Bab 39

569 62 45
                                    

"Kau... Hamil?" Taehyung melongo.

"Begitulah yang dr. Shin katakan."

"Sungguhkah?"

"Kau lebih suka kalau aku terkena kanker?"

"Ah, tentu tidak. Tidak." Mata Taehyung berkaca-kaca haru. "Jadi... Sekarang kau hamil? Itukah sebabnya kau terus-terusan terkena migren dan wajahmu menjadi pucat?"

"Iya." Yoona memainkan sudut bibirnya. "Kau tidak terlihat gembira."

"Siapa bilang aku tidak gembira? Eh, tunggu. Apakah itu anak----"

Yoona melotot.

Taehyung tertawa. Tadinya ia ingin bergurau dengan bertanya apakah bayi yang dikandung oleh Yoona itu adalah sungguh anaknya atau anak laki-laki lain, tapi ia mendadak sadar kalau Yoona pasti akan tersinggung. Empat tahun lalu ia menolak untuk mengakui Aran dan menuduh anak itu sebagai anak dari laki-laki lain. Dan trauma yang ia sebabkan ini masih belum bisa Yoona lupakan sepenuhnya.

"Aku bahagia, Yoona. Sungguh sangat bahagia." Kedua mata Taehyung digenangi oleh airmata yang sudah hampir meleleh. Ia peluk dan cium rambut mantan isterinya itu.

"Benarkah kau bahagia? Sepertinya kau malah meragu." Yoona menggurat-gurat dada Taehyung dengan murung. Semula ia mengira Taehyung akan melompat kegirangan begitu diberitahu bahwa dirinya akan segera menjadi seorang ayah untuk yang keempat kalinya. "Apa kau mau menunggu anak ini lahir dulu dan melakukan tes DNA?" Yoona menyumpahi Hyun bin yang telah meracuni otaknya tadi pagi.

"Apa kau bilang?" Taehyung tersenyum, "untuk apa aku melakukan tes DNA segala? Aku tahu kau takkan menipuku. Anak ini memang anakku."

"Tapi aku tidak melihat kau gembira." Yoona mendongak. "Apa kau tak mau punya anak lagi?"

"Oh, tololnya engkau!" Taehyung meremas pipi Yoona dengan gemas. "Dulu, aku pernah meminta padamu agar kita punya anak banyak, bukan? Aku senang pada anak kecil, apalagi kalau itu adalah anakku sendiri. Anak kita berdua. Tentu aku mau punya anak lagi. Jangankan satu, lima lagipun aku masih mau."

"Enak saja lima lagi!" Yoona menyodok perut Taehyung. "Lalu kenapa kau tidak terlihat gembira?"

"Aku gembira, Yoona. Aku luar biasa gembira." Senyum Taehyung. Ia elus pipi Yoona yang hangat dan mulus. "Tapi ini adalah anak kita yang keempat, aku tak perlu melompat-lompat seperti anak kecil, bukan?"

"Jadi maksudmu, anak keempat terasa kurang istimewa jika dibandingkan dengan anak pertama, kedua, atau ketiga?"

"Bukan itu maksudku." Taehyung menggigit bibir dengan gemas melihat wajah Yoona yang cemberut seperti si kembar kalau keinginan mereka ditolak. "Semua anak sama istimewanya di hatiku. Aku mencintai Aran sama seperti aku mencintai Taegyu ataupun Taewoo. Dan aku mencintai bayi ini sama seperti aku mencintai kakak-kakaknya. Tapi sekarang umurku sudah bukan duapuluh lima lagi seperti ketika kau mengandung si kembar. Aku harus bersikap lebih dewasa."

"Sewaktu kau tahu aku hamil si kembar, kaupun tidak melonjak-lonjak gembira." Cibir Yoona.

"Waktu itu situasinya berbeda. Kau sedang stres karena takut dimarahi oleh ayahmu, kita juga baru bertengkar. Masa aku mesti melompat-lompat, padahal aku juga takut dimarahi ayah-ibuku." Taehyung tersenyum simpul.

"Sewaktu mengandung Aran... Ah, kau malah membuatku menangis dan meninggalkanku selama empat tahun." Yoona mencubit dada Taehyung.

"Iya, aku mengaku salah. Aku telah membuatmu sangat menderita." Taehyung merasa tak enak.

"Kalau sekarang?"

"Sekarang? Kau mau aku melakukan apa? Melonjak-lonjak seperti Aran dan si kembar? Seperti ini? Horeee!!!! Kita akan punya anak lagi!!! Horeee!!!" Taehyung jejingkrakan riang gembira.

NOT OUR FIRST LOVE || VYOON FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang