Chapter 10

800 148 27
                                    

Suasana malam ini cukup damai hanya terdengar suara nyanyian Haechan diiringi petikan gitar dari Jeno. Sebelum akhirnya Renjun bergabung dengan mereka membuat Haechan yang tadi berfokus menyanyi berubah menjadi menganggu Renjun.

Setelah berkumpul dengan formasi lengkap dengan Bang Tyan, mereka berpencar ada yang langsung pulang, atau melanjutkan mengerjakan skripsi. Tapi tidak dengan gang SMA Alaskar, mereka langsung berkumpul di rumah keluarga Chenle yang sudah tidak terhuni lagi meskipun masih sangat bagus dan masih layak untuk dipakai.

Chenle menepuk pelan tangan Haechan lalu mengode cowok itu dengan melirik Jeno yang masih asik dengan gitarnya di sofa.

"EHEM"

Mereka yang tadinya sibuk dengan masing-masing langsung fokus menatap Haechan dan Chenle yang sedang tersenyum menggoda ke arah Jeno. Jisung yang di belakangnya hanya tertawa berusaha menghentikan Haechan dan Chenle.

"Kenapa? ada gosip baru apa lo?" tanya Yangyang yang baru datang dari arah dapur sambil menenteng enam buah Coca Cola botol yang di bantu Sungchan di belakangnya dengan menenteng sisanya.

Cowok itu lalu duduk di atas karpet menaruh asal Coca Cola yang barusan dia ambil dengan sembarangan. Sungchan dari tadi hanya terdiam, manyun sambil menatap sinis Jeno lalu duduk di samping Jaemin yang ada di sebrang sofa bersama Shotaro yang beranjak berniat merapihkan Coca Cola yang di taruh asal oleh Yangyang.

"Jadi gini ... Tadi pas Chenle sama Jisung masuk UKS ada yang pelukan!"

Renjun dan Sungchan membelak kaget, lalu Renjun ikut menambahkan ketika arah pandang mereka ke arah Jeno yang hanya menatap datar teman-temannya.

"Anjir beneran?! Siapa tuuuh"

"Gak usah jauh-jauh UKS deh, di lapangan aja mereka pelukan kok" ujar Yangyang tertawa lalu membuka botol Coca Cola lalu meneguknya seperti orang kehausan.

Jaemin tersenyum menatap sahabatnya itu, "Oiiiii, Arjeno~"

Shotaro hanya diam ikut tersenyum dan tertawa, memilih menyimak dari pada nanti berurusan dengan Jeno.

"Eh tunggu dulu ... Ada yang cemburu nih!" Seru Chenle sambil melirik ke arah Sungchan yang mukanya sudah cemberut menjadi lebih cemberut.

"Sungchan, Babang Haechan kasih saran nih! Winter udah jelas gak mau sama lu apalagi saingan lo sekarang si Babang Jeno" ujar Haechan sambil menunjuk Jeno dengan ujung jempolnya yang akhirnya disambut oleh cengkraman Jeno yang melotot ke arah Haechan.

Chenle, Jisung dan Shotaro tertawa kencang melihatnya. Buru-buru Haechan melepaskannya dibantu Renjun dan berdehem, "lanjut-lanjut."

Lalu kepalanya menoleh melihat Sungchan yang sudah menaruh kepalanya di pundak Jaemin, berusaha mengadu pada cowok itu.

"Dari pada berharap sama yang enggak pasti, mending sama Dek Wooyeon aja Chan"

"Betul, hampir seluruh kelas 10 kasian ngeliat dia berharap terus sama Sungchan tiap hari padahal ditanggepin aja enggak" sambung Jisung membenarkan perkataan Haechan.

"Perasaan kan gak bisa dipaksakan Bang" jawab Sungchan mengelak.

"Tapi kan perasaan bisa datang seiringnya berjalannya waktu~" balas Renjun semangat.

"Oiiii, Bang Renjun jago!" Seru mereka bersamaan, kecuali Jeno dan Sungchan tepatnya.

"Gue sih kasian aja sama lu Chan, dari SMP suka sama Winter tapi Winter nya gak suka, sekali ada yang mau, lo nya nggak mau" ujar Yangyang.

"Manusia kan banyak mau Bang" jawab Chenle polos dengan enteng menyambut tawa mereka semua.

"Mending sa pamit mo pulang~"

"Eh bentar-bentar ... ada hubungan apa nih saudara Jeno dan saudari Winter" ucap Shotaro membuat perhatian mereka semua menuju ke arah Jeno yang sedang menatap tajam mereka seolah berbicara

'jangan bawa-bawa gue.'

"Gak ada hubungan apa-apa" jawab singkat Jeno lalu beralih kembali dengan gitar di pangkuannya.

"Gak hubungan apa-apa katanya guys!" Ulang Yangyang yang mendapat sorakan kembali.

Jeno memutar bola matanya malas, mereka selalu seperti ini menggoda satu sama lain ketika punya kesempatan dan kesempatan pasti selalu ada.

"Kalo gak ada hubungan apa-apa kenapa nolongin Dek Winter tadi?"

Kali ini Jeno terdiam cukup lama, Jeno membenarkan ucapan Haechan dalam hati. Betul, kenapa dia harus repot-repot menolong Winter? bukan hanya sekali tapi sudah dua kali dia seperti ini.

Dia bukan tipe orang yang 'ringan tangan' pada orang asing atau orang yang baru dia kenal.

Perasaan ini ... seperti perasaan ingin melindungi? mungkin ...

"Kepo."

***

Selamat hari Senin! Semangat yaa~

Jangan lupa voment nyaa

- El ❤

Butterfly Effect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang