Chapter 03 : her second life

521 70 2
                                    


Everything can go to hell in less than a second. In moments like this, you feel death creeping in, and you know nothing will ever be the same. But you need to do whatever it takes to survive.

Segalanya bisa langsung masuk ke neraka dalam waktu kurang dari satu detik. Pada saat-saat seperti ini, kau merasakan kematian merayap masuk, dan kau tahu tidak akan ada yang sama. Tetapi kau perlu melakukan apa pun untuk bertahan hidup.














Penduduk desa Little Hangleton masih menyebutnya "Rumah Riddle", meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga Riddle tak tinggal di sana lagi.

Rumah itu terletak di atas bukit, menghadap ke desa, beberapa di antara jendela-jendelanya ditutup papan, genting- gentingnya hilang di sana-sini, dan sulur tumbuhan menjalar merambat liar di dindingnya.

Rumah yang dulunya gedung indah, dan bangunan paling besar dan paling megah di daerah itu, kini lembap, telantar, dan kosong.

Semua penduduk Little Hangleton setuju bahwa rumah tua itu "angker". Setengah abad lalu, sesuatu yang ganjil dan mengerikan terjadi di sana, sesuatu yang masih sering dibicarakan oleh para penduduk usia lanjut, jika tak ada topik menarik untuk bergosip.

Peristiwa itu sudah diceritakan berulang kali oleh begitu banyak orang dan disulam di begitu banyak tempat, sehingga tak seorang pun yakin, bagaimana kejadian yang sebenarnya.

Meskipun demikian, semua versi kisah itu dimulai di tempat yang sama: Lima puluh tahun yang lalu, pada suatu subuh di musim panas yang cerah, ketika Rumah Riddle masih terpelihara dan sangat mengesankan, seorang pelayan wanita masuk ke ruang keluarga dan menemukan ketiga anggota keluarga Riddle meninggal.

Dan sekarang di dalam rumah angker itulah Voldemort berada, dalam wujud yang sangat mengenaskan. Dia membunuh ayah, kakek dan neneknya yang muggles itu bertahun-tahu lalu, tepatnya saat dia masih sekolah.

Sementara itu disana saat ini juga ada tiga pelayan setianya: Igor Karkaroff, Wormtail dan Barty Crouch Jr. Juga seekor ular, Nagini.

"Aku punya seorang anak perempuan dulu.. Ibunya yang bodoh itu berusaha menyembunyikannya dariku tapi lihat pada akhirnya anak itu datang sendiri kepadaku," kata suara laki-laki melengking tinggi aneh, dan sedingin angin bersalju yang mendadak bertiup.

"Aku tak ingat namanya dan kurasa aku pun tak bertanya saat aku membunuhnya—sudah lama sekali, untuk membuat horcrux dalam Nagini karena aku kira dia tak akan berguna. Tapi kupikir sekarang aku membutuhnnya."

"Aku membutuhkan bantuanmu, Igor," kata Voldemort pada akhirnya.

"Tuanku, saya selalu bersedia," Igor Karkaroff tampak membungkuk tunduk. "T-Tapi bagaimana mungkin itu dilakukan tuan.. bukan kah kata tuan.. anak itu sudah mati?" tanya Igor Karkaroff—nadanya panik.

"Aku pernah dengar soal time turner, Igor.. Dan benda itu disembunyikan di kementrian.. Kau adalah kepala sekolah Durmstrang.. Kau seharusnya punya koneksi khusus dengan kementrian.. Aku punya rencana, pergilah bersama Crouch dan dapatkanlah benda itu,"


















Wednesday pikir hidupnya telah berakhir saat itu, saat dia dibunuh oleh ayah yang sangat dia idolakan. Tapi ternyata, seseorang dari masa depan mendatanginya lagi.

Membuat garis waktunya menjadi ganda, atau mungkin akan lebih. Voldemort, sebelum kematiannya, memikirkan sebuah rencana cadangan. Dia teringat kalau dirinya memiliki seorang putri di masa lalu yang telah ia bunuh. Dia berniat membawa nya ke masa depan.

Membawa Wednesday untuk melakukan sebuah pelayanan untuknya, sebuah misi.

Dia memerintahkan Igor Karkaroff, salah satu pelayan setianya yang sekarang menjabat sebagai kepala sekolah Durmstrang.

Hiraeth [Harry Potter FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang