Chapter 11

735 142 19
                                    

Pagi ini, Yujin, Soeun dan Jimin sudah berada di depan gerbang sekolah dari 30 menit yang lalu karena semalam mereka mendapat kabar jika Winter akan kembali masuk sekolah setelah empat hari tidak masuk.

Tangan Yujin dan Soeun sudah tersedia kacamata bulat Jimin yang sudah tidak terpakai lagi dan kuncir rambut yang banyak jaga-jaga jika hari ini Winter tidak mengkuncir rambutnya. Sedangkan Jimin hanya berdiri sambil melipat kedua tangannya memperhatikan jalan di depan dengan seksama.

Tidak lama dari itu, mobil hitam yang mereka kenali berhenti di depan mereka bertiga. Menurunkan Putri Salju yang dari tadi mereka tunggu-tunggu.

Mereka melirik dua kaki Winter yang sudah membaik dan tidak memakai perban lagi lalu buru-buru melangkah mendekati Winter, menarik Winter ke area luar samping sekolah sebelum gadis cantik itu melangkah lebih jauh masuk ke dalam sekolah.

"E-eh kenapaaa???" tanya Winter ketika Yujin tanpa basa-basi langsung memasang kacamata bulat di wajah Winter dengan sigap.

"Lo dalam bahaya Win!" Seru Soeun menatap Winter dengan tatapan sok seriusnya. Tanganya langsung mengkuncir dua rambut blonde Winter.

"Bahaya apa?!" Ujar Winter dengan panik. Dua orang sahabatnya ini tidak pernah berbicara seserius ini sebelumnya kecuali jika mereka membahas ulangan dadakan yang selalu diadakan saat pelajarannya Pak Yunho.

"Bahaya. Pokoknya bahaya!" Jawab Soeun yang membuat Jimin mendengus kesal mendengarnya.

"Enggak papa kok Win" ujar Jimin dengan santai membuat tatapan Yujin dan Soeun langsung beralih menatap Jimin dengan tajam.

"Enggak papa gimana?! Kak Siyeon, Kak Nancy, sama Kak Lia nyariin Winter kemaren!" Jelas Soeun yang disetujui Yujin.

"Betul."

Mereka mengingat kembali rombongan kakak kelas famous itu yang bergantian mendatangi kelas mereka kemarin mencari Winter dengan suara yang sangat keras hampir seperti membentak. Untung Winter beberapa hari ini tidak masuk.

Jika kemarin Winter masuk, Soeun dan Yujin tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan sahabat cantiknya itu. Pasalnya rombongan kakak kelas itu bukan hanya famous, tapi mereka juga terkenal dengan kegilaannya terhadap pria nomor satu sekolah mereka siapa lagi kalau bukan, Arjeno Jenandra.

Selama Siyeon dan Jeno berpacaran, Lia, Nancy dan antek-anteknya mereka berdua adalah dua orang paling depan yang menganggu hubungan Jeno dan Siyeon selama dua tahun belakangan ini.

Bahkan ketika Jeno dan Siyeon diberitakan putus, Nancy dan Lia mengadakan pesta masing-masing di rumah mereka dengan mengundang hampir satu sekolah. Mereka berdua adalah musuh abadi satu sama lain, tidak pernah mau kalah dengan siapapun.

Kesimpulannya adalah, Winter dalam masalah besar!

"T-tapi kan gue cuma ditolongin sama Kak Jeno! Gak lebih kok!" Ujar Winter gadis itu bertambah panik mendengar penjelasan yang keluar dari mulut Soeun.

"Iya kita tau kok, tapi berita lo dipeluk Jeno pas di lapangan itu sekarang jadi hot news tau!" Jawab Yujin.

"Terus gue harus gimana?!"

"Sekarang lo lumayan aman kok, pas di dalem sekolah jangan pernah lepasin kacamata sama kuncir rambutnya." Ujar Soeun sambil merapihkan rambut Winter yang barusan selesai dia kuncir.

Winter menganggukan kepalanya mendengar perkataan Soeun. Jimin yang dari tadi memperhatikan pembicaraan teman-temannya memutar bola matanya sambil menahan tawa. As always dari mereka, berlebihan alias, lebay.

"Jangan takut---"

Perkataan Jimin terpotong saat Yujin dengan panik menarik tangannya berlari ke arah belakang sekolah. Bingung karena diajak lari tiba-tiba gadis itu lantas melirik belakang mereka

Mampus! Baru saja dibicarakan kedua orang dengan antek-antek setianya itu sedang berlari ke arah mereka, mengejar mereka seperti orang kesurupan.

"WINTERA SALSABILA BERANI BERANINYA LO KABUR"

***

Jangan lupa voment nya!!

Butterfly Effect Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang