[dua belas]

117 40 2
                                    

"lala?" leo menjatuhkan rahang, tak percaya melihat vera datang ke rumahnya lagi. ia pikir vera tak akan kembali sebab rasa bencinya yang sudah mencapai batas normal.

vera menunduk dan memainkan kukunya, tak berani menatap leo. "gue ngga tahu harus kemana, udah malem soalnya."

leo menarik pintu rumahnya sedikit lebih lebar, membiarkan vera masuk ke rumah dengan dinding kayu itu.

"gue baru aja mau ke rumah lo," ungkap leo jujur.

pria itu melepas kembali jaketnya dan menempatkan diri di sofa. vera masih menunduk malu, tak tahu harus berbuat apa.

"tentang kemarin," ujar keduanya berbarengan.

leo dan vera kompak berkontak mata beberapa detik sebelum akhirnya saling membuang pandangan malu.

"gue minta maaf," ujar leo mendahului.

"gue rasa ngga sebaiknya gue ngusir lo kayak kemarin. dan soal perasa—"

tak ingin mendengar lebih lanjut. vera memotong pembicaraan, "gue juga minta maaf. gue sadar ngga semua orang perlu ditemenin. gue cuma ngga mau lo menjauh aja, le."

leo hendak berbicara, namun terpotong karena vera mendahului. gadis itu tak ingin membahas soal perasaannya kemarin.

"gue mau ambil susu di kulkas dulu."

vera bangkit berdiri, namun belum sempat ia berjalan pergi, pergelangan tangannya sudah terlebih dulu dicekal oleh leo.

"duduk, gue mau ngomong." pria itu berujar mengintimidasi, vera terpaksa kembali duduk.

"gue juga suka sama lo."

vera menatap leo terkejut. "lo ngga serius. lele, lo baru aja putus dari erin."

"gue yakin sama perasaan gue. gue cuma ngga tahu aja gimana ngungkapinnya dari dulu," ujar leo berusaha meyakinkan.

"gue yang engga yakin. we need some time."

"let's just start over, la. kita bisa pergi dari sini ke tempat yang jauh. restart semuanya dari awal, just the two of us."

vera menatap sang sahabat tak yakin. "yang lo maksud kita pindah dari sini? kemana? kapan? kita ga punya rencana, bodoh."

"somewhere far away, now. jangan mikir rencana, let's just go. kita bisa hidup bebas, lo ngga perlu bertengkar lagi sama bonyok lo. same with me, gue juga bisa lepas dari semua masalah gue di sini."

"why should we?"

"because when we can't fix something, we just need to ride a getaway car."

the great escape, the prison break

—getaway car—

getaway car | sunchaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang