Winter, gadis itu sedang membelalakkan matanya, menganga menatap cowok yang sedang jalan di depannya. Jantungnya berdegup sangat kencang dari cowok itu menarik lengannya di tengah kerumunan.
Lalu matanya teralihkan menatap tangan kanannya yang ditarik kecil. Winter menahan nafas lalu memukul kecil dadanya dengan tangan kiri, mencoba menenangkan jantungnya yang sangat berisik ini.
Winter yakin saat ini pasti mukanya terlihat sangat merah! Karena ini pertama kalinya berpegangan oleh cowok selain ayah dan adiknya! Huhu.
Jeno membawa Winter ke lorong kelas sebelas yang sedang sepi, jalan untuk menuju kelasnya. Lalu menaruh gadis itu untuk duduk di kursi yang tersedia.
"Masih sakit?" Tanya Jeno, Winter yang ditanya hanya menerjap matanya bingung lalu tersadar ketika pandangan Jeno mengarah ke kedua lututnya.
"Ooh, engga kok! Tenang aja Kak udah sembuh, hehe" jawab Winter dengan menyengir menatap Jeno dengan malu-malu.
Gimana gak malu, bayangin seorang Arjeno Jenandra lagi menatapnya dengan sangat intens sekarang. Dengan tatapan yang tidak terbaca. Winter kan jadi grogi dibuatnya.
Ekhem ..., Winter mana peka. Kalau sebenarnya Jeno sedang memeriksa, memastikan tidak ada bagian tubuh Winter yang terluka seujung rambut pun.
Setelah beberapa detik dipandang seperti itu, memastikan tidak ada yang terluka sama sekali. Jeno mengalihkan pandangannya berniat kembali ke Sekret OSIS. Pasti adik-adik kelas yang dia panggil sudah berkumpul di sana.
"Eh ..., eh ..., tunggu, tunggu!"
Jalan Jeno terhenti, dirinya melirik ujung seragamnya yang ditarik. Lalu mengangkat kedua alisnya sambil menatap Winter, meminta penjelasan ditahannya dia seperti ini.
"Makasih Kak!"
"Untuk apa?"
"Untuk semuanya, untuk ini"
"Gue gak lagi tolong lo."
Mendapat jawaban seperti itu membuat Winter cemberut menarik sebelah bibirnya menatap Jeno dengan mata menyipit tidak percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut tampannya.
"Kok gitu---"
Jeno memutar bola matanya malas, lalu berniat kembali melanjutkan jalannya yang tertunda. Tapi gagal lagi ketika Winter kembali menarik ujung seragamnya.
"Kakak hari ini kemana?"
"Kemana?"
"Maksud aku, hari ini ada waktu gak?"
"Gak ada."
'"Ih jangan pergi dulu Kak"
Lagi-lagi Winter kembali menarik seragam Jeno, kali ini dengan kekuataan yang lebih besar membuat Jeno sedikit oleng dari tempatnya berdiri.
Jeno melotot kepada Winter, "Apa lagi."
"Ehe ..., maaf Kak ..."
"Seriusan hari ini, pulang sekolah gak ada waktu kosong atau luang gituu?" Tanya Winter menatap Jeno dengan berharap.
Tangan kanannya masih menggenggam ujung seragam Jeno jaga-jaga jika cowok itu akan pergi lagi.
"Gak.ada." tekan Jeno. Membuat Winter kembali cemberut, dan melepaskan genggaman pada seragam Jeno.
"Yah, padahal aku mau ngajakin kakak makan soto tau!"
Jeno kembali mengingat pembicaraan mereka di perpustakaan, ternyata gadis ini serius dengan ucapannya Jeno kira itu hanya basa-basi biasa. Makanya dia meng'iya'kan ucapan gadis itu.
"Nanti gue jemput di kelas."
Setelah mengucapkan itu Jeno langsung melanjutkan perjalanan yang tertunda tanpa menghiraukan teriakan senang dari Winter.
"BENERAAN???? AAAAA"
"IPS 2 KELAS AKU YAA"
Winter tersenyum, dia senang sekali. Akhirnya dia bisa balas budi kebaikan Jeno yang selama ini selalu menolongnya saat dia mendapat musibah atau kecelakaan. Meskipun dengan mentraktir soto tidak seberapa dengan kebaikan Jeno selama ini dengan dirinya.
Kebaikan harus dibalas kebaikan. Winter selalu mengingat kata-kata itu dari bundanya.
Dengan senyum yang terpasang dari mukanya Winter berdiri, berjalan ke arah kelasnya yang tidak jauh dari situ.
Tanpa sadar, sepasang mata dari tadi memperhatikan kedua pasang manusia itu dengan tatapan marah dan benci. Tanganya terkepal dengan kuat menahan diri untuk tidak menghampiri sang gadis lalu menjambak dan menamparnya.
Dia harus sabar. Untuk menunggu waktu yang tepat.
***
Chaper pertama di 2021!
Gak nyangka total yang baca udah 3,13k! Makasih semuanyaa. ❤
Jangan lupa vomentnya yaa~
- El
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
Fanfic[Cerita ini dalam masa hiatus] Winter tidak pernah merasakan hal semacam ini sebelumnya, hanya karena melihat kakak kelas nya yang tampan itu jantung nya berdetak dengan sangat kencang! Bahkan Winter rasa dia seperti memelihara Kupu-Kupu di dalam pe...