[tiga belas]

162 42 11
                                    

vera berjalan mengendap-endap di balik gulita. beberapa jam lalu ia masih bergumul dengan perasaannya dengan pikirannya, dan kini ia menyelinap di dalam rumahnya sendiri.

tangannya beralih membuka lemari pelan-pelan, mengambil satu per satu baju dan memasukannya ke tas. begitu juga dengan beberapa barang lainnya.

merasa cukup, vera akhirnya keluar dari kamar. kini tujuannya adalah mencari buku tabungan. buku tabungan dengan isi puluhan juta yang disiapkan sang ibu dari lama.

buku tabungan inilah yang menjadi sumber pemicu masalah dengan sang ayah. ayahnya yang rakus harta itu mengincar buku tabungan ini sejak dulu.

nyatanya, vera juga tak pernah tahu letak benda terkutuk itu. ia bahkan tak pernah melihat wujud aslinya. lebih parah lagi, ia bahkan tidak akan tahu jika sang ayah yang brengsek tak memicu pembicaraan tentang buku tabungan itu.

vera menggeledah semua laci yang ada di ruang tamu, hingga sampai pada laci terakhir. laci ini terletak di bagian paling bawah, entah bagaimana tapi vera baru pertama kali melihatnya.

ditariknya laci itu, dan benar saja. ada sebuah buku tabungan dengan nama lengkapnya di sana. cepat-cepat ia memasukkan buku tabungan itu ke dalam tasnya.

jika kalian pikir vera sudah selesai dengan urusannya, kalian salah. vera mengambil secarik kertas dan spidol, menuliskan beberapa kalimat perpisahan untuk sang ibu.

ia menempelkan secarik kertas itu di antara belasan polaroid yang menunjukkan sang ayah ketika sedang memukulnya dalam keadaan mabuk. ia menyertakan juga beberapa polaroid yang menunjukkan luka-lukanya di sekujur tubuh.

vera mungkin tak akan bisa menuntut si brengsek, tapi setidaknya ia yakin dengan bukti-bukti yang ia pajang sang ibu akan berubah pikiran. baginya, itu sudah merupakan balas dendam yang cukup.

vera tersenyum tipis sebelum terburu-buru meninggalkan rumahnya. ia segera masuk ke mobil porsche 911 milik leo.

"lo lama banget sih!" ujar leo kesal.

"ya coba aja lo yang di posisi gue," balas vera tak kalah kesal sembari menaruh tasnya di jok belakang.

"bodat, kita pergi sekarang."

keduanya melempar senyum senang untuk beberapa detik sebelum mesin menyala dan melaju cepat membelah jalanan lenggang.

leo membuka atap mobil, membiarkan vera berdiri di jok belakang. si gadis meresapi dinginnya angin malam yang berasal dari laut di sebelah kanannya, menusuk kulitnya.

leo menatap sahabatnya itu dari kaca spion, ia tersenyum tipis. seraya melajukan mobil dengan kecepatan yang semakin tinggi.

ridin' in a getaway car, there were sirens in the beat of their heart

—getaway car—

finish! akhirnya selesai juga hahahah. honestly, ini bukan salah satu work terbaik aku, lebih kaya tulisan random aja. fully inspired by getaway car by taylor swift. semua yang ada di cerita ini ga akan pernah ada kalo ga ada lagunya hehe. but however, it's been fun and enjoyable to write this. aku harap semuanya enjoy yaa! from now on, good bye!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

getaway car | sunchaengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang