Chapter 14

242 18 1
                                    

Nash P.O.V

"Jadi?" Tanyaku to the point. Pria galau didepanku—yang tak lain adalah Mr.CamDall—sungguh membuat kupingku berdenyut mendengar keluhannya tentang wanita misterius itu sepanjang hari.

"Aku rasa,aku mulai tertarik padanya. Dia berbeda, Nash. Kau tau itu kan?" Jawab Cam sambil terus memandangi instagram Abbel.

"Kalau begitu kenapa tidak langsung menyatakannya saja? Dia harus tau perasaanmu untuknya." Saranku

"Mudah mengatakannya, man. Tapi sangat sulit untuk dipraktikan." Jawab Cam

"Hanya mengatakan saja dengan mulutmu. Apa susahnya?"

"Kalau begitu kenapa tidak mencoba duluan saja, Nash?" Jawabnya tanpa melepas pamdangan dari ponselnya. Aku tertegun. Benar juga,tapi Vio pasti akan menganggapku main-main jika menyatakannya sekarang.

"Kau pun tidak bisa'kan? Sudahlah,apapun alasanmu untuk tidak menyatakan perasaanmu pada Vio, itu juga alasanku tidak menyatakannya pada Abbelku." Ujarnya lalu tiba-tiba terkekeh. Aku rasa dia mulai gila.

"Terserah kau saja."

***

Tebak apa yang aku lakukan sekarang?

Bermalas-malasan dirumah? Salah. Itu sudah terlalu sering.

Membuat video dengan Magcon? Tidak untuk kali ini.

Bermain dengan Skylynn? Mmm kurasa juga tidak.

Pergi bersama Vio? Lebih dari itu.

Baiklah akan aku beri tahu. Hari ini adalah akhir pekan, dan Vio mengajakku hiking. Jadi, disinilah aku, menunggunya sedang mengemasi barang untuk 5 hari kedepan. Harusnya dia sudah siap sekitar jam tujuh, tapi aku datang lebih pagi karena terlalu semangat. Bagaimana tidak? Kami akan pergi hiking berdua. Hanya berdua. Aku ulangi, AKU DAN VIO. BERDUA.

Terdengar langkah kaki dari arah tangga. Aku bamgun dari sofa dan menatap Vio. Dia sudah siap dengan celana training dan hoodie-nya. Lengka dengan ransel besar ala pendaki.

Aku terpikat, bahkan dia masih terlihat cantik walau tidak memakai dress floralnya.

"Maaf membuatmu menunggu lama, Ham." Ujarnya saat sudah berdiri dihadapanku yang masih mematung karena terlalu mengaguminya.

"Kau sudah siap?" Tanyaku. Vio mengangguk. Sebagai gentle man aku membantu membawakan ranselnya.

Sepanjang perjalanan kami membicarakan banyak hal sampai akhirnya terhenti karena ponsel Vio berbunyi. Vio sempat memandangnya dan mematikan ponselnya. Aku menoleh sekilas dan melihat mukanya blushing.

"Ada apa? Kenapa tidak diangkat teleponnya?" Tanyaku.

"Mmm... Sebenarnya..."

"Ada apa, Vio?" Tanyaku makin penasaran.

"Sebenarnya... Itu bunyi alarmku." Jawabnya. Aku melihat jamku dan tertawa.

"Alarm-mu baru berbunyi tepat pada jam 10.00 am. Apa kau serius, Vio?" Ledekku

"Aku tahu. Tapi ini weekend, Ham. Aku biasa memasang alarm agak siang agar tidurku tidak terganggu." Bela Vio sambil mengerucutkan bibirnya. Aku hanya terkekeh.

Cameron P.O.V

Beginilah nasib seorang jomblo, hanya berdiam diri dan menatap layar televisi dengan tampang menyedihkan. Apa yang harus kulakukan diakhir pekan ini? Nash meninggalkanku sendiri karena lebih memilih pergi hiking bersama wanita pujaannya. aku mencoba menghubungi satu per satu anak-anak Magcon tapi tidak ada yang mau datang kerumahku dengan suka hati. Dan yang menyedihkan lagi adalah... Aku terkena kutukan oleh Nash sebelum dia pergi.

Beside You - n.g [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang