2 hari setelah Eustasio melamar Aleena kemarin, kini ia sudah berada di mansion Aleena untuk meminta restu kepada kedua orang tua wanita itu. Mereka tengah berada di ruang tamu, dengan Eustasio yang duduk di sofa yang berhadapan dengan Axel serta Cecillia tempati sekarang. Sedangkan Aleena ikut bergabung di sebelah Eustasio sambil meremas tangannya sendiri tanda ia sangat gugup sekarang.
"Ini Aunty untukmu" Ucap Eustasio sambil menyodorkan paper bag kecil pada Cecillia yang berisi sebuah diamond bracelet berwarna silver yang baru launching beberapa hari yang lalu. Aleena bahkan bergidik memikirkan perkiraan nominal harganya.
"Wah, terima kasih Eus. Kau memang tahu selera wanita" Balas Cecillia dengan maksud menyindir Axel yang berada di sebelahnya, sementara suaminya hanya berdecak malas tak ingin meladeni tingkah kekanakan istrinya.
"Jadi, bisa kamu jelaskan maksud kedatanganmu kesini Eus?" Tanya Axel to the point pada Eustasio
"Maksud dan tujuanku datang kesini adalah, aku ingin meminta izin kepada Uncle dan Aunty agar mau merestuiku untuk menjadikan Aleena sebagai istriku" Ucap Eustasio berusaha setenang mungkin meskipun sebenarnya ia sama atau bahkan lebih gugup dari yang Aleena rasakan sekarang.
"Dan Aleena, apakah kau menerimanya?" Ucap Axel kini menoleh ke arah putri pertamanya itu
"Iya Dad, aku menerimanya. Tulus dari hatiku, tanpa ada paksaan apapun" Balas Aleena mantap
"Baiklah. Jika Aleena setuju, kami sebagai orang tua tidak bisa melarangnya. Karena, yang menjalani suatu hubungan adalah kalian berdua. Eustasio juga orang yang baik, terlepas dari kesalahannya di masa lalu. Tidak ada orang yang tidak pernah melakukan kesalahan bukan?" Jawab Axel dan membuat Eustasio dan Aleena menghembuskan napas lega meskipun degupan jantung mereka masih berdetak kencang. Begitu juga dengan istrinya yang sudah mengembangkan senyum senangnya. Akhirnya putri pertama mereka akan segera menikah dan menemukan kebahagiaannya.
"Terimakasih Uncle dan Aunty, aku berjanji akan selalu membahagiakan Aleena selama hidupku" Ucap Eustasio bahagia karena orang tua Aleena mau menerimanya
"Memang sudah seharusnya begitu" Balas Axel
"Kalau begitu aku dan Elisa harus segera bertemu untuk membicarakan tentang pernikahan kalian" Ucap Cecillia yang diangguki oleh kedua anak muda itu
"Dan Eus, mulai sekarang kau harus memanggilku mommy karena aku juga akan menjadi mommymu" Sambung Cecillia
"Tentu Aun maksudku mom. Setelah kami membicarakan hal ini pada kedua orang tua ku, mom bisa segera menemui mommyku"
Sementara di sisi tangga, Cesya yang sedari awal sudah mendengar obrolan 4 orang yang berada di ruang tamu itu pun menghembuskan napasnya pelan. Kini ia harus bisa menerima Eustasio yang sebentar lagi akan menjadi kakak iparnya.
Sebenarnya dia bisa melihat keseriusan dan ketulusan laki - laki itu untuk kakaknya. Ia pun tak mengira kalau Eustasio secepat ini akan melamar kakaknya untuk ia jadikan istrinya. Bahkan Cesya melihat dengan jelas kebahagiaan yang terpancar dari wajah Aleena saat ini, berbeda dengan dirinya yang dulu. Pengaruh Eustasio memang sudah begitu besar untuk Aleena dan Cesya berusaha untuk memahaminya. Demi kebahagiaan sang kakak, ia harus bisa memaafkan Eustasio dan melupakan masa lalu.
Setelah gantian Aleena yang datang ke rumah Eustasio untuk meminta restu kepada kedua orang tua laki - laki itu, kini sudah di putuskan kalau mereka akan menikah satu bulan lagi. Bahkan Eustasio sempat protes karena itu terlalu lama baginya, dia ingin kalau bisa minggu depan saja mereka menikah, toh Eustasio bisa menyiapkan semuanya dalam waktu satu minggu. Tapi, tentu saja kedua orang tua mereka tidak menurutinya. Dan yang semakin membuatnya kesal adalah dari mulai kemarin sampai hari pernikahan tiba, Elisa tidak mengizinkan dia untuk bertemu dengan Aleena, entah darimana ibunya membuat aturan konyol seperti itu yang dengan terpaksa harus ia turuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay or Go?
RomanceAleena Bradley Ainsley mencintai Eustasio Davide Anderson, teman semasa sekolahnya dulu yang awalnya seorang Atlet Basket terkenal se-Britania Raya. Namun, karena keinginan Daddynya, ia harus beralih memimpin perusahaan. Ia sudah memendam perasaann...