalu, kini seolah muncul kembali. Awalnya Jungmin hanya merasa kasihan sekaligus kagum melihat perjuangan Yoona sebagai orangtua tunggal. Jungmin juga mengasihi Taewoo dan Aran yang harus tumbuh tanpa kehadiran ayah mereka. Tapi lama-kelamaan, Jungmin sadar bahwa saat ia mendatangi rumah Yoona, ia tak sepenuhnya hanya ingin mengajak Taewoo dan Aran bermain, ada seseorang lagi yang lebih ingin ia lihat.

NOT OUR FIRST LOVE || VYOON FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang