Chapter 2

349 24 0
                                    

Aaron P.O.V

"Gadis itu manis sekali." Pujiku.

"Memang." Jawab Cam dengan cepat.

"Aku akan mendapatkannya!" Ucapku bersemangat.

"Aku akan mendapatkannya lebih dulu darimu!" Jawab Cam tak kalah semangatnya.

"Liat saja nanti!"

"Mau ikut tidak?" Tanyaku kepada Matt yang dari tadi hanya melamun melihat kearah luar jendela kamarnya.

"Ikut apa?" Tanyanya kebingungan. Apa dari tadi dia tidak mendengarkan kami? Yang benar saja.

"Memperebutkan gadis itu." Jawab Cam, dengan cepat Matt langsung menganggukan kepalanya.

"Tapi ini bukan taruhankan?" Tanya Matt dengan tatapan sinis.

"Kita lihat saja siapa yang menang nanti. Baru kita bisa memutuskan hadiahnya."

"Yang benar saja!" Tiba-tiba Nash bangun dari duduknya dan menatap kami dengan tatapan marah. Aneh,kenapa dia begitu marah?

"Ada masalah apa, Nash?" Tanya Cam penasaran.

"Iya, tidak biasanya kau keberatan seperti itu?" Sambung Matt.

"Mmm... ti-tidak,hanya saja..." Nash terlihat gugup dan kebingungan.

"Hanya apa, Nash?" Tanyaku yang benar benar penasaran.

"Hanya saja. Kalian belum menentukan hadiahnya. Ya, biasanya kalian menentukannya sekarang bukan?" Senyuman mulai terukir diwajahnya. Seperti baru berhasil menjawab pertanyaan tersulit didunia.

"Oh tentu saja!" Wajah Cam yang tadi penasaran langsung berubah menjadi normal lagi.

"Mmm.... Begini saja,yang kalah akan menuruti semua perintah yang menang dalam jangka waktu 2 minggu. Setuju?" Saran Cam benar benar konyol.

"Yang benar saja, Cam?! 2 minggu?!" Ujarku tak setuju.

"Baiklah. 1 bulan! Deal?!" Bukannya mengurangi jangka waktunya, dia malah menambahnya.

"Deal!" jawab Matt.

"Bagaimana denganmu, Aaron?" Tanya Cam diikuti pandangan Matt&Nash kearahku.

"Baiklah. Aku ikut." Jawaku pasrah.

"Kalau kau, Nash?" sekarang giliran Nash yang ditanyai. Dia hanya menundukkan kepalanya dan tak lama kemudian menggelengkannya.

"Kenapa? Ada apa ini?" Ucap Cam tak percaya.

Nash P.O.V

Mereka menjadikan Vio sebagai bahan taruhan?! Yang benar saja. Aku tidak mau terlibat dalam hal ini. Aku tidak mau menyakiti hatinya. Dia terlalu baik untuk dipermainkan.

"Kenapa? Ada apa ini?" cam menatapku dengan tatapan curiga.

"A-aku hanya sedang malas saja melakukan hal ini." alibiku

"Ayolah,nash. Biasanya kau bersemangat sekali kalau ada hal yang menyangkut taruhan." sekarang giliran matt yang bicara.

"Sudahlah. Aku hanya sedang malas saja. Lagipula tidak ada bedanyakan aku ikut maupun tidak." jawabku dengan malas. Jujur aku hanya tidak ingin hati gadis polos itu terluka.

"Baiklah. Tapi jangan menyesal dengan keputusanmu itu Mr.Grier." ujar aaron. Aku hanya memutar bola mataku dan kembali kelayar iPodku.

***

Malam ini aku tidur dengan ketiga lelaki konyol ini lagi (hayes,cam dan matt). Aku terus mencoba untuk tidur,tapi gagal. Aku terjaga semalaman. Tiba tiba muncul sesuatu diotakku.

Aku akan menghubunginya.

Ah,tidak. Yang benar saja,ini sudah jam 10.12 pm dan pasti dia sudah tidur.

Apa salahnya mencoba?

Terjadilah perdebatan antara sisi baik dan sisi buruk hati kecilku. Akhirnya aku memutuskan untuk menghubunginya lewat iMessage.

To: Viollyn

Hai,are you've been sleep?

Aku masih belum mendapat jawaban darinya,mungkin dia sudah tidur. Akhirnya aku memilih untuk mencoba tidur dan mebaringkan diriku diatas kasur yang lumayan empuk. Dan mencoba memejamkan mataku perlahan.

Dret! Dret!

Aku tersentak dan membuka mataku saat mendengar iPhoneku bergetar diatas meja kecil disampingku. Aku menggeser lockscreennya dan mendapat sebuah pesan.

From: Viollyn

Nope. Who is it?

Akhirnya dia membalas message ku juga.

To: Viollyn

It's nash. Maaf kalau aku mengganggumu.

Setelah itu aku tidak mendapatkan jawaban lagi darinya. Mungkin dia sudah tidur,jadi aku memutuskan untuk tidur juga.

Viollyn P.O.V

"I'm home!" seruku sesampainya dirumah.

"Dari mana saja kau? Jam segini baru sampai?" tanya stev yang ternyata sudah menungguku diruang tv. Dia menatapku tajam sambil menyilangkan kedua tangannya didada.

"Aku kan sudah bilang,aku diajak shawn untuk bertemu temannya. Dan diperjalanan tadi,mobil shawn habis bensin sampai akhirnya kami berdua harus mendorongnya." jelasku panjang lebar.

"Sudahlah,stev. Biarkan adikmu istirahat dulu,kasiankan dia kelelahan pasti." lanjut mom yang sedang duduk disofa. Aku langsung menghampiri mom dan memeluknya.

"Dasar manja." kata stev tak terima. Aku hanya menjulurkan lidahku kearahnya.

Aku lelah sekali hari ini. Seperti yang kuceritakan tadi,mobil shawn habis bensin ditengan jalan yang sepi dan jauh dari keramaian,makanya kami harus mendorongnya sampai ada pombensin.

Aku membuka knop pintuku,menaruh tas ku diatas meja rias,dan langsung menjatuhkan diriku keatas kasur.

Dret! Dret!

iPhoneku bergetar dan aku segera mengambilnya disaku celanaku. Ada pesan,tapi aku tak pesan itu dari siapa.

From: Unknow Number

Hai,are you've been sleep?

Siapa ini? Seingatku aku tidak pernah memberikan nomerku ke orang yang tak kukenal.

To: Unknow Number

Nope. Who is it?

Dengan bermodalkan penasaran,akhirnya aku membalas message itu.

From: Unknow Number

It's nash. Maaf kalau aku mengganggumu.

Nash?oh iya,aku baru ingat kalau tadi siang dia meminta nomerku,dan terlalu malas untuk membalas pesan darinya. Lagipula mau apa lagi sih dia? Apa ada yang darurat sampai harus menggangguku semalam ini?

==============================

Beside You - n.g [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang