Felix menekap lembut telapak tangannya di dahi Jihyo . Terasa sedikit bahang panas . Sudah dua hari Jihyo tidak ke sekolah sejak kejadian tempoh hari dia di serang oleh Mijoo . Dua hari itu juga Jihyo mengalami demam panas . Felix kerap datang melawat Jihyo .
Keluhan berat dilepaskan oleh Felix .
Mungkin silapnya pergi menegur Mijoo sehingga Mijoo bertindak menyerang Jihyo . Felix membetulkan duduknya . Selimut yang menyelimuti Jihyo dia betulkan ." Oppa--- "
Felix toleh .
" Chu , datang dengan siapa ? "
Tanya Felix . Risau pula budak Chu ni datang ke hospital seorang diri ." Chu datang sorang je .
Dengan bas .
Eomma dekat cafe .
Ramai orang . Chu datang sebab eomma kirimkan sup rumpai laut dengan jjangmyeon . . " plastik berisi dua bekas itu dia berikan kepada Felix ." Jjangmyeon tu eomma bagi dekat oppa .
Oppa makanlah "" Nae , gomawo "
Chu duduk bersila dibirai katil .
" Kesian unnie---
asyik tidur sebab penat " Chu sebek sedih tengok kakaknya itu . " Chu jaga unnie ya .
Oppa ada urusan sikit . . "" Nae , oppa--- "
" Ermm--- ah "
" Unnie , waeyo ? "
Tanya Chu apabila dengar Jihyo mengaduh sakit . Felix yang mahu keluar patah balik mendekati katil . Wajah itu tampak benar-benar risau . " Kenapa ni ? " tanya Felix pula ." Tangan unnie sakit "
adu Jihyo .
" Jap , Chu panggil doctor .
Oppa tengok unnie " Chu cepat-cepat keluar dari wad tersebut ." Sakit sangat ? "
Felix duduk disebelah Jihyo yang sudah bersandar dikepala katil . Jihyo angguk seraya memegang tangannya yang berbalut . Kedengaran tangisan kecil Jihyo .
" Shh--- nanti doctor datang "
Felix memeluk Jihyo . Airmata Jihyo dia kesat dengan jari ." Hiks--- Mijoo asyik ada masalah dengan saya je . . " gomel Jihyo . " Dah--- jangan fikirkan sangat pasal tu . Nanti aku jumpa dia . Okay--- dah dah " belakang badan Jihyo dia tepuk-tepuk perlahan .
" Awak pun nanti nak pindah dekat Yonsei . Nanti awak tinggal saya--- " rengek Jihyo dengan esakkan . " Aish--- aku ada kan ni . Aku tak fikir pun lagi pasal tu . Kau tak payahlah fikir . Itu hal aku biar aku je fikir . Sekarang aku ada dengan kau . Tak akanlah kau sakit macam ni aku nak tinggal . Kau tanggungjawab aku " sempat pula Felix membebel .
" Mijoo--- "
Haruto berlari anak kearah Mijoo yang sedang duduk disebuah bangku .
" Wae kau buat Jihyo macam tu ? " tanya Haruto sebaik sahaja berdiri di depan Mijoo .Mijoo berdiri .
" Kenapa semua orang nak bela dia ?
Haru--- awak tahu tak Felix marah saya . Semua disebabkan Jihyo yang mengadu bukan-bukan pasal saya .
Awak tahu kan saya dengan Felix rapat . Kalau awak di tempat saya apa yang awak rasa ? "" Jihyo tak akan mula kalau kau tak mula dulu " Haruto membidas . Dia kenal Jihyo bagaimana . Jihyo tak akan mulakan kalau orang tak kacau dia . " Wae ? " mata Mijoo berkaca .
" Wae awak membela dia ?!
Kalau awak suka dia cakap jelah " tanya Mijoo dengan nada kuat .
" Wae semua orang nak bela dia sampai semua nak marah saya ? "" Nae--- saya suka dia "
pengakuan Haruto membuatkan Mijoo terdiam . " Salahkah aku membela orang yang aku suka , Mijoo ? bahkan satu benda yang kau sayang terjatuh pun kau akan kutip semula "" Awak mengkhianati Felix "
ujar Mijoo ." Mijoo--- tidak semua benda dalam dunia ini kita boleh miliki . Aku bahkan sanggup disimbah dengan air panas daripada mengkhianati sahabat baik aku sendiri . Apa kau fikir aku sanggup mengkhianati Felix ? " balas Haruto . Tidak pernah dia terfikir untuk mengkhianati sahabat sebaik Felix .
" Awak sanggup tengok orang yang awak sayang dengan orang lain , Haru ? " pertanyaan Mijoo diangguk oleh Haruto .
" Asalkan dia bahagia .
Keduanya aku sayang , Mijoo .
Apakah kau tak merasa cukup mulia apabila kau sanggup melihat orang yang kau sayang bahagia ? atau kau lebih sanggup berdiri diatas penderitaannya ? "" Ani--- saya tak boleh , Haru .
Saya tidak sekuat awak .
Hati saya akan hancur merintih apabila saya lihat Felix bersama dengan Jihyo . . mianhe " balas Mijoo bersama airmata yang mengalir dipipi ." Sebab kau tak cuba .
Kalau kau cuba pasti kau akan mampu seperti aku "" Jangan samakan saya dengan awak .
Kita berbeza "
Mijoo menapak pergi .Haruto pusing melihat Mijoo yang sudah menjauh .
" Kau terlalu inginkan kebahagiaan yang tidak mudah digapai , Mijoo "++
SEMINGGU KEMUDIAN .
" Felix ! "
" Ya--- cikgu ? "
Felix menghampiri Cikgu Paul selaku jurulatih bola sepak sekolah . " Kamu tidak dapat panggilan dari Yonsei ke ? tak ada perkembangan apa-apa ? " soalan Cikgu Paul membuatkan raut wajah Felix berubah ." Ada , cikgu "
Jawab Felix lambat-lambat ." Dorang dah tetapkan tarikh awak akan dipindahkan kesana kan ? awak dah buat persiapan ? " pertanyaan Cikgu Paul digeleng pelan oleh Felix . Berat hati untuk dia pergi .
" Kenapa awak tak buat persiapan lagi ?
masa sebulan bukannya lama Felix . Tak akanlah awak masih memikirkan untuk pergi atau tidak ? "" Saya rasa saya tidak bersedia lagi , Cikgu "
" Tidak bersedia ?
Awak tidak boleh begini , Felix .
Awak satu-satu nya harapan sekolah ini . Mereka terlalu mengharapkan perpindahan awak kesana . Felix jangan kecewakan saya . Saya melatih awak untuk awak jadi pemain bola sepak yang dikenali dan mampu bermain setaraf pemain antarabangsa . Jangan menolak bintang yang hampir awak gapai , Felix " kata-kata Cikgu Paul membuatkan Felix terdiam .Perasaan Felix berbelah bahagi .
Berat hati dia untuk berpindah dan berjauhan dari Jihyo .Jihyo yang ketika itu berdiri disebalik dinding mendengar perbualan mereka . Raut wajah Jihyo benar-benar sugul . Tidak sangka masa begitu cepat berlalu . Dia tidak mahu berjauhan dari Felix . Tapi dia tahu impian Felix sebagai seorang pemain bola sepak yang dikenali .
Jihyo pusing kebelakang mahu pergi dari situ . Tapi dia bertembung pandang dengan Haruto . Haruto pandang Jihyo dengan rasa simpati kepada gadis itu . Pasti Jihyo sangat sedih sekarang ini .
" Nah--- "
Jihyo dongak .
Air tin yang dihulurkan oleh Haruto dia ambil . " Gomawo "
Haruto duduk disebalah Jihyo ." Haru, saya ni pentingkan diri sendiri ke ? "
Tanya Jihyo .
Terasa dirinya pentingkan diri sendiri .
" Kenapa awak tanya macam ni ? "
Haruto bertanya kembali ." Haru , saya tak mahu Felix pergi .
Tapi saya tahu itu impian dia .
Saya rasa saya pentingkan diri saya " Jihyo tunduk pandang air tin ditangannya . " Jihyo, kadang-kadang kita perlu pentingkan diri sendiri untuk orang yang kita sayang . Tapi rasa bersalah itu pasti ada " Haruto pandang Jihyo . Airmuka itu benar-benar keruh . Tidak segembira selalu .Mata Jihyo berkaca .
Bunyi tangisan kecil kedengaran .
" Haru , saya tak nak jadi penghalang impian dia "...
BERSAMBUNG .