Bagian 9

326 118 229
                                    

"Hiksss hiksss, SEKARANG LIAT KAN KAK,INI SEMUA SALAH KAKAK SEANDAINYA KAKAK NGASIH TAU DIA SAKIT APA PADA KITA,MUNGKIN KITA BISA JAGAIN DIA MUNGKIN DIA GK AKAN MASUK RUMAH SAKIT"


Ucapku menangis dengan emosi terus meningkat.

Jika kalian mengatakan aku tidak sopan kepada kakak ku sendiri,aku tau itu.. tapi emosi ku meningkat pada saat itu.

Ayah yang melihat itu segera memeluk ku, keadaan ku saat ini seperti orang gila yang tidak terurus, rambutku acak acakan muka ku kusut karena menangis sedari tadi

Ayah memeluk ku untuk menenangkan ku.

"Udah udahh,tidak ada yang salah disini, Hazel anak yang kuat kan

"Tapi ayah hiksss hazel yah hiksss"

"Iya iya ayah ngerti"
Ayah mengusap punggung ku.

Ku lepaskan pelukan dari ayah dan berlari menuju tempat ibu duduk

"MAU APA KAMU TETEP DISINI HAH?! PERGI SANAA INI SEMUA SALAH KAMU
PERSETAN AKU BENCI IBU, IBU YANG SUDAH BUAT HAZEL SEPERTI INI!"

Aku menunjuk nunjuk muka ibu,dan ku tendang kaki ibuku.

"HANAAA!"
teriak kak Renjun

"APA KAMU LUCU SEPERTI INI?! TIDAK ADA YANG SALAH DISINI, SEMUA SAMA SEPERTI MU"

Teriak kak Renjun kepadaku.
Muka kak Renjun sangat sangat merah saat ini,aku takut melihat keadaan kak Renjun.

  "SEMUA KHAWATIR AKAN KEADAAN HAZEL, DAN WALAUPUN IBU PERNAH SALAH KEPADA KITA INI SEMUA BUKAN SALAH IBU"

"eh udah udah,jaga emosi lu"
Ucap Haechan, menenangkan kak Renjun.

"Ya tapi Chan,dia udah kelewatan batas"
Jawab kak Renjun

Kak Renjun membentakku dan itu membuat ku terdiam. tapi air mataku terus mengalir

Karena aku tidak kuat dibentak walaupun sedikit.

"ka-kak hiksss Kakak ,aku bener bener benci kakak"

Ucapku dan berlari menuju luar rumah sakit dengan niat mencari ketenangan.

Jika kamu mengatakan aku alay...
Aku tidak peduli,pada saat itu aku sangat membenci semua yang ada dirumah sakit..
Aku merasa tidak ada yang peduli dengan ku.

Padahal disaat seperti ini aku ingin dirangkul oleh mereka. Bukan malah ikut marah marah dan tersulut emosi.

"Hikssss aku benci benci semua, aku benci diriku"
Aku terus menangis di taman belakang rumah sakit.

Aku memukul kepala ku dengan sendirinya.

"Tapi keluarga lo gak akan pernah benci lu sampai kapanpun"

Ucap lelaki yang ku dengar langkahnya mulai mendekat ke arah diriku.

Dan ternyata itu haechan, lelaki yang baru aku kenal.

Dia duduk di samping ku dan memberikan air minum yang dia pegang sedari tadi.

"Nih, tenangin diri lu dulu"

Ucap Haechan sembari memberikan minuman, yang dia beli entah dimana

Ucap Haechan sembari memberikan minuman, yang dia beli entah dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ESOK KITA BAHAGIA- Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang