Bab 16 You're Pretty, though

115 38 3
                                    

Satu setengah jam setelah duduk tanpa boleh bergerak ataupun bersandar di depan cermin akhirnya selesai.

"Hao le!*" pria yang menggunting rambutku ini melepas sentuhan akhir, dan membiarkan beberapa helai rambut di tangannya jatuh.

"Xiexie,"ucapku.

Rambutku dipotong, digulung dan jatuh ke bahu. Poni tipis dan ringan jatuh ke alis, dan menggulung. Aku tak percaya bagaimana hasil potongan dan gulungan begitu mempengaruhi penampilan seseorang.

Satu setengah jam lalu ketika aku menjelaskan bahwa aku menginginkan rambut yang dipotong seperti era 80-an, pegawai bagian kasir dan para penata lainnya terkekeh, lalu memberikanku pada laoshi penata satu ini.

"Ia bisa memberikan rambut yang kau mau,"kata mereka.

Ketika kujelaskan aku ingin memotong rambut yang menutupi dada hingga sebahu dan poni tipis di depan, ia mengangguk. Lalu ketika kujelaskan lagi bahwa aku ingin terlihat seperti rambut klasik era tahun kelahirannya, ia menatapku. "Selera unik,"komentarnya.

Tapi kemudian ia mulai mengerjakan proyeknya, menyisir, meniti dan memotong. Ia memotong poni tipis yang kemudian ia gulung, dan dinamai model Parisian. Aku tak pernah tahu poni bahkan punya nama model. Kemudian laoshi satu ini bersikeras kalau rambutku perlu digulung, diberi gelombang (dengan helm yang memancarkan panas di kepala) untuk mendapatkan hasil sempurna.

"Aku ingin rambutmu memancarkan karaktermu,"begitu katanya.

Semua orang di toko memanggilnya laoshi, sedangkan ia tampak muda dan mungkin hanya satu atau dua tahun di atasku. Ia lebih banyak diam ketika bekerja, dan membuka mulut hanya untuk memberi perintah melalui headset yang terpasang di salah satu telinganya. Mereka semua memasang headset di telinga mereka ketika bekerja.

Satu hal lain, Jaden ikut memerhatikan selama satu setengah jam laoshi itu bekerja dengan rambutku. Ia duduk di bangku belakang, dan aku bisa melihatnya melalui pantulan kaca bahwa matanya selalu mengikuti gerakan laoshi. Aku kira para lelaki takkan suka dengan hal-hal wanita. Atau aku salah? Laoshi dan para penata lainnya kebanyakan para lelaki, hanya pegawai kasir yang berupa wanita.

"Ya, kupikir rambutnya butuh diberi gelombang seperti rol sosis,"Jaden berkomentar ketika Laoshi menyarankan untuk menggelombang rambutku. Aku tak tahu kenapa para pria bersemangat soal rambut wanita. Dan untungnya aku setuju.

Tapi kemudian hasilnya tak mengecewakan-- melebihi harapan bahkan.

"Dan sekarang kau terlihat cantik seperti Wang ZuXian,"Laoshi tersenyum puas.

Aku hampir tak mengenal bayanganku, tak terlihat seperti diriku biasanya-- salah, aku hanya aku, namun menjadi diri yang baru. Perasaan tentang bagaimana orang-orang akan mengomentari rambutku musnah seketika. Ini sama sekali tidak jadul, ini sempurna!

"Ini persis yang kuinginkan,"aku menatapnya melalui pantulan kaca, "Lebih baik malah!"

Aku menjadi begitu bersemangat, dan tak bisa berhenti tersenyum.

"Jaden!" aku berbalik menghadapnya.

"Ka-kau terlihat cantik,"suaranya serak dan ia lebih seperti berbisik.

"Seharusnya kau menyeretku kesini sejak awal!" tawaku, dan menyentuh rambut yang baru lahir. Setelahnya Laoshi memotretku, yang katanya ingin ia publikasi di akun media sosialnya. Setelahnya aku membayar di kasir, dan beranjak keluar. Hanya setelah aku melihat motor Jaden yang terparkir, aku berbalik menghadapnya, yang mendapati ia tak memindahkan pandangannya dariku.

Girls Like YOU! (END!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang