"Selama Jaemin hyung dan Jeno hyung belum pulang...aku memutuskan tidak akan pergi ke bar. Aku akan menemani mu disini"
"Benarkah?"
Jisung mengangguk lalu tersenyum.
"Aku bisa merawat diriku sendiri,tak usah memikirkan aku, Jisung. Aku tak apa bila ditinggal pergi ke bar oleh mu"
"Tak bisa begitu. Aku diberi tanggung jawab untuk menjaga mu. Aku akan menemani mu sepanjang hari dirumah"
"Terimakasih"
"Dengan senang hati. Kau tak perlu berterima kasih"
Chenle pun tersenyum pada Jisung.
"Jisung"
"Ya?"
"Mengapa kau tak lagi kasar?"
"Maksud mu?"
"Mengapa kau tak berlaku kasar lagi padaku? Bukankah kau hanya akan berlaku kasar padaku selamanya?"
"Oh jadi kau ingin aku berlaku kasar padamu? Baiklah"
Jisung menggelitiki perut Chenle,yang di gelitikki hanya tertawa terbahak bahak.
"Hahahaha Jisung hentikan...geli"
"Aku tak akan berhenti"
Jisung tertawa karena ia merasa Chenle sangat menggemaskan.
Ia tak hentinya menggelitiki perut Chenle.
Hingga wajah Chenle berubah menjadi kemerahan.
"Hentikan...aku lelah"
Jisung pun kembali tertawa dan berhenti menggelitiki Chenle.
"Huft lelah..."ucap Chenle.
Jisung mencubit pipi Chenle.
"Sakit"
"Bukannya kau ingin aku berlaku kasar padamu?"
Chenle pun menundukkan kepalanya.
"Tidak..."
"Hahaha aku sedang becanda. Tidak tidak,aku tak akan melakukan tindakan tindakan yang kasar lagi padamu"
Chenle mengangguk namun wajahnya menunjukkan ekspresi canggung.
"Chenle,kau kenapa?"
"Tidak..."
"Mari memasak ramyeon. Aku ingin memakan ramyeon"
"Mari"
Mereka pun pergi ke dapur dan memasak ramyeon lalu memakannya.
Terlihat Chenle memajukan bibirnya untuk meniup niupi ramyeon yang masih panas.
Jisung yang melihatnya hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Jisung"
"Hmm?"
"Kau selalu mabuk di bar...apakah kau tak takut?"
"Takut pada apa?"
"Orang orang mabuk"
"Aku pun orang mabuk. Bagaimana bisa aku takut pada orang mabuk lagi?"
"Kau ini...."
"Kau ingin mencobanya?"
"Apa?"
"Mabuk"
"T-tidak tidak!! Terimakasih!!"
"Hahaha,mengapa kau begitu takut... Ah aneh sekali"
"Mengapa kau selalu mencium ku saat mabuk?"
"Tak tahu. Aku tak sadar. Kau sendiri,mengapa menangis bila aku mencium mu?"
"Entahlah. Aku merasa tidak suka jika ada orang lain yang berbuat seperti itu"
"Kau benar benar suci...."
"Terkecuali jika seperti Jeno dan Jaemin hyung,mereka sudah menikah,jadi tak masalah melakukan hal seperti itu. Namun jika aku,sepertinya aku masih akan takut"
"Tuhan mengapa kau menciptakan mahkluk yang begitu menggemaskan seperti Zhong Chenle..."
"Begitu?"
"Hmm,kau sangat menggemaskan"
Jisung mengajak Chenle ke taman yang berada di belakang rumahnya.
Mereka duduk disebuah bangku.
"Chenle"
"Ada apa?"
Jisung melepaskan kalung yang tergantung dilehernya.
"Pakailah lagi kalung ini. Aku tahu,ini sangat berharga bagimu"
"Tidak Jisung..."
"Pakailah"
"Aku tak ingin nyawa mu melemah setelah melepas kalungnya. Tolong pasang lagi di leher mu"
"Aku pun tak ingin energy mu melemah. Aku tak ingin kau menjadi susah karena ku"
"Itu sudah tugas ku menjaga mu. Biarlah,pakai kembali kalung itu"
Chenle memakaikan kalungnya kembali pada leher Jisung.
"Kau harus tetap memakai kalung ini"
"Bagaimana dengan mu?"
"Tak apa,selama aku tak dalam bahaya,energy ku tak akan berkurang banyak"
Jisung kemudian memeluk Chenle.
Air matanya jatuh begitu saja.
Ya,Jisung baru saja menangis.
Ini pertama kalinya ia menangis saat telah beranjak tumbuh menjadi dewasa.
"Maafkan aku. Aku tak tahu harus melakukan apa agar kau memaafkan ku. Aku memang seseorang dengan kepribadian buruk,kau boleh membenci ku"
"Tidak Jisung. Aku tak akan pernah membenci mu. Hey,jangan menangis. Aku baru saja melihat mu menangis"
"Aku benar benar bersyukur dapat bertemu dengan mu. Terima kasih telah hadir"
To be continue
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Poor Angel [Chenji]
Fanfic[ C O M P L E T E D ] Bagaimana jika seorang malaikat yang begitu suci harus menjaga seorang manusia yang begitu kasar? Warning ⚠ •Bxb •Cerita hanya fiksi,tidak ada kaitannya dengan kehidupan nyata tokoh Start : Oktober 2020 End : Desember 2020