Bab 47

482 55 37
                                    

Pukul sembilan lewat empat puluh lima pagi Yoona melahirkan seorang bayi perempuan melalui operasi caesar. Sementara sang isteri memulihkan diri di atas ranjang, Taehyung asyik menggendong puterinya yang paling bontot.

Sambil berbaring lemah di atas tempat tidur, Yoona memandangi suami dan anak bungsu mereka. "Tae," panggilnya.

"Ya, sayang?" Taehyung cepat-cepat mendekat dan duduk di samping ranjang Yoona.

"Ini anak kita yang terakhir, ya." Yoona menatap sungguh-sungguh.

Taehyung tersenyum, "kau tak mau kita punya anak lagi?"

"Aku tak tahan sakitnya." Yoona menjawab jujur. Tangan kirinya terulur untuk menyentuh rambut si bayi yang hitam lebat. "Dia mirip siapa, Tae?"

"Mirip ayahmu."

"Hah? Yang benar?"

Taehyung terkekeh. Ia pandangi puteri mereka yang sedang tertidur lelap. Semakin dipandang, semakin ia mendecah kagum akan rupa dan kesempurnaan anaknya.

"Mirip siapa, Tae?"

Taehyung melirik Yoona, "kenapa penasaran sekali? Apa kau takut anak ini mirip dengan ayah kandungnya?"

"Taehyung!" Yoona terlalu lemah untuk menonjok maupun mencubit Taehyung, ia hanya bisa mendelik kesal.

"Lho, apa salahnya anak ini mirip dengan ayah kandungnya? Aku sendiri tidak keberatan."

Yoona mendengus dan memalingkan wajahnya.

Taehyung tertegun melihat setitik airmata yang membasahi pelupuk mata Yoona. "Kok malah menangis? Tadi aku cuma bercanda."

Tapi Yoona tak menjawab. Ia menggigit bibirnya yang merah muda.

"Yoona...." Taehyung meletakkan bayi mereka ke dalam boks dan mengusap-usap kening sang isteri. "Kenapa kau menangis?"

"Aku kesal padamu." Jawab Yoona tanpa memalingkan wajahnya.

"Kesal kenapa?"

"Kau selalu saja bercanda bahwa anak yang kulahirkan bukanlah darah dagingmu... Apa kau tak tahu, candaanmu tadi mengingatkanku pada saat Aran lahir dan kau menolak untuk mengakuinya." Yoona menoleh dan memandang Taehyung. "Entah apa tadi kau hanya bergurau atau memang menyangsikan diriku, aku tidak tahu. Yang jelas aku trauma sebab kau pernah menolak untuk percaya bahwa Aran adalah darah dagingmu."

"Aih, Yoona. Kenapa jadi serius begini? Tadi aku cuma bercanda saja, sayang." Senyum Taehyung. "Tentu aku tak punya keraguan sedikitpun juga kalau keempat anak yang kau telah lahirkan ini adalah darah dagingku. Kau kan tahu kalau aku memang senang bergurau."

"Tapi aku tak pernah suka jika kau bergurau tentang siapa ayah anak-anak kita." Yoona mencoba untuk melotot, tapi airmatanya malah mengalir turun. "Aku merasa, kau seolah ragu pada kesetiaanku."

Taehyung menghapus airmata yang mengalir di pipi Yoona dan menatapnya. "Aku minta maaf. Aku berjanji tidak akan bergurau seperti tadi lagi."

"Apa kau percaya kalau aku selalu setia padamu?" Tatap Yoona.

Taehyung tersenyum. "Aku percaya. Sangat percaya." Ia merunduk untuk mengecup bibir Yoona. "Nah, jangan menangis lagi, ya." Bisiknya lembut.

"Tapi berjanjilah," tuntut Yoona dengan wajah sungguh-sungguh.

"Kau ingin aku berjanji soal apa?"

"Kalau ini adalah anak terakhir kita."

Taehyung mengerutkan dahi dan menyunggingkan seulas senyum hangat, "bukankah waktu Aran lahir, kau melahirkan secara normal?"

NOT OUR FIRST LOVE || VYOON FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang