Bab 14

402 54 11
                                    





Hari yang tak disangka-sangka olehnya itu terjadi empat bulan kemudian. Taegyu dan Taewoo kini berusia enam bulan, sudah bisa menggulingkan badan dan merangkak. Yoona menjadi lebih ekstra hati-hati dalam menjaga mereka berdua, terutama Taegyu. Anak sulungnya itu jauh lebih lincah dibandingkan Taewoo. Ada-ada saja yang menarik perhatian anak itu. Taehyung sampai terpaksa menutup semua colokan listrik dan mengikat kabel-kabel elektronik ke dalam gulungan-gulungan pendek agar tidak ditarik-tarik oleh Taegyu. Satu hal lagi dari sifat Taegyu yang sering merepotkan ayah-ibunya, yakni ia senang sekali mengganggu saudara kembarnya. Dari mulai memukul, merebut mainan, hingga menggigit pipi Taewoo hingga basah dan merah.

"Kau memang benar-benar anak ayahmu." Yoona mengangkat Taegyu sambil bergeleng-geleng kepala setelah bocah itu iseng mengunyah hidung Taewoo hingga sang adik menangis keras. Taegyu menatap ibunya dan tertawa. Saat bocah itu membuka mulut, air liurnya tumpah membasahi celemek bayi bergambar kelinci yang melingkar di dadanya. Tingkah Taegyu kontan membuat Yoona tertawa gemas. "Aduh aduh, lucunya anak Eomma. Eomma tak jadi marah padamu." Ia mencium Taegyu.

Di atas karpet, Taewoo merangkak menghampiri Yoona. Kepalanya yang berat membentur tumit ibunya. Taewoo termenung, seolah-olah mencoba merasakan apakah kepalanya sakit atau tidak.

Yoona yang sedang duduk di atas sofa menoleh ke bawah. Bibirnya mengulas sebuah senyum. Ia menurunkan Taegyu dan meraih Taewoo. "Kau juga ingin Eomma perhatikan, ya?"

"He... He...." Taewoo menyeringai, memamerkan gusinya yang baru dihiasi oleh satu gigi depan yang sangat mungil.

Yoona tak kuasa. Ia menciumi pipi Taewoo sepuas-puasnya. Tak seperti Taegyu yang kerap kali malah balas menggigit setiap kali dicium, Taewoo hanya tertawa-tawa geli. Yoona memeluk Taewoo gemas. Siapa yang sangka, hal-hal kecil seperti ini ternyata bisa membuat hatinya terasa begitu bahagia.

"Meumeum....Meumeumeumeum...." Taegyu berusaha untuk memanjat kaki Yoona.  Saudara kembarnya tak boleh sampai menguasai seluruh perhatian ibu mereka.

"Ah, kau pasti iri ya?" Yoona menoleh Taegyu sambil membawa Taewoo turun ke atas karpet. Selama setengah jam lebih ia bermain-main dengan kedua bayi kembarnya. Taegyu dan Taewoo sama-sama merangkak di atas tubuh Yoona seperti dua ekor anak kucing yang sedang ingin menyusu pada sang induk.

Yoona bahagia. Ya, ia merasa sungguh bahagia. Hmmm, Tae... Aku harus berterimakasih padamu. Yoona memeluk Taegyu dan Taewoo dengan kedua lengannya. "Jika bukan karena ayah kalian, tentu kalian tidak akan pernah ada. Dan Eomma... Hmmm, Eomma pasti akan sibuk bekerja di kantor, ditegur atau dipuji oleh bos dan para klien." Yoona mengusap-usap punggung si kembar dengan hangat. "Tapi... Kebahagiaan yang Eomma rasakan pasti tidak akan sebanyak ini, tidak akan sebesar ini."

Naluri keibuan seorang wanita memang selalu mengalahkan segalanya. Kini, Yoona tidak lagi menganggap kehadiran Taegyu dan Taewoo sebagai sebuah kecelakaan yang menghambat karirnya, melainkan sebagai sebuah berkah. Tentu Yoona masih ingin melanjutkan cita-citanya sebagai seorang pengacara, tapi sekarang ia menganggap kesehariannya mengurus si kembar sebagai satu liburan yang panjang sebelum ia meneruskan kuliah dan pekerjaannya nanti.

"Kling." Layar ponsel Yoona menunjukkan adanya satu email baru yang masuk.

Yoona membuka isi emailnya. Dari Hyun bin, tugas teranyar untuknya. Yoona membalas dengan mengirimi Hyun bin sebuah pesan pendek agar bosnya itu tahu kalau emailnya sudah ia terima. Tapi Yoona tidak langsung bergerak. Ia lanjut tidur-tiduran di atas karpet bersama si kembar. Baru pada siang harinya saat si kembar tengah tertidur pulas, Yoona mulai mengerjakan tugas dari Hyun bin.

Tugas dari Hyun bin tidak rumit, hanya butuh riset yang panjang mengenai kasus-kasus plagiarisme seni selama dua puluh tahun ke belakang. Untungnya, deadline yang diberikan oleh Hyun bin juga lumayan panjang, yakni tiga hari. Yoona bisa menyelang tugasnya dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga terlebih dahulu.

NOT OUR FIRST LOVE || VYOON FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang