"Minyeon jangan lari-lari nanti jatuh" Teriak jaemin
Bruukkk
"Huaaa~"
"Minyeon gwenchana?" Jaemin dengan sigap langsung membantu anaknya berdiri
Ceklek
"Jun lo nan--" Omongan jeno terpotong saat melihat anak kecil yang berada di gandengan renjun
"Yebin~" Teriak chenle dan langsung memeluk yebin
"Nuguseyo?" Tanya yebin bingung
"Kamu beneran gak inget? Coba deh perhatiin lagi baik-baik" Chenle mendekatkan wajahnya
"Apaan sih jangan gangguin anak gue" Sahut renjun mendorong chenle
"Ah~ paman yang waktu itu datang ke rumah kan?" Chenle tersenyum sambil menganggukan kepalanya
"Lo dateng ke rumah yiren? Ngapain? Ani (renjun menggelengkan kepalanya), Kapan? Kok gak bilang gue?" Tanya renjun berturut-turut
"Emang harus banget gitu laporan 24 jam ke lo" Jawab chenle santai
Ditengah perdebatan mereka tiba-tiba yebin melepas gandengan renjun dan berjalan menghampiri sesuatu yang menarik atensinya
"Gwenchana?" Yebin membuka tas kecil yang ia bawa dan mengeluarkan sesuatu dari sana
"Tutup matamu dulu, aku akan membersihkan lukanya sebentar" Minyeon dengan polosnya mengikuti perintah yebin
"Ini akan sedikit sakit tapi tahan sebentar" Lanjut yebin
"Siapa namamu?" Tanya yebin
"Minyeon, na minyeon"
"Tetap pejamkan matamu sebelum aku menyuruh mu membukanya" Sahut yebin cepat saat minyen membuka matanya
"Apa hal yang paling kau sukai di dunia ini?" Tanya yebin lagi
"Menghabiskan waktu bersama appa, tapi aku tak bisa melakukan itu karena appa ku seorang idol" Jaemin yang mendengar itupun merasa bersalah
"Tapi aku bahagia karena appaku menemaniku sekarang" Satu senyuman tersungging di bibir minyeon saat menceritakannya
"Aku selalu bilang ke eomma kalau aku ingin berulang tahun setiap hari agar appaku terus disamping seperti sekarang" Lanjut minyeon. Entah kenapa yebin ikut terbawa suasana saat mendengar cerita minyeon
"Jadi hari ini hari ulangtahun mu?" Minyeon mengangguk semangat
"Sengil chukkae minyeon-ah~"
"Aaauuu... sakit" Teriak minyeon saat yebin membersihkan lukanya
"Mian"
"Supaya tak terlalu sakit, bayangkanlah sesuatu yang bahagia, emm... seperti.... appamu selalu menemanimu setiap hari, bahkan kau bisa melihatnya saat bangun dan sebelum tidur" Minyeon tersenyum membayangkan perkataan yebin
"Cha, sekarang sudah selesai, kau boleh membuka matamu"
"Gomawo yebin-ah~"
"Dengan menutup lukamu seperti ini kau akan lebih cepat melupakannya karena lukanya tak terlihat" Kata yebin
Tanpa sadar renjun meneteskan air matanya, ia tak menyangka anaknya tumbuh dengan baik tanpanya. Ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya.
"Apa aku boleh berteman denganmu?" Tanya minyeon
"Tentu saja" Jawab yebin yang membuat minyeon tersenyum manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin - Huang Renjun
Fanfiction[COMPLETED] Cerita ini hanya sebuah fiksi. Baper ditanggung penumpang. Banyak typo bertebaran. Selamat membaca~