Drrtttttt....
Getaran ponsel yang berada dalam saku celana menghentak Gina dari alam bawah sadarnya. Itu Sebuah alarm yang disetel Gina sebagai pengingat tuk menginjeksikan obat intravena selanjutnya sesuai instruksi dokter pribadi Bangtan.
Tepat saat layar ponsel menunjukan pukul lima pagi Gina pun terbangun, berusaha menegakkan kembali tubuhnya yang tertidur dalam posisi terduduk di sisi Yoongi dengan kepala menyandar pada pinggiran kasur. Kemudian meregangkan kedua tangannya ke atas sambil menguap lebar.
Yaampun rasanya Gina masih mengantuk sekali, masih ingin tidur barang semenit, karena kelopaknya baru bisa menutup sejak pukul empat pagi tadi. Semalam suntuk Yoongi terus mengigau—mungkin karena demamnya. Hingga Gina pun harus ikut terjaga semalaman dengan liputan rasa cemas yang menyambangi. Memastikan kondisi Yoongi berangsur membaik dengan berulang kali mengganti kompresan yang ada di kepala pria tersebut.
Untungnya sekarang demam Yoongi sudah turun, mendekati suhu normal atau mungkin sudah normal.
Usaha Gina tidak sia-sia bukan.
Seusainya memberikan suntikan, gadis itu kembali mendudukan diri di tempat semula. Memangku dagu sambil menyorot teduh wajah dingin Yoongi yang begitu putih dan nampak pucat di bagian bibirnya. Setidaknya yang sekarang terlihat jauh lebih baik dari yang semalam.
Gina berdecak, masih memandangi Yoongi lekat. "Apa jadinya kau kalau aku gak ada, ha? Dasar keras kepala!" sungutnya.
Dan setelah itu omelan Gina pun dimulai.
"Kalau sudah merasa ada yang tidak beres, kurang enak badan, yah langsung diobati dong, Yoonki. Jangan nunggu parah baru mau diobati."
Yeah, Gina ingat akan hari dimana dia dan Seokjin berbicara banyak hal mengenai Yoongi. Katanya, Yoongi itu memang nakal, kalau sakit suka disembunyiin. Nanti bila sakitnya sudah tak sanggup disembunyikan lagi baru deh dia mau menghubungi dokternya.
Alasannya sih karena tidak mau merepotkan dan membuat orang lain khawatir, tapi yang ada pria itu malah menyusahkan dirinya sendiri.
"Heh! Doktermu itu dibayar untuk mengobati kalian ketika sakit. Jadi jangan sungkan, itu sudah tugasnya."
"Satu lagi, kenapa sih susah banget disuruh minum obat?" protesnya memandangi paras sayup Yoongi yang tengah memejam.
Lantas menghela nafas panjang beriring sorotan mata yang berubah senduh. "Setidaknya, kalau gak mau minum obat, yah jangan sakit," pungkasnya melemah.
Bukannya berlebihan atau apa, Gina hanya khawatir. Sedih melihat Yoongi dalam keadaan seperti ini. Memilih tidak pulang dan terjaga semalaman Gina lakukan agar rasa khawatir itu tidak mengganggunya, meski sebenarnya pagi ini dia ada jadwal ujian di kampus. Tapi itu masih bisa dikesampingkan. Kondisi Yoongi tetap harus diutamakan untuk sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny With Bangtan (COMPLETED)
FanfictionTULISANNYA BERPROSES! Baca aja dulu 😁 Regina, seorang gadis biasa dengan berbagai masalah pelik yang mengelilingi hidupnya, secara tidak sengaja bertemu dengan seseorang secara online yang justru merubah hidupnya. Lantas memilih melarikan diri ke n...