"Istirahatlah"
"Ada apa?" Tanya Renjun yang baru saja masuk
"Sepertinya Yebin demam"
"Apa aku tak usah berangkat hari ini?"
"Ani, berangkat lah, aku sudah biasa menanganinya sendiri, tak usah khawatir"
"Kau mengungkitnya lagi"
"Aniyo, bukan itu maksudku. Aku hanya mengatakan itu agar kau tak mengkhawatirkan Yebin"
"Berangkatlah, Yebin akan sembuh nanti setelah minum obat. Bukankah sebentar lagi kalian akan menyelenggarakan tour? Kau perlu banyak latihan" Lanjut Yiren
"Sungguh tak apa?"
"Achooo~" Yiren dan Renjun langsung menoleh ke arah Yebin
"Okey aku akan mengabari manajernim untuk memberiku libur hari ini"
"Aku tak ingin dibantah!" Lanjut Renjun
"Yebin-ah gwenchana? Apa perlu Appa bawa ke dokter?"
"Gwenchana, Yebin hanya perlu istirahat dan minum obat. Appa tak perlu sampai mengambil libur hari ini"
"Eumm~ Appa akan menemanimu di rumah" Sahut Renjun menggeleng cepat
"Kalau gitu Eomma akan membuatkan bubur untukmu dulu" Sahut Yiren
***
"Otte?"
"Hyunjin! Aku bertanya padamu bagaimana dengan gaun ini!"
"Ah, Yeppeo"
"Hanya itu?"
"Eoh?"
"Apa hanya itu komentar yang bisa kau berikan? Ani~ kau bisa berkata itu terlalu terbuka atau itu kurang cocok untuk konsep pernikahan kita nanti. Tapi lihatlah sedari tadi kau hanya bilang joha, Yeppeo" Cerocos Remon sambil menirukan nada bicara Hyun Jin
"Mian~"
"Apa kau tak peduli dengan pernikahan ini? Cih~ sepertinya hanya aku yang peduli dengan pernikahan kita. Dwesseo! Kau boleh pergi jika pekerjaanmu itu lebih penting, lagian kau sangat suka kan menghabiskan waktu dengan penggemar mu itu, pergilah! Aku bisa mengurus semuanya sendiri" Kesal Remon
"Tidak seperti itu, joseonghaeyo~ Eoh?"
"Arasseo, aku tak akan seperti tadi lagi. Mianhae~"
"Kau memaafkan ku kan?" Cerocos Hyunjin
"Lepas, ini sangat gerah" Kata Remon mendorong Hyunjin pelan dan masuk ke ruang ganti lagi
Setelah beberapa menit di dalam ruang ganti, Remon pun keluar dengan wajah yang cukup tidak enek dilihat
"Wah~ daebak! Kita ambil yang ini mbak! Sepertinya gaun ini sudah menemukan pemiliknya. Lihatlah, gaun ini memang di rancang untuk kau pakai"
"Cih~ bahkan aku tak menggantinya"
"Eoh?"
"Kau tak menyadarinya bukan? Sudah ku duga, kau memang tak pernah memperhatikan ku, sekarang bahkan aku ragu apa kau benar-benar ingin menikahi ku?"
"Geuge anira (bukan seperti itu), lihatlah, kau memang selalu cantik memakai gaun apapun itu, percayalah. Jadi bukan karena aku tak peduli ataupun tak memperhatikan mu. Gini aja, kita akan membeli semua gaun yang kau coba tadi, bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin - Huang Renjun
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Cerita ini hanya sebuah fiksi. Baper ditanggung penumpang. Banyak typo bertebaran. Selamat membaca~