Chapter 08 : astronomy & halloween

387 61 2
                                    

They said love makes the world go round. But the truth is that hatred is not that far behind.

Mereka bilang cinta membuat dunia berputar. Tetapi kenyataannya adalah bahwa kebencian tidak jauh tertinggal.

.





















Astronomi adalah kelas inti dan mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Sihir Hogwarts. Astronomi adalah cabang sihir dan sains yang mempelajari bintang dan pergerakan planet. Ini adalah subjek di mana penggunaan sihir dan mantra praktis selama pelajaran tidak diperlukan.

Pelajaran astronomi dihabiskan untuk mempelajari nama-nama bintang dan pergerakan planet. Ini adalah kelas wajib dari tahun pertama sampai tahun kelima, dan menjadi mata pelajaran opsional untuk dua tahun terakhir.

Kelas astronomi berlangsung di tingkat tertinggi Menara Astronomi, menara tertinggi di Kastil Hogwarts, berlangsung setiap hari rabu pada tengah malam.

Profesor Aurora Sinistra adalah seorang penyihir yang mengajar Astronomi di Hogwarts. Profesor Sinistra mengajar pada September 1985. Anak-anak mempelajari langit malam dengan teleskop.

Anak-anak Slytherin dan Gryffindor menaikki tangga yang sangat tinggi untuk menuju ke menara Astronomi di puncak Hogwarts.

Semua anak masing-masing disuruh membawa teleskop panjang. Wednesday belum punya teleskop, jadi dia meminjam punya Rolf.

Sudah satu minggu dia berada di Hogwarts dan Wednesday belum berhasil mendekati Harry Potter. Dia harus segera bergerak cepat, itulah kata ayahnya. Kalau dia mau ayahnya bangkit, maka caranya adalah Harry Potter harus mati. Dan jalannya adalah melalui Wednesday.

Sejujurnya Wednesday tidak menyukai tugas ini, tapi dia harus melakukannya demi ayahnya. Dia harus mendekati anak laki-laki yang ia benci karena telah menyebabkan ayahnya sekarat. Dia harus berpura-pura baik kepada Harry selama dia berada di Hogwarts.

"Selamat malam, selamat datang di kelas Astronomi malam," sambut Professor Sinistra, beberapa anak menjawab dan beberapanya lagi menguap menahan kantuk. Ini satu-satunya kelas tengah malam pada setiap hari rabu.

Professor Sinistra menginstruksikan murid-murid untuk mengangkat teleskop mereka untuk melihat planet Jupiter di langit gelap itu. Setelahnya, dia menyuruh untuk mencari satelit-satelit atau bulannya—yang mengelilingi planet Jupiter secara berpasang-pasangan.

Wednesday tak punya teman akrab selain Rolf, dan saat ini hanya ada anak-anak Slytherin dan Gryffindor dimana dia tak punya pilihan selain Draco Malfoy dan Theodore Nott—semua anak perempuan Slytherin benci dia karena iri akan kecantikannya.

Tapi untungnyalah, untungnya saja, Hermione yang menyadari ketertarikan sahabatnya kepada Wednesday mendorong tubuh  Harry kearah tempat Wednesday berdiri.

Wednesday langsung menyadari kalau ada yang menghampirinya atau—mendekatinya.

Hermione mengedip kepada Harry sebelum dia berbaur dengan Ron.

"Hai," kata Harry dengan otomatis.

"Oh ... hai," balas Wednesday. Wednesday pandai bersandiwara.

Harry melangkah maju lagi sambil menggenggap erat teleskop dengan jari-jari tangannya. "Aku—belum pernah memperkenalkan diri—maksudku secara pribadi—itu—um—Aku Harry, Harry Potter, dan kau-?" Itu bodoh, pikir Wednesday. Memperkenalkan diri padahal satu sekolah ini siapa yang tidak tahu dia. Wednesday menangkap itu karena dia gugup di depannya.

Perkataan Harry diintrupsi oleh Professor Sinistra yang tiba-tiba muncul di tengah mereka. "Sudah dapat bulannya, nak?"

Harry langsung memalingkan pandangannya ke atas dan Wednesday mengangguk kaku pada Professor Sinistra, "Ah ya," Dia mengangkat Teleskopnya keatas langit, "Itu Ganymede kukira," katanya.

Hiraeth [Harry Potter FanFiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang