Winter beranjak dari kursi yang sudah lama dia duduki, lalu mulai melakukan streching kedua tangannya. Dia sudah sebagian membereskan buku-buku yang ada di perpustakaan ini, masih ada sebagian lagi yang harus dia kerjakan.
Winter merengut coba saja jika dia tidak mengikuti Yujin dan Soeun untuk ke kantin saat jam pelajaran mungkin dia tidak di sini sekarang. Penyesalan emang selalu datang belakangan.
Gadis itu mengangkat tangan kirinya, melirik jam tangan putih yang terkadang dia pakai untuk ke sekolah. Sudah jam pulang sekolah dia harus mengambil tas nya di dalam kelas. Lalu kembali ke perpustakaan ini dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.
Dengan langkah pelan dia berjalan ke arah meja yang dekat dengan pintu masuk menghampiri Bu Dara, guru Biologi sekaligus pengurus perpustakaan sekolahnya berniat izin untuk mengambil tas di kelas.
"Bu, saya izin ngambil tas di kelas dulu ya?" Winter menatap Bu Dara yang mendongak mendengar perkataan Winter dengan senyum berusaha membujuk guru cantik dan baik itu.
Bu Dara melirik belakang Winter tepat di mana Winter membereskan buku-buku yang berantakan, tempat itu sudah rapi dibandingkan biasanya meskipun masih ada bagian yang belum dirapikan oleh Winter.
"Udah kamu mending ambil tas dan pulang aja, biar nanti Ibu bilang sama Bu Boa kamu udah selesai hukumannya," Dara mengedipkan sebelah matanya.
"Beneran bu?! Yes!" Winter tersenyum bahagia, mukanya langsung berubah sangat cerah. Matanya berbinar berterima kasih menatap Dara.
Winter menarik tangan Dara menyatukan dengan kedua tangannya, "makasih banyak ya bu!" Ujar Winter yang hanya dijawab anggukan dan senyuman kecil dari beliau.
"Iyaa."
Gadis itu berjalan ke arah pintu, tapi ketika dirinya ingin keluar dia terhalang anak-anak ambis yang setelah pulang langsung masuk ke dalam perpustakaan untuk mengulang pelajaran yang diajarkan tadi.
Winter menunggu sejenak, setelah yang lainnya masuk, Winter langsung berjalan keluar tapi jalannya lagi-lagi terhalang. Winter melotot kaget, yang masuk kali ini Kak Jeno. Gadis itu teringat kejadian kemarin, dia belum berterima kasih! Karena ayahnya sudah mencari Winter di depan gerbang sekolah membuat dirinya langsung menangis didekapan sang ayah sampe lupa ada Jeno di sana.
Winter memegang rok seragamnya nervous, dia ingin berterima kasih dengan Jeno buat kemarin.
Tapi cowok itu berjalan menunduk dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya, berjalan tenang ke arah Winter,--pintu masuk perpustakaan tepatnya--. Bahkan Jeno tidak melihat Winter, melewatinya begitu saja yang sedang berdiri memandangnya di depan pintu.
Winter buru-buru masuk lagi ke dalam, "Ibu, saya masih semangat beresin perpus nya kok! Serahin sama Winter!"
Tanpa menunggu jawaban dari Dara, gadis itu langsung berlari kecil mengintili di belakang Jeno menepis semua rasa sakit pada kedua lututnya. Dara mengangkat kedua alisnya heran lalu memandang punggung Winter yang terlihat sangat jelas mengikuti Jeno. Dirinya tersenyum,
Anak muda.
***
Winter mengangkat buku dipegangannya berusaha menutupi muka cantiknya dari pandangan yang hanya menyisakan kedua bola matanya. Kali ini dirinya duduk di meja belakang, sibuk memandangi belakang punggung Jeno yang sedang serius mengerjakan soal-soal.
Sudah berlangsung lama dia diposisi seperti ini, Winter ingin sekali mengajak Jeno mengobrol dan tanpa basa basi mengucapkan terima kasih. Tapi cowok itu sedang sangat serius mengerjakan rumus-rumus yang Winter tidak mengerti. Winter merasa tidak enak jika menganggu, serba salah huh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
Fanfic[Cerita ini dalam masa hiatus] Winter tidak pernah merasakan hal semacam ini sebelumnya, hanya karena melihat kakak kelas nya yang tampan itu jantung nya berdetak dengan sangat kencang! Bahkan Winter rasa dia seperti memelihara Kupu-Kupu di dalam pe...