vera mengerjapkan mata beberapa kali, akibat dari rangsangan sinar matahari yang mulai terik. gadis itu menegakkan tubuh dan melirik ke sekitar.
yang pertama didapatinya adalah leo dengan wajah damainya sedang tertidur pulas di bahunya. dan entah dari mana ada selimut yang membungkus tubuh mereka.
vera langsung berteriak tanpa suara, sontak bangkit. membuat kepala leo terjatuh dan menatap bangku tempat keduanya berteduh.
perlahan leo membuka mata, berusaha mencerna apa yang ada di hadapannya. ia pikir ia sedang berhalusinasi karena melihat wajah rupawan erin terpampang jelas.
nyatanya setelah mengusap mata berkali-kali, ia menghela nafas kecewa karena yang ada di hadapannya adalah vera.
"lo yang ambil selimut?" tanya vera masih dengan air muka panik.
leo masih belum berhenti mengusap mata. "enggak lah, ngapain gue ambil selimut. lagian dari mana dapetnya?"
"eh udah bangun?" tiba-tiba saja bibi pemilik toko bunga berdiri di depan pintu sembari tersenyum manis dengan dua gelas cokelat panas.
"bibi yang kasih selimutnya, nak. tadi pagi bibi liat kalian kedinginan. oh ya, ini diminum cokelatnya."
tanpa rasa ragu atau canggung, keduanya kompak menerima cokelat panas dari bibi.
biasanya menerima minuman dari orang yang tidak dekat akan menyebabkan situasi canggung, tapi vera dan leo sedang benar-benar haus saat ini.
terutama vera yang tak minum sejak siang kemarin di bukit. kalau leo mungkin karena kebiasaannya minum setelah bangun pagi.
"ini jam berapa?" leo mendongak menatap sang bibi dan vera bergantian sembari menyeruput cokelat panasnya.
vera mengecek ponselnya, sayangnya benda pipih itu sudah tak memiliki daya lagi.
"jam setengah sembilan nak, itu mataharinya udah terik. tadi aja udah ada beberapa pelanggan dateng," jawab si bibi.
leo membelalakkan mata terkejut. ia teringat janjinya untuk merayakan ulang tahun erin jam sepuluh nanti. mereka sudah berjanji untuk bertemu hari ini.
pria itu bergegas berdiri, menaruh selimut ungu dan gelas yang sudah tak berisi itu di bangku.
"bibi makasih ya, aku mau pulang dulu. lo juga ra, ati-ati, bye." tanpa menunggu balasan dari kedua wanita yang masih berdiri itu, leo langsung berlari pergi dari toko bunga.
vera menarik kembali lengannya yang tadi berusaha menahan leo agar membiarkannya singgah di rumah danau itu lagi.
si gadis menghela nafas. dengan sendu, ia kembali menyeruput cokelatnya.
bibi menatap vera dengan tatapan iba. ia paham apa yang terjadi pada gadis itu.
"berapa lama?" tanya si bibi tiba-tiba.
vera menekuk salah satu alisnya, menatap bingung sang bibi. "kamu sudah suka dia berapa lama, nak?" ulang sang bibi dengan kalimat yang lebih jelas.
tak berminat menjawab, vera mengalihkan tatapan ke sembarang arah. netranya menatap nanar kumpulan bunga di vas.
"enam tahun," jawabnya.
he poisoned the well, she was lying to herself, old fashioned they were cursed
—getaway car—
KAMU SEDANG MEMBACA
getaway car | sunchaeng
Fanfiction❝everything starts in a getaway car❞ ft. sunwoo the boyz and chaeyoung fromis_9 short story.